Filsafat dibagi menjadi 5, yakni filsafat klasik, filsafat
abad pertengahan, filsafat renaissance, filsafat modern, dan filsafat
kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad
pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen, selanjutnya
filsafat modern didominasi oleh rasionalisme, filsafat renaissance merupakan
peralihan ketika
kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern, sedangkan filsafat kontemporer
didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern. Berikut pembahasan tentang
filsafat-filsafat tersebut:
1.
Filsafat
Periode Klasik (Abad 6 SM-2M)
Filsafat yunani telah mencapai kejayaannya sehingga
melahirkan peradaban yunani dan menjadikan titik tolak peradaban manusia di
dunia. Filsafat yunani telah menyebar dan mempengaruhi di berbagai bangsa diantaranya
adalah bangsa Romawi, karena Romawi merupakan kerajaan terbesar di daratan
Eropa pada waktu itu. Bangsa Romawi yang semula beragama kristen dan kemudian
kemasukan filsafat merupakan suatu formulasi baru yaitu agama berintegrasi
dengan filsafat, sehingga munculah filsafat Eropa yang tak lain penjelmaan dari
filsafat Yunani.
Para sarjana filsafat mengatakan bahwa mempelajari filsafat
Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Karena itu tidak ada pengantar
filsafat yang lebih ideal dari pada study perkembangan pemikiran filsafat di
negeri Yunani. Alfred Whitehead mengatakan tentang Plato: "All Western phylosophy is but a series of footnotes to
Plato". Pada Plato dan filsafat Yunani umumnya dijumpai problem
filsafat yang masih dipersoalkan sampai hari ini. Tema-tema filsafat Yunani
seperti ada, menjadi, substansi, ruang, waktu, kebenaran, jiwa, pengenalan,
Allah dan dunia merupakan tema-tema bagi filsafat seluruhnya.
Ada tiga filsuf dari kota Miletos yaitu Thales, Anaximandros
dan Anaximenes. Ketiganya secara khusus menaruh perhatian pada alam dan
kejadian-kejadian alamiah, terutama tertarik pada adanya perubahan yang terus
menerus di alam. Mereka mencari suatu asas atau prinsip yang tetap tinggal sama
di belakang perubahan-perubahan yang tak henti-hentinya itu. Thales mengatakan
bahwa prinsip itu adalah air, Anaximandros berpendapat to apeiron atau yang tak terbatas sedangkan Anaximenes menunjuk
udara.
Thales juga berpendapat bahwa bumi terletak di atas air.
Tentang bumi, Anaximandros mengatakan bahwa bumi persis berada di pusat jagat
raya dengan jarak yang sama terhadap semua badan yang lain. Sedangkan mengenai
kehidupan bahwa semua makhluk hidup berasal dari air dan bentuk hidup yang
pertama adalah ikan. Dan manusia pertama tumbuh dalam perut ikan. Sementara
Anaximenes dapat dikatakan sebagai pemikir
pertama yang mengemukakan persamaan
antara tubuh manusia dan jagat raya. Udara di alam semesta ibarat jiwa yang
dipupuk dengan pernapasan di dalam tubuh manusia.
Filosof berikutnya yang perlu diperkenalkan adalah
Pythagoras. Ajaran-ajarannya yang pokok adalah pertama dikatakan bahwa jiwa
tidak dapat mati. Sesudah kematian manusia, jiwa pindah ke dalam hewan, dan
setelah hewan itu mati jiwa itu pindah lagi dan seterusnya. Tetapi dengan
mensucikan dirinya, jiwa dapat selamat dari reinkarnasi itu. Kedua dari
penemuannya terhadap interval-interval utama dari tangga nada yang
diekspresikan dengan perbandingan dengan bilangan-bilangan, Pythagoras
menyatakan bahwa suatu gejala fisis dikusai oleh hukum matematis.Bahkan katanya
segala-galanya adalah bilangan. Ketiga mengenai kosmos, Pythagoras menyatakan
untuk pertama kalinya, bahwa jagat raya bukanlah bumi melainkan Hestia (Api),
sebagaimana perapian merupakan pusat dari sebuah rumah.
Pada Zaman Pythagoras ada Herakleitos Di kota Ephesos dan
menyatakan bahwa api sebagai dasar segala sesuatu. Api adalah lambang
perubahan, karena api menyebabkan kayu atau bahan apa saja berubah menjadi abu
sementara apinya sendiri tetap menjadi api. Herakleitos juga berpandangan bahwa
di dalam dunia alamiah tidak sesuatupun yang tetap. Segala sesuatu yang ada
sedang menjadi. Pernyataannya yang masyhur "Pantarhei
kai uden menei" yang artinya semuanya mengalir dan tidak ada
sesuatupun yang tinggal tetap. Filosof pertama yang disebut sebagai peletak
dasar metafisika adalah Parmenides. Parmenides berpendapat bahwa yang ada ada,
yang tidak ada tidak ada. Konsekuensi dari pernyataan ini adalah yang ada 1)
satu dan tidak terbagi, 2) kekal, tidak mungkin ada perubahan, 3) sempurna,
tidak bisa ditambah atau diambil darinya, 4) mengisi segala tempat, akibatnya
tidak mungkin ada gerak sebagaimana klaim Herakleitos.
2.
Filsafat
Abad Pertengahan (Abad 2M-14M)
Filsafat Yunani yang menelurkan banyak pemikir ulung,
memiliki tempat yang cukup berpengaruh pada perkembangan ilmu filsafat di abad
pertengahan. Pada masa itu, perkembangan kehidupan di dunia tidak bisa lepas
dari dua agama besar yang saat itu saling mempengaruhi, Islam dan Nasrani. Masyarakat
tersebut memiliki kontribusi besar dalam perkembangan dunia selanjutnya.
Pada masa pertengahan ini, terdapat periode yang membuat
perkembangan filsafat tidak berlanjut, yaitu pada masa skolastik Kristen. Hal
ini dikarenakan pihak gereja membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga
ilmu pengetahuan terhambat dan tidak bisa berkembang, karena semuanya diatur
oleh doktirn-doktrin gereja yang berdasarkan kenyakinan. Apabila terdapat
pemikiran-pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para gerejawan, maka
filosof tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat samapai pada hukuman
mati.
Secara garis besar filsafat abad pertengahan dapat dibagi
menjadi dua periode yaitu: periode Scholastik Islam dan periode Scholastik
Kristen.
a.
Scholastik Islam
Para Scholastic Islamlah yang pertama mengenalkan
filsafatnya Aristoteles diantaranya adalah Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada
orang-orang barat yang belum mengenal filsafat Aristoteles.
Para ahli fikir Islam (Scholastik Islam) yaitu Al-Kindi,
Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Gazali, Ibnu Rusyd dll. Mereka itulah yang memberi
sumbangan sangat besar bagi para filosof eropa yang menganggap bahwa filsafat
Aristoteles, Plato, dan Al-Quran adalah benar. Namun dalam kenyataannya bangsa
eropa tidak mengakui atas peranan ahli fikir Islam yang mengantarkam
kemoderenan bangsa barat.
b.
Scholastik Kristen
Pada masa ini kekuasaan agama masih begitu berpengaruh
terhadap perkembangan kehidupan filasafat, khususnya di kawasan Eropa. Adanya
tren perbudakan membuat para pemikir ahli terbatas hanya dari kaum agamis yang
berada di gereja saja, karena mereka yang diluar gereja terlalu disibukkan
dengan urusan melayani orang lain, daripada memikirkan hal- hal yang tidak
mengenyangkan seperti filsafat.
Pada masa ini perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan
sangat buruk.Karena pihak gereja membatasi dan melarang para filosof dalam
berfikir, sehingga ilmu pengetahuan dan filsafat tidak berkembang.
3.
Filsafat Renaissance (Abad 14M-16M)
Zaman Renaissance ditandai sebagai era
kembalinya pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman
peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu
kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini merindukan pemikiran yang bebas,
karena manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak
didasarkan atas campur tangan ilahi. Adapun factor penyebab dari upaya
pelepasan diri dari dogma-dogma agama,yakni:
a.
Pudarnya kewibawaan dewan gereja pada masa itu
dianggap terlalu banyak mencampuri kegiatan-kegiatan ilmiah
b.
Orang tidak lagi mempercayai nilai-nilai
universal yang dianggap terlalu abstrak, mereka lebih mendambakan nilai-nilai
individu yang bersifat konkret dan lebih banyak memberikan kesempatan untuk
menggunakan akal pikir secara bebas.
Pada
zaman Renaissance sudah mulai dirintis mengenai ilmu pengetahuan, ilmu
pengetahuan yang berkembang maju adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang
terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes Kepplerdan Galileo Galilei.
4.
Filsafat
Modern
Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat Modern. Pada
masa ini rasionalisme semakin kuat. Tidak gampang untuk
menentukan mulai dari kapan Abad Pertengahan berhenti. Namun, dapat dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu
berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance. Masa setelah Abad Pertengahan adalah masa Modern. Sekalipun,
memang tidak jelas kapan berakhirnya Abad Pertengahan itu. Akan tetapi, ada
hal-hal yang jelas menandai masa Modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan
manusia Barat, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
ekonomi. Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani-Romawi. Kebudayaan ini pulalah yang
diresapi oleh suasana kristiani. Di bidang Filsafat, terdapat aliran yang terus
mempertahankan masa Klasik. Aliran-aliran dari Plato dan mazhab Stoa menjadi
aliran-aliran yang terus dipertahankan. Pada masa Renaissance ini tidak
menghasilkan karya-karya yang penting.
Dari sudut pandang sejarah filsafat barat melihat bahwa masa
modern merupakan periode dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai
bermunculan dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis Barat. Filsafat Barat menjadi penggung perdebatan antar filsuf terkemuka. Setiap
filsuf tampil dengan gaya dan argumentasinya yang khas. Argumentasi mereka pun
tidak jarang yang bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, ada juga
yang sentimental. Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga
zaman atau periode, yaitu: zaman
Renaissans
(Renaissance), zaman Pencerahan Budi (Aufklarung), dan zaman
Romantik,
khususnya periode Idealisme Jerman.
Ada beberapa tokoh yang menjadi perintis yang membuka jalan
baru menuju perkembangan ilmiah yang modern. Mereka adalah Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1643). Sedangkan Francis Bacon (1561-1623) merupakan filsuf yang meletakkan dasar
filosofisnya untuk perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Dia merupakan
bangsawan Inggris yang terkenal dengan karyanya yang bermaksud untuk
menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan
teori baru.
Pada masa filsafat modern ini terdapat beberapa aliran yang
berkembang pada masa itu, diantaranya yaitu:
a.
Idealisme
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang
menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa. ide-ide
dan pikiran atau yangsejenis dengan itu. Aliran ini merupakan aliran yang
sangat penting dalam perkembangan sejarah pikiran manusia.
b.
Materialisme
Materialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap
bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik
adalah satu.
Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat
dari kaum agama dimana-mana. Hal ini disebabkan bahwa faham Materialisme ini
pada abad ke-19 tidak mengakui adanya Tuhan (atheis) yang sudah diyakini
mengatur budi masyarakat. Pada masa ini, kritikpun muncul di kalangan
ulama-ulama barat yang menentang Materialisme.
c.
Dualisme
Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang memandang alam
ini terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat materi dan hakekat rohani.
Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri sendiri, sama azazi dan
abadi. Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam. Contoh
yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini adalah terdapat
dalam diri manusia.
d.
Empirisme
Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang memandang alam
ini terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat materi dan hakekat rohani.
Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri sendiri, sama azazi dan
abadi. Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam Contoh
yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini adalah terdapat
dalam diri manusia.
e.
Rasionalisme
Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran
yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal.Selain itu, tidak ada sumber
kebenaran yang hakiki.
f.
Fenomenalisme
Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau faham yang
menganggap bahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan
kebenaran. Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala. Dia berbeda dengan
seorang ahli ilmupositif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan fungsi,
serta membuat hukum-hukum dan teori. Fenomenalisme bergerak di bidang yang
pasti. Hal yangmenampakkan dirinya dilukiskan tanpa meninggalkan bidang
evidensi yang langsung. Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, "a way of looking at things".
g.
Intusionalisme
Intusionalisme adalah suatu aliran atau faham yang
menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan
kebenaran.Intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak didasarkan
pada penalaran.Jadi Intuisi adalah non-analitik dan tidak didasarkan atau suatu
pola berfikir tertentu dan sering bercampur aduk dengan perasaan.
5.
Filsafat
Kontemporer
Filsafat Kontemporer yaitu cara
pandang dan berpikir mendalam menyangkut kehidupan pada masa saat ini. Misalnya orang dihadapkan pada tahun
2009, ya inilah zaman kontemporer kita. Tetapi istilah filsafat kontemporer
baru saja populer semenjak abad ke-20, ini merupakan tanggapan atas kebingungan
penyebutan filsafat masa kini.
Filsafat kontemporer ini sering dikaitkan dengan
posmodernisme, Dikarenakan posmodernisme yang berarti “setelah modern”
merupakan akibat logis dari zaman kontemporer. Posmodernisme menyaratkan
kebebasan, dan tidak selalu harus simetris. Contohnya seni bangunan posmodern
tidak terlalu mementingkan aspek keseimbangan dalam bentuk bangunan, melainkan
sesuka hati yang membangun atau yang sesuai request.
Kembali lagi kepada pemikiran kontemporer yang beranjak dari seni bangunan
tadi, sama halnya dengan itu, pemikiran filsafat kontemporer ini bebas.
Kebebasan dalam memakai teori, menanggapi, dan mengkritik selama kebebasan
tersebut merupakan suatu hal original.
Referensi:
No comments:
Post a Comment