Friday, December 23, 2016

Bumi Datar atau Bumi Bulat?


Untuk mengetahui sejarah perjalanan pengetahuan manusia tentang alam semesta, kita perlu kembali ke ribuan tahun yang lalu, saat awal peradaban manusia di Bumi. Salah satu hal yang membedakan manusia, Homo Sapiens, dibandingkan spesies lain adalah kemampuan untuk berimajinasi. Misal kayak gini, kalo spesies-spesies lain ketemu singa, katakanlah rusa atau kuda, mereka kira-kira bakal berpikir begini "hati-hati, singa!". Tetapi manusia, berkat imajinasinya, bisa berpikir gini, "hati-hati, singa itu dewa penjaga hutan ini!". Imajinasi tersebut telah membantu manusia buat survive dan menjadi spesies paling berkuasa di muka bumi ini. Kok bisa? berkat imajinasi, manusia juga bisa membentuk sebuah kelompok, organisasi atau hukum dan peraturan yang ga mungkin bisa dilakukan oleh spesies lain. Di sisi lain, imajinasi tersebut juga menciptakan mitos dan kepercayaan terhadap benda atau fenomena yang ada di dunia ini.
 
Di peradaban Mesir kuno, misalnya langit digambarkan sebagai wanita raksasa, berupa dewi Nut. Nut merentangkan kaki dan tangan ke 4 penjuru dunia sehingga menutupi bumi. Setiap pagi Nut melahirkan matahari dan malam harinya dia memakan kembali matahari. Siklus tersebut berulang setiap hari. Sementara itu, Geb, dewa bumi, berbaring di bawah langit (Nut). Geb digambarkan sebagai seorang laki-laki yang berbaring dibawah lengkungan langit Nut. Orang Mesir memiliki kepercayaan kalau gempa bumi itu disebabkan oleh Geb yang sedang tertawa. Sedangkan air laut di dunia ini merupakan air mata Nut ketika dipisahkan oleh Geb.
 
Berbeda dengan peradaban Mesir kuno yang menggambarkan alam semesta sebagai personifikasi dewa-dewi, di peradaban Babilonia, alam semesta dibagi menjadi struktur tiga lapis dengan bumi datar yang mengambang di atas air dan berada di bawah langit. Nah di peradaban Babilonia ini lah ilmu tentang perbintangan mulai maju, tapi meskipun begitu mereka masih menganggap benda-benda langit mempunyai kekuatas magis. Orang-orang membayangkan bentuk tertentu yang dihasilkan dari susunan bintang, dan menghubungkannya dengan aspek tertentu dari alam atau mitologi mereka. Orang-orang Babilonia percaya bahwa susunan bintang tersebut menentukan nasib manusia. Hal ini lah yang sekarang kita sebut dengan zodiak atau ramalan bintang. Sedangkan Matahari, Bulan dan planet-planet (saat itu yang ditemukan Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus) masing-masing diberi 1 hari sebagai persembahan. Jadilah satu minggu itu isinya 7 hari. Beberapa nama hari masih kita kenali sampai sekarang yaitu Sunday (matahari), Monday (bulan), Saturday (Saturnus).

1.      Dari Mitologi ke Rasionalitas
Pada awal peradaban Yunani Kuno, banyak juga sebenarnya pemikir-pemikir yang sudah mulai rasional, tapi masih berkesimpulan bahwa bumi itu datar. Misalnya, Thales berpendapat bahwa bumi berbentuk datar dan mengambang di air. Bumi ibarat kayu yang mengambang di tengah lautan. Anaximander meyakini bahwa bumi berbentuk silinder pendek dengan permukaan datar dan mengambang di udara. Anaximenes percaya bahwa benda-benda langit berbentuk datar, dan kemungkinan besar dia juga berpikir bumi berbentuk datar. Tetapi, yang membedakan argumen para pemikir di Yunani Kuno dengan sebelum-sebelumnya adalah, mereka sudah mulai berargumen berdasarkan pengamatan yang mereka lakukan, meskipun belum sempurna. Dengan kultur semacam itu, lahirlah tokoh seperti Aristoteles.
Apakah Aristoteles yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa bumi itu bulat masih jadi perdebatan di kalangan sejarawan. Namun pada 340 tahun sebelum masehi, beliau dipercaya menjadi orang pertama yang menulis pendapat tersebut dalam bukunya On the Heavens, Beberapa argumen yang Aristoteles kemukakan:
a.       Dia menyadari bahwa gerhana bulan disebabkan oleh Bumi yang berada diantara Bulan dan Matahari. Bayangan Bumi pada permukaan Bulan selalu bundar. Hal ini hanya mungkin bila Bumi bulat. Apabila Bumi datar, maka bayangannya lonjong dan hanya bulat apabila Bulan berada di atas ubun-ubun.
b.      Dari perjalanan yang pernah dilakukan dilakukan, orang-orang Yunani mengetahui bahwa Bintang Utara tampak lebih rendah di langit bila pengamat berada lebih ke selatan (karena terletak di atas kutub Utara). Bintang Utara berada tepat di atas ubun-ubun seorang pengamat di Kutub Utara, dan di atas horizon bila ia di khatulistiwa). Hal ini hanya mungkin bila Bumi bulat.
c.       Kapal yang muncul dan tenggelam di horizon (batas terjauh yang bisa teramati). Apabila ada kapal yang berlayar menjauhi kita, maka badan kapal tersebut akan tenggelam terlebih dahulu di horizon. Begitu pula sebaliknya, bagian atas kapal akan terlihat terlebih dahulu di horizon apabila mendekati kita.
Dari bukti-bukti tersebut, Aristoteles menyimpulkan bahwa bentuk bumi adalah bulat. Gagasan Aristoteles tersebut disepakati oleh filsuf-filsuf setelahnya seperti Euclid, Aristarchus, dan Archimedes. Selain itu, Aristoteles juga menduga Bumi tetap di tempat dan benda-benda langit yang mengelilingi Bumi, namun dia tidak memiliki landasan atas argumen tersebut. Sejak saat itu, bentuk bumi sudah jarang menjadi perdebatan lagi di kalangan filsuf Yunani Kuno.

2.      Geosentris vs Heliosentris
Diskusi tentang bentuk bumi di kalangan para filsuf bisa dibilang sudah 'selesai' setelah Aristoteles mengajukan pendapatnya di atas. Setelah itu, pertanyaan mulai beralih yaitu tentang pusat alam semesta. Apakah bumi yang menjadi pusat (geosentris)? Dalam arti, bumi adalah pusat semua benda di luar angkasa, dan matahari, bulan, bintang bergerak mengelilingi bumi.
Claudius Ptolemeus dari Alexandria mencoba menjelaskan fenomena tersebut sekaligus melengkapi model Aristoteles. Ptolemeus mengajukan model Bumi sebagai pusat tata surya seperti model Aristoteles, namun dengan versi yang lebih kompleks, dengan memperhitungkan posisi dari matahari, bulan dan planet-planet dari Bumi. Untuk menjelaskan pergerakan planet yang meliuk-liuk (retrograde) tersebut, Ptolemeus menambahkan sub-orbit melingkar di dalam sebuah orbit (epycicle). Dengan model ini, Ptolemeus bisa meramalkan posisi benda-benda di langit tersebut, tetapi tetap saja, model tersebut masih terlalu rumit dan tidak sepenuhnya akurat.
Model matahari sebagai pusat tata surya (heliosentris) diajukan oleh Nicolaus Copernicus dari Polandia pada abad keenam belas masehi. Copernicus berusaha mendobrak pengetahuan (bahwa matahari, bintang, bulan mengelilingi bumi) yang sudah bertahan selama kurang lebih 1800 tahun. Walaupun begitu, Copernicus tidak mengungkapkan secara  terang-terangan bilang tentang model yang dia ajukan karena dia sendiri adalah seorang pendeta, sedangkan Gereja saat itu menganut model Ptolomeus-Aristoteles (Bumi sebagai pusat benda-benda langit).
Copernicus awalnya menyebarkan gagasannya sekitar tahun 1514 dalam sebuah naskah 40 halaman berjudul Commentariolus secara anonim ke temen-temen deketnya aja. Model Copernicus langsung membuktikan diri jauh lebih akurat daripada model Ptolomeus dan segera menyebar di kalangan intelektual Eropa. Di tahun 1543, beberapa saat sebelum dia meninggal, Copernicus pun berhasil menyelesaikan naskahnya secara lengkap dengan judul On the Revolutions of the Heavenly Spheres.
Di Italia, model Copernicus mendapat dukungan dari Galileo Galilei yang saat itu lagi sibuk mengembangkan teleskop. Pengembangan teleskop dan serentetan penemuan ini membuat reputasi Galileo semakin dikenal di kalangan ilmuwan pada masa itu. Namun demikian, dukungannya terhadap teori Copernicus (bahwa Bumi bukan pusat Tata Surya) menyebabkan dia berhadapan dengan kalangan gereja yang menentangnya. Dia pun dituduh “heretic”atau murtad.
Biasanya, hukuman bagi mereka yang dituduh murtad pada masa itu bisa sadis banget. Tapi untungnya karena faktor usia dan banyak berjasa, Galileo akhirnya "cuma" dijatuhi hukuman tahanan rumah dan pengucilan sampai dengan akhir hidupnya, cukup enteng apabila dibandingkan dengan isu yang beredar kalo dia dihukum mati. Hukuman lain terhadapnya cuma suatu permintaan agar dia secara terbuka mencabut kembali pendapatnya bahwa bumi berputar mengelilingi matahari.
Di saat hampir bersamaan, Gagasan Copernicus tersebut diteliti dan dikembangkan oleh matematikawan Jerman, Johannes Kepler. Berdasarkan data yang Kepler dapatkan, dia menemukan bahwa pergerakan planet-planet tidak melingkar sempurna mengelilingi matahari, seperti yang Copernicus pikir, tetapi berbentuk elips dengan matahari berada di salah satu fokusnya.  Kepler menduga hal itu karena gaya magnetik, sebelum akhirnya Isaac Newton menjelaskan bahwa hal itu disebabkan oleh gravitasi.

3.      Bukti bahwa Bumi itu Bulat
a.      Adanya Zona Waktu
 
Bagi yang suka nonton Liga Champions, biasanya suka pasang alarm di jam  2:30 WIB dini hari. Padahal di Madrid, Milan, London atau bagian Eropa lainnya masih jam 20:00 waktu Eropa. Kok bisa di Eropa masih jam 8 malem, tapi di Indonesia udah jam setengah tiga pagi? Itu dikarenakan adanya perbedaan zona waktu.
Zona waktu terjadi sebagai akibat dari cahaya matahari yang menyinari sebagian bumi. Karena bumi bentuknya bulat, maka matahari tidak bisa menyinari semua permukaan bumi secara bersamaan, atau dengan kata lain, matahari bersinar secara bergantian. Akibatnya setiap daerah punya waktu yang berbeda-beda di saat yang bersamaan. Hal ini cuma bisa dijelaskan apabila bumi berbentuk bulat.
b.      Kisah Penjelajahan Manusia
Sudah banyak kisah penjelajahan manusia mengelilingi bumi. Kisah yang disebut-sebut paling berpengaruh terhadap sejarah dunia adalah penjelajahan Christoper Colombus. Penjelajahan ini dipicu oleh jatuhnya kota Konstantinopel oleh Kesultanan Ottoman, jalur perdagangan dari Eropa - Asia ditutup. Padahal sebelumnya Konstantinopel merupakan salah satu kota yang paling berpengaruh dan menjadi pusat perdagangan. Karena kesulitan menempuh perjalanan darat maka perjalanan laut menjadi pilihan para penjelajah Eropa termasuk Columbus.
Columbus mencoba untuk menemukan rute laut paling singkat dari Eropa ke Asia. Colombus sendiri sudah mengetahui bahwa Bumi ini bentuknya bulat, tapi dalam bayangannya waktu itu, bulatnya relatif kecil, tidak sebesar seperti yang kita ketahui sekarang (keliling khatulistiwa 40,075 km). Oleh karena itu, dia memutuskan ke Asia melalui Samudera Atlantik karena dia berpikir bahwa rute ini akan lebih dekat. Nah Ratu Isabella yg membiayai perjalanan Colombus saat itu memberi saran agar Colombus pergi ke arah timur. Seperti yang sudah kita baca dalam berbagai informasi sejarah, Colombus akhirnya memutuskan untuk pergi ke arah barat dan sampai di benua Amerika. Karena mengira tiba di Hindia (Asia), mereka menyebut penduduk Amerika tersebut dengan sebutan "Indian".
Sedangkan orang pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bumi adalah Ferdinand Magellan. Penjelajahan ini disebut-sebut sama pentingnya dengan misi pendaratan NASA di bulan. Saat itu Magellan dan kru-nya dengan total 243 orang bertekad mengelilingi dunia dari Spanyol ke Barat sampai akhirnya tiba ke Spanyol lagi. Dia mulai berlayar ke arah Amerika (menyeberangi Samudera Atlantik), lalu menyeberangi Samudera Pasifik sampai akhirnya sampai di Filipina. Dengan perbekalan yang terbatas, banyak awak kapal yang meninggal karena lapar, sakit, ataupun perang dengan penduduk lokal. Magellan sendiri tewas di Filipina dan awak kapal yang berhasil hidup sampai kembali ke Spanyol hanya tersisa 18 orang. Untuk menghargai jasanya, nama Magellan diabadikan dalam nama 2 galaksi tetangga Milkyway, Awan Magellan Besar (Large Magellanic Cloud) dan Awan Magellan Kecil (Small Magellanic Cloud).
c.       Gambaran Keyakinan
Orang-orang yang memercayai Bumi datar intinya menolak semua perkembangan ilmu pengetahuan yang telah dicapai berabad-abad. Mereka menganggap pendaratan Neil Armstrong di Bulan adalah hoax. Mereka menganggap satelit sebenarnya tidak pernah ada. Mereka percaya bahwa Matahari jaraknya hanya 4.000 kilometer. Alasannya? Tulisan VICE.com pada 2014 mengungkap, mereka yang meyakini bahwa Bumi datar percaya bahwa matahari selalu berada di Tropic Cancer dan Capricorn, yang berarti jaraknya kurang dari 5.000 kilometer dari Bumi. Mereka juga meyakini bahwa Bumi begitu spesial sehingga walaupun banyak benda langit berbentuk bulat, Bumi berbentuk datar layaknya piringan.
Bukti Bumi datar menurut orang-orang yang meyakininya bisa diketahui saat terbang dengan pesawat. Penumpang selalu diberitahu bahwa pesawat terbang dengan ketinggian tetap setelah stabil di udara. Menurut pemercaya Bumi datar, jika Bumi bulat, seharusnya ketinggian terbang tak pernah tetap.
d.      Pseudosains
Profesor astrofisika dan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan bahwa pandangan Bumi datar terlalu mengada-ada. "Itu pseudosains," katanya. "Orang-orang awam memercayainya karena seolah-olah pandangan  itu ilmiah padahal sebenarnya tidak ada dasarnya sama sekali," imbuhnya ketika dihubungi Kompas.com, Senin (11/7/2016).
Orang-orang yang percaya Bumi datar meyakini bahwa Kutub Selatan adalah dinding yang tak mungkin ditembus. "Nyatanya, pernah ada penerbangan yang melewati kutub selatan, dari Afrika Selatan ke Selandia Baru. Kalau Kutub Selatan dinding yang tak bisa ditembus, tak mungkin ada penerbangan itu," jelasnya. Penerbangan melewati kutub selatan kini tak diminati sebab alasan teknis terkait suhu dingin.
Pandangan bahwa satelit adalah kebohongan belaka juga kurang berdasar. Nyatanya, komunikasi manusia saat ini berbasis satelit.
Demikian pula keyakinan bahwa Matahari berjarak 4.000 kilometer dari Bumi. "Suhu Matahari mencapai 6.000 derajat celsius. Kalau jarak Matahari sedekat itu, maka kita akan tersiksa dan terbakar oleh radiasi dan panas," ungkap Thomas.
Ketinggian terbang pesawat yang tetap pun sebenarnya bisa dijelaskan. Ketinggian terbang pesawat diukur secara relatif terhadap permukaan Bumi. Ukuran Bumi yang besar membuat kelengkungan Bumi tidak begitu dirasakan. "Jika kita menjadi pilot, kita akan mampu membuktikannya," kata Thomas. "Kalau Bumi datar, maka dari atas kita bisa menatap daerah mana pun termasuk kutub selatan. Kenyataannya, pandangan kita tetap terbatas."
e.       Senja Membuktikannya
Pembuktian bahwa Bumi bulat bisa dilakukan dengan cara sederhana.
Banyak orang berburu pemandangan senja kala liburan. Pemandangan senja itu bisa menjadi bukti bahwa Bumi bulat.
Saat menatap senja, manusia akan melihat garis khayal yang membatasi pandangan. Matahari akan tenggelam di garis yang disebut horison itu. Jika Bumi datar, garis yang seolah-olah mempertemukan langit dan permukaan Bumi itu takkan ada.
Kalau ada kapal berlayar di lautan, manusia takkan melihat kapal itu hilang perlahan dan per bagian ketika bergerak menjauh jika saja Bumi datar. "Jika kapal itu mendekat, kita taakkan menyaksikan asapnya dahulu, baru bagian kapal secara keseluruhan, tetapi langsung semuanya," kata Thomas.

4.      Pernyataan Bumi Datar
a.      Modern Flat Earth Society
Modern flat earth society ini di mulai dari abad 19 pencetusnya adalah Samuel Birley Rowbotham. Salah satu percobaan yang di lakukan oleh Rowbotham adalah Bedford Level Experiment di tahun 1838, Bedford adalah nama sebuah sungai di Norfolk Inggris. Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan apakah bumi benar-benar bulat seperti bola dan untuk menentukan dimana batas jarak lengkungan bumi (curvature). Di sungai Bedford terdapat saluran air yang sangat panjang dan lurus, tiap 6 mil (9.7 km) terdapat jembatan. Jika Bumi bulat, maka perahu di salah satu jembatan tidak akan terlihat di jembatan satunya. Berdasarkan para ahli yang mengatakan bahwa total keliling bumi adalah 25.000 mil, seharusnya dalam jarak 6 mil (9.7 km) sudah ada lengkungan (curvature).
Robowtham mencoba melihat kapal setinggi 5 kaki menggunakan teleskop setinggi 8 inch yang diletakkan di atas air sungai Bedford. Setelah kapal tersebut melewati jarak lebih dari 6 mil (9.7 km), ternyata kapal tersebut masih bisa terlihat dengan jelas melalui teleskopnya. Seharusnya jika memang benar bumi itu berbentuk bulat, tidak mungkin kapal yang sudah melewati jarak 6 mil masih bisa terlihat walaupun menggunakan teleskop karena sudah berada di balik lengkungan bumi. Robowtham pun menerbitkan buku yang berjudul Zetetic Astronomy: Earth Not a Globe yang menyatakan Bumi merupakan piringan datar yang berpusat di Kutub Utara dan dibatasi sepanjang tepi selatannya oleh dinding es, Antartika, dengan Matahari dan bulan berada 3.000 mil (4.800 km) di atas permukaan Bumi. Dia juga menerbitkan selebaran berjudul "The inconsistency of Modern Astronomy and its Opposition to the Scriptures!!", yang berpendapat bahwa "Bible, alongside our senses, supported the idea that the earth was flat and immovable and this essential truth should not be set aside for a system based solely on human conjecture".
Tahun 1870, salah seorang pendukung fanatik Flat Earth, John Hampden, mengadakan taruhan bagi siapa aja yang berhasil membuktikan bahwa bumi itu bulat dan mematahkan hasil Bedford Experiment, dengan iming-iming hadiah $500. Jika kita hitung menggunakan inflation calculator. maka uang $500 di tahun 1870 setara dengan uang $9.457 di tahun 2015. Uang $9.457 jika di rupiahkan dengan asumsi kurs dollar Rp13.000 maka setara dengan Rp122.941.000.
b.      Horizon Bumi Datar Tidak Melengkung
Bila memang bumi itu bulat, seharusnya bakal kelihatan melengkung saat dilihat dari atas. Faktanya, orang-orang yang berkeyakinan bumi itu datar (disebut flatter ) sudah terbang setinggi mungkin untuk melihat bumi itu melengkung atau tidak? bulat atau datar.
Kaum Flatter (Penganut flat earth) ingin membuktikan semua klaim foto NASA bahwa bumi itu terlihat melengkung saat dilihat dari atas pada ketinggian tertentu.
Berikut horizon bumi saat dilihat dari ketinggian tertentu. Bahkan klaim flatter, mereka sudah terbang setinggi NASA dan bumi masih saja datar.
c.       Satelit adalah Ilusi, Internet Terhubung Melalui Kabel Bukan Satelit.
Menurut Flatter satelit itu hanya kebohongan NASA untuk  uang. Faktanya, siaran TV, internet, telpon dll terhubung menggunakan jaringan kabel bawah laut dan 7 menara utama di dunia. Berikut ini peta jalur kabel data internet di bawah laut:
Dan untuk diketahui, saat ini dunia mengakui bahwa kecepatan internet lebih optimal melalui jaringan kabel fiber optik daripada sinyal satelit. Bahkan internet melalui satelit masih sebatas wacana gagasan saja.
Lalu bagaimana dengan cara kerja GoogleMaps atau game populer Pokemon Go? bukankah menggunakan GPS? Ternyata semua itu bekerja berdasarkan BTS atau tower seluler terdekat dari anda.
Lalu bagaimana dengan Satelit BRI yang baru saja diluncurkan? tetap saja data BRI terhubung melalui BTS terdekat lalu tersambung melalui kabel-kabel bawah laut. Lalu, apakah satelit BRI itu bohong? disitulah inti bisnisnya. Amerika mengeruk jutaan dollar dari ilusi satelit.
Coba saja bandingkan bentuk pesawat dan satelit. Satelit BRI bisa ngebut sampai 23 kecepatan suara, tapi kenapa bentuknya sangat tidak aero dinamis?  tidak seperti jet tempur HTV-3 pesawat tercepat saat ini.
Tapi kan di angkasa luar tidak ada angin, hampa udara, jadi satelit bisa ngebut. Oke jika benar hampa udara, maka satelit memerlukan gaya dorong untuk bisa ngebut mengitari bumi. Kira-kira knalpotnya satelit itu ada satu, atau ada dua ya? tenaga dorongnya berapa kuda ya?
d.      Coba Cek Jalur Penerbangan Ini
Pada Oktober 2015 lalu, pada penerbangan Chine Airlines rute Bali – Los Angeles, Amerika Serikat. Ada  seorang wanita melahirkan pada ketinggian 30.000 kaki atau 9,2 KM. Pesawat terpaksa mendarat darurat di Alaska. Sangat mengherankan, bukan? Dari Bali ke LA, lewat Alaska? Tapi jika dilihat dengan peta bumi datar, hal tersebut sangat masuk akal, sebagai berikut ini:
e.       Catatan Perjalanan Captain CookCook
Capt. James Cook menjelajahi Antartika selama 3 tahun 8 hari. Ia hanya menemukan tembok es, tak ada jalan masuk. Selama 3 tahun 8 hari itu, tercatat Ia menjelajahi kurang lebih sejauh 60.000 KM tembok es Antartika.
Menurut peta globe, Antartika yang disebut benua ini memiliki keliling 19.300 KM. Padahal Capt. Cook menjelajahi panjang es Antartika sepanjang 60.000 KM (sekali putar). Loh? Berikut ini rute perjalanan Captain Cook jika digambar dengan peta bumi bulat:
menurut Flatter, justru captain cook sedang mengelilingi dinding bumi:
f.       Bumi Memiliki Kubah Langit Yang Tak Bisa Ditembus
Dalam keyakinan flatter, Bumi memiliki kubah langit yang tidak bisa ditembus oleh benda apapun. Termasuk roket? ya. Dokumen NATO dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa mereka pernah bereksperimen mencoba menghancurkan kubah langit ini dengan bom atom.
Berikut list data pengeboman kubah langit oleh USA dan Uni Sovyet dalam upaya mereka memburu prestis ke luar angkasa pertama kali:
1)        USAHardtack I – Johnston Atoll, Pacific Ocean
·         Yucca 28 April 1958, 1.7 kt, 26.2 km
·         Teak, 1 August 1958, 3.8 Mt, 76.8 km
·         Orange, 12 August 1958, 3.8 Mt, 43 km
2)      USAArgus – South Atlantic Ocean
·         Argus I, 27 August 1958, 1.7 kt, 200 km
·         Argus II, 30 August 1958, 1.7 kt, 240 km
·         Argus III, 6 September 1958, 1.7 kt, 540 km (The highest known man made nuclear explosion)
3)      USSR – 1961 tests – Kapustin Yar
·         Test #88, 6 September 1961, 10.5 kt, 22.7 km
·         Test #115, 6 October 1961, 40 kt, 41.3 km
·         Test #127, 27 October 1961, 1.2 kt, 150 km
·         Test #128, 27 October 1961, 1.2. kt, 300 km
4)      USADominic I – (Operation Fishbowl) – Johnston Atoll, Pacific Ocean
·         Bluegill, 3 June 1962, failed
·         Bluegill Prime, 25 July 1962, failed
·         Bluegill Double Prime, 15 October 1962, failed
·         Bluegill Triple Prime, 26 October 1962, 410 kt, 50 km
·         Starfish, 20 June 1962, failed
·         Starfish Prime, 9 July 1962, 1.4 Mt, 400 km (The largest man made nuclear explosion in outer space)
·         Checkmate, 20 October 1962, 7 kt, 147 km
·         Kingfish, 1 November 1962, 410 kt, 97 km
5)      USSR – Soviet Project K nuclear tests – Kapustin Yar
·         Test #184, 22 October 1962, 300 kt, 290 km
·         Test #187, 28 October 1962, 300 kt, 150 km
·         Test #195, 1 November 1962, 300 kt, 59 km
g.      Permukaan Laut Ternyata Datar
Selama ini kita dikenalkan bahwa bumi berbentuk bulat bola dan permukaan lautnya melengkung. Sebagaimana ilustrasi gambar di bawah ini. Dimana makin jauh kita pergi dari tepi pantai maka kita akan makin tak terlihat karena termakan lengkungan bumi. Masih ingat kan? Lalu, apakah benar permukaan laut itu melengkung? Jawabannya sama sekali tidak melengkung. Pernah dilakukan percobaan dengan menggunakan sinar laser. Diketahui bahwa sinar laser dapat menempuh jarak sampai 20 KM. Percobaan dilakukan pada jarak 4 miles atau 6,4 KM. Berdasarkan data lengkungan bumi, seharusnya pada jarak 6,4 KM, buminya lengkung 3,2 meter. Maka, dipancarkanlah sinar laser sejauh 6,4 KM. Seharusnya, sinar laser tersebut melenceng sejauh 3,2 meter karena lengkungan bumi, namun ternyata tidak.
h.      Jika menggunakan teori jarak antar planet NASA, maka gerhana gak bisa diprediksi
Menurut Flatter, Matahari dan bulan ukuranya lebih kecil dari bumi. Jaraknya pun sangat dekat dengan Bumi, tidak sampai ratusan juga kilometer sebagaimana Klaim NASA. Flatter mendasarkan teorinya ini pada perhitungan “Siklus Saros” yaitu teori astronomi yang dibuat bangsa Babilonia.
Siklus Saros dibuat berdasarkan perhitungan Matahari dan Bulan mengelilingi Bumi, dalam siklus ini Gerhana pasti terjadi setiap 18 tahun 11 hari dan 8 jam. Ukuran Matahari dan Bulan sama, diameter 51 km dan jaraknya hanya 4000 KM dari permukaan bumi.
Ilmuwan NASA tidak bodoh sehingga tidak bisa menghitung Gerhana dan Matahari jika menggunakan asumsi bumi bulat dan jarak yang mereka miliki. Tapi mereka tahu bahwa asumsi teorinya sudah salah makanya menggunakan Siklus Saros saja biar mudah.
Asumsi dasar NASA tentang perhitungan jarak Matahari, Bulan dan Bumi. NASA menggunakan teori Aristarchus of Samos untuk menghitung jarak Matahari dan Bulan dari Bumi. Aristarchus yang hidup 310 SM–210 SM, menghitung jarak bulan sewaktu terjadi gerhana bulan dengan rumus Trigonometri dengan asumsi bahwa gerhana terjadi akibat bulan masuk dalam bayang bayang Bumi. Dengan menggunakan perhitungan Aristarchus, maka di dapat angka-angka ukuran dan jarak yang seperti dibawah ini:
Lalu kenapa NASA masih menggunakan siklus Saros? karena jika menggunakan angka-angka di atas, gerhana tentu tidak akan bisa diprediksi.

5.      Bagaimana dengan Pendapat Al-Qur’an?
a.      Klaim ijma bumi itu bulat
Perlu diketahui bahwa ada klaim ijma’ dari sebagian ulama bahwa bumi itu bulat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Telah berkata Imam Abul Husain Ibnul Munadi rahimahullah termasuk ulama terkenal dalam pengetahuannya terhadap atsar-atsar dan kitab-kitab besar pada cabang-cabang ilmu agama, yang termasuk dalam thabaqah/tingkatan kedua ulama dari pengikut imam Ahmad: “Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa langit itu seperti bola”. Beliau juga berkata: “Demikian pula mereka telah bersepakat bahwa bumi ini dengan seluruh pergerakannya baik itu di daratan maupun lautan, seperti bola”. Beliau berkata lagi: “Dalilnya adalah matahari , bulan dan bintang-bintang tidak terbit dan tenggelam pada semua penjuru bumi dalam satu waktu, akan tetapi terbit di timur dahulu sebelum terbit di barat”.
Demikian juga Ibnu Hazm rahimahullah berkata, “Para Imam kaum muslimin yang berhak mendapar gelar imam radhiallahu anhum tidak mengingkari bahwa bumi itu bulat. Tidak pula diketahui dari mereka yang membantah sama sekali, bahkan bukti-bukti dari Al-Quran dan Sunnah membuktikan bahwa bumi itu bulat”.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata, “Bahkan alam semesta dan bumi betuknya adalah bola, demikian juga penjelasan bahwa cahaya bulan berasal dari pantulan sinar matahari dan gerhana bulan terjadi karena cahaya bulan terhalang oleh bumi yang terletak antara bulan dan matahari”.
Demikian juga pendapat bahwa beberapa ulama kontemporer seperti Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dan ulama lainnya.
b.      Batalnya klaim Ijma’
Perlu diketahui juga bawa ada beberapa ulama ada yang menafikan bahwa bumi itu bulat seperti Al-Qahthaniy Al-Andalusy dalam kitab Nuniyah-nya, “Telah berbohong ilmuan dan astronom yang semisal … mereka mengklaim atas ilmu Allah”. “Bumi menurut mereka bulat … mereka bergandengan dengan pendapat ini”. “Bumi menurut ahli ilmu agama adalah datar … dengan dalil yang jelas dari Al-Quran”.  Demikian juga dalam Tafsir Jalalain, ketika menafsirkan ayat:

وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (Al-Ghaasyiyah: 20).
Dijelaskan bahwa dzahir ayat bumi itu (سُطِحَتْ) “sutihat” menunjukkan bumi itu (سطحية) “sathiyyah” yaitu datar.
Demikian juga Al-Qurthubi dalam tafsirnya, membantah bahwa bumi bulat, ketika menafsirkan ayat,
وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran” (Al-Hijr: 19).
c.       Dalil-dalil yang digunakan kedua pendapat, dari Al-Quran dan As Sunnah
Masing-masing pendapat yang ada berdalil dengan Al Quran dan Sunnah dan saling membantah. Jika membahas dalil-dalil mereka maka cukup panjang, maka kita beri beberapa contoh saja:
1)      Dalil bahwa bumi itu bulat menurut pro bumi bulat, surat Az Zumar:5
Allah berfirman,
يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ
Dia menutupkan/menggilirkan (takwrir) malam atas siang dan menutupkan/menggilirkan siang atas malam” (Az-Zumar : 5).
Pro bumi bulat berkata bahwa takwir itu bermakna lingkaran atau melingkari, misalnya melingkari penutup kepala imamah, karenanya bumi itu bulat-bola bergantian siang dan malam.
Pro bumi datar membantah bahwa justru itu dalil bahwa bumi itu datar dan berbentuk lingkaran (piring bulat), matahari dan bulan berputar melingkar di atas bumi dan menggantikan siang dan malam.
2)      Dalil bumi itu datar menurut pro bumi datar, surat At Thur ayat 6
Yaitu posisi baitul makmur (ka’bah penduduk langit) yang berada tepat sejajar di atas ka’bah dunia di Mekkah
وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِْ وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِْ . وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ
dan demi Baitul Ma’mur , dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api,” (QS. At-Thur: 4-6)
Pro bumi datar berkata: “Bagaimana mungkin bumi bulat-bola dan berputar kemudian baitul makmur sejajar dengan baitullah di Mekkah, bagaimana bisa sejajar kalau bumi-bulat berputar? berarti baitul makmur mutar-mutar di atas langit ikut bumi? Ini tidak masuk akal. Kalau bumi datar maka masuk akal jika sejajar”.
Pro bumi bulat membantah: “bisa jadi, ini hal ghaib yang tidak bisa masuk akal manusia, banyak hal ghaib yang tidak masuk akal kita sekarang, seperti di hari kiamat ada yang berjalan dengan wajahnya dalam Al-Quran. Orang dahulu tidak masuk akal jika ada yang bisa pergi ke tempat yang jauh dalam semalam saja, di zaman sekarang bisa saja dengan pesawat super cepat”.
3)      Dalil bumi datar menurut pro bumi datar, surat Al Ghasyiyah ayat 20
Ayat yang menjelaskan bahwa bumi itu dihamparkan. Allah berfirman,
وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
Dan (apakah manusia tidak mau memikirkan) bagaimana bumi itu dihamparkan?” (Al-Ghasyiyah: 20).
Pro-datar berkata: “ini sangat jelas mengatakan bumi dihamparkan, menghamparkan permadani misalnya, tentu pada benda yang datar”.
Pro-bulat membantah: “silahkan lihat penjelasan ulama semisal syaikh Al-Utsaimin dan fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah yang menjelaskan bahwa bumi itu datar bagi pandangan manusia dari bumi, sedangkan bentuk sebenarnya adalah bulat-bola”.
4)      Dalil bumi bulat menurut pro bumi bulat, klaim ijma’ dari Syaikhul Islam, Ibnu Hazm dan beberapa ulama lain.
Namun klaim ijma’ ini perlu dikritik karena adanya pendapat lain dari ulama terdahulu seperti Al Qurthuby dan penulis Tafsir Jalalain.
d.      Tidak ada dalil yang tegas menyatakan bahwa bumi bulat atau datar
Setelah kita melihat pendalilan dua kelompok yang berbeda pendapat, maka kita dapatkan dalam satu dalil yang sama, bisa mereka gunakan untuk mendukung pendapat mereka masing-masing yang bertentangan padahal dalilnya sama. Memang dalam Al-Quran dan Sunnah tidak didapatkan dalil yang tegas dan jelas mengenai hal ini yang menyebut dengan tegas “bumi bulat-bola” atau “bumi datar”.
Kita bisa lihat yang pro-bulat menggunakan penjelasan syaikh Al-‘Utsaimin mengatakan bahwa bumi itu bulat dengan dalil dan penjelasan oleh Syaikh. Akan tetapi di sisi lain, Syaikh Al-Ustaimin dan juga Syaikh Bin Baz berpendapat bahwa bumi adalah pusat tata surya dan tidak berputar sedangkan matahari yang mengelilingi bumi. Tentu ini bertentangan dengan sebagian orang yang pro bumi bulat, yang mereka menyakini bahwa bumi itu bulat dan mengelilingi matahari.
Tentunya Syaikh Al-‘Utsaimin dan Syaikh Bin Baz berpendapat bahwa matahari mengelilingi bumi dengan penjelasan dalil dalam Al-Quran dan Sunnah. Syaikh Utsaimin menjelaskan, “Pendapat kami, matahari yang mengelilingi bumi sehingga terjadi pergantian siang dan malam, kami berpegang teguh dengan dzahir Al-Quran dan Sunnah bahwa matahari itu yang benar-benar mengelilingi bumi”.
Syaikh Bin Baz juga menafikan bahwa bumi berputar (berarti matahari yang berputar mengelilingi agar terjadi siang dan malam), beliau berkata,
أما دورانها فقد أنكرته وبيَّنتُ الأدلة على بطلانه
“Adapun perputaran bumi maka aku ingkari dan aku telah jelaskan dalil tidak benarnya”.
Dalil yang mereka gunakan untuk pernyataan “matahari mengelilingi bumi” juga banyak, salah satunya yang menurut mereka cukup jelas bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi, yaitu hadits riwayat Bukhari dan Muslim bahwa matahari bergerak di peredarannya dan tatkala sampai di bawah Arsy maka matahari bersujud.
Dari Abu Dzar  bahwa pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari ini berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya aneh sedikitpun darinya sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dikatakan padanya: ‘Bangunlah, terbitlah dari arah barat’, maka dia pun terbit dari barat.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya”.
Akan tetapi yang mengatakan bahwa “bumi mengelilingi matahari” bisa membantah juga: matahari itu memang bergerak dan mengelilingi pusat tata surya.
e.       Yang benar adalah sesuai dengan penelitian dan fakta ilmiah ilmu dunia
Patut direnungi oleh sebagian kecil saudara kita muslim yang mungkin saling berdebat apakah bumi itu bulat atau datar sampai tahap mencela, menyindir dan sampai bermusuhan dalam masalah ini, padahal mereka bersaudara dalam Islam dan yang lebih penting hal ini bukanlah permasalahan aqidah.
·         Tidak ada dalil yang tegas dalam Al-Quran dan Sunnah yang menyatakan bahawa bumi itu bulat atau datar, sedangkan klaim ijma yang ada perlu dipertanyakan validitasnya, karena diketahui ternyata ada beberapa ulama yang menyelisihi klaim ijma’ tersebut
·         Permasalahan apakah bumi bulan atau datar bukanlah permasalahan aqidah.
·         Jika memang bukan permasalahan aqidah terutama, tidak layak bagi kaum muslimin berpecah belah dalam hal ini, saling mencela, menyindir dan bermusuhan dalam rangka mendukung pendapatnya.
·         Karena bukan masalah aqidah maka tidak bisa menyebabkan seseorang menjadi kafir hanya karena keyakinan apakah bumi bulat atau datar.
·         Apakah bumi itu bulat atau datar maka dikembalikan kepada penelitian dan fakta ilmiah dan tentunya oleh para ahlinya dalam masalah ini. Allah berfirman,
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ                                                                            
Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu jika kamu tidak mengetahui” (An-Nahl:43).

·         Dalil Al-Quran dan Sunnah yang sudah pasti dan tegas (dalil qath’i) tidak akan bertentangan dengan fakta ilmiah dan akal manusia yang sehat.
·         Yang lebih penting adalah dari “bumi datar atau bulat” adalah kita hidup di atas bumi, akan meninggalkan bumi menuju kampung akhirat yang kekal serta bagaimana agar bumi sebagai tempat mencari bekal untuk pulang ke kampung akhirat yaitu bekal iman, takwa, amal kebaikan yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk di muka bumi.




Daftar Pustaka dan Referensi:
·         Lihat Majmu’ Fatawa: 25/ 195
·         Fashl fil Milal 2/78, Maktabah Al-Kaniwy, Koiro, Syamilah
·         Miftah Daris Sa’adah 2/212, Darul Kutub Ilmiyah, Koiro, Syamilah
·         Nuniyyah Al-Qahthani, Maktabah As-Sudaniy, Jeddah, Syamilah
·         Tafsir Jalalain 1/805, Darul Hadits, Koiro, Syamilah
·         Tafsir Al-Qurthubi 10/13, Darul Kutub Al-Mishriyyah, Koiro, 1384 H, Syamilah
·         Ma’alimut Tanzil 7/382, Darut Thayyibah, cet. IV, 1414 H, syamilah.
·         Lihat Majmu’ Fatawa wa Rasail 8/664
·         Fatwa Al-Lanah Ad-Daimah 26/414
·         Majmu’ Fatawa wa Rasail 1/71, Darul Wathan, 1413 H, syamilah
·         Majmu Fatawa Syaikh Bin Baz 9/228, bisa di akses di link ini juga: http://www.binbaz.org.sa/article/472
·         HR. Bukhari dan Muslim
·         Silsilah Huda wan Nur, kaset nomor 1/497. Simak juga penjelasan beliau di sini: https://www.youtube.com/watch?v=PdBDFXtYKhU
·         Silsilah Huda wan Nur, kaset nomor 1/436
·         Silsilah Huda wan Nur, kaset nomor 1/436
·         Majmu Fatawa syaikh Bin Baz 9/228, bisa diakses juga di link: http://www.binbaz.org.sa/article/472
·         Dar’ut Ta’arudh 1/80

No comments:

Post a Comment