Untuk mengetahui sejarah perjalanan pengetahuan manusia
tentang alam semesta, kita perlu kembali ke ribuan tahun yang lalu, saat awal
peradaban manusia di Bumi. Salah satu hal yang membedakan manusia, Homo
Sapiens, dibandingkan spesies lain adalah kemampuan untuk berimajinasi.
Misal kayak gini, kalo spesies-spesies lain ketemu singa, katakanlah rusa atau
kuda, mereka kira-kira bakal berpikir begini "hati-hati, singa!".
Tetapi manusia, berkat imajinasinya, bisa berpikir gini, "hati-hati,
singa itu dewa penjaga hutan ini!". Imajinasi tersebut telah membantu
manusia buat survive dan menjadi spesies paling berkuasa di muka bumi
ini. Kok bisa? berkat imajinasi, manusia juga bisa membentuk sebuah kelompok,
organisasi atau hukum dan peraturan yang ga mungkin bisa dilakukan oleh spesies
lain. Di sisi lain, imajinasi tersebut juga menciptakan mitos dan kepercayaan
terhadap benda atau fenomena yang ada di dunia ini.
Di peradaban Mesir kuno, misalnya langit digambarkan
sebagai wanita raksasa, berupa dewi Nut. Nut merentangkan kaki dan tangan
ke 4 penjuru dunia sehingga menutupi bumi. Setiap pagi Nut melahirkan
matahari dan malam harinya dia memakan kembali matahari. Siklus tersebut berulang
setiap hari. Sementara itu, Geb, dewa bumi, berbaring di bawah langit
(Nut). Geb digambarkan sebagai seorang laki-laki yang berbaring dibawah
lengkungan langit Nut. Orang Mesir memiliki kepercayaan kalau gempa bumi itu
disebabkan oleh Geb yang sedang tertawa. Sedangkan air laut di dunia ini
merupakan air mata Nut ketika dipisahkan oleh Geb.
Berbeda dengan peradaban Mesir kuno yang menggambarkan alam
semesta sebagai personifikasi dewa-dewi, di peradaban Babilonia, alam semesta
dibagi menjadi struktur tiga lapis dengan bumi datar yang mengambang di
atas air dan berada di bawah langit. Nah di peradaban Babilonia ini lah
ilmu tentang perbintangan mulai maju, tapi meskipun begitu mereka masih
menganggap benda-benda langit mempunyai kekuatas magis.
Orang-orang membayangkan bentuk tertentu yang dihasilkan
dari susunan bintang, dan menghubungkannya dengan aspek tertentu dari alam
atau mitologi mereka. Orang-orang Babilonia percaya bahwa susunan bintang
tersebut menentukan nasib manusia. Hal ini lah yang sekarang kita sebut dengan zodiak
atau ramalan bintang. Sedangkan Matahari, Bulan dan planet-planet (saat
itu yang ditemukan Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus)
masing-masing diberi 1 hari sebagai persembahan. Jadilah satu minggu itu isinya
7 hari. Beberapa nama hari masih kita kenali sampai sekarang yaitu Sunday (matahari), Monday (bulan), Saturday (Saturnus).
1. Dari Mitologi ke Rasionalitas
Pada awal peradaban Yunani Kuno,
banyak juga sebenarnya pemikir-pemikir yang sudah mulai rasional, tapi masih
berkesimpulan bahwa bumi itu datar. Misalnya, Thales berpendapat bahwa bumi
berbentuk datar dan mengambang di air. Bumi ibarat kayu yang mengambang di
tengah lautan. Anaximander meyakini bahwa bumi berbentuk silinder
pendek dengan permukaan datar dan mengambang di udara. Anaximenes percaya
bahwa benda-benda langit berbentuk datar, dan kemungkinan besar dia juga
berpikir bumi berbentuk datar. Tetapi, yang membedakan argumen para
pemikir di Yunani Kuno dengan sebelum-sebelumnya adalah, mereka sudah mulai
berargumen berdasarkan pengamatan yang mereka lakukan, meskipun belum sempurna.
Dengan kultur semacam itu, lahirlah tokoh seperti Aristoteles.
Apakah Aristoteles yang pertama kali
mengemukakan pendapat bahwa bumi itu bulat masih jadi perdebatan di kalangan
sejarawan. Namun pada 340 tahun sebelum masehi, beliau dipercaya menjadi orang
pertama yang menulis pendapat tersebut dalam bukunya On the Heavens, Beberapa argumen yang
Aristoteles kemukakan:
a. Dia menyadari bahwa gerhana bulan
disebabkan oleh Bumi yang berada diantara Bulan dan Matahari. Bayangan Bumi
pada permukaan Bulan selalu bundar. Hal ini hanya mungkin bila Bumi bulat.
Apabila Bumi datar, maka bayangannya lonjong dan hanya bulat apabila Bulan
berada di atas ubun-ubun.
b. Dari perjalanan yang pernah
dilakukan dilakukan, orang-orang Yunani mengetahui bahwa Bintang Utara
tampak lebih rendah di langit bila pengamat berada lebih ke selatan (karena
terletak di atas kutub Utara). Bintang Utara berada tepat di atas ubun-ubun
seorang pengamat di Kutub Utara, dan di atas horizon bila ia di
khatulistiwa). Hal ini hanya mungkin bila Bumi bulat.
c. Kapal yang muncul dan tenggelam
di horizon (batas terjauh yang bisa teramati). Apabila ada kapal yang
berlayar menjauhi kita, maka badan kapal tersebut akan tenggelam terlebih
dahulu di horizon. Begitu pula sebaliknya, bagian atas kapal akan terlihat
terlebih dahulu di horizon apabila mendekati kita.
Dari
bukti-bukti tersebut, Aristoteles menyimpulkan bahwa bentuk bumi adalah
bulat. Gagasan Aristoteles tersebut disepakati oleh filsuf-filsuf
setelahnya seperti Euclid, Aristarchus, dan Archimedes. Selain itu, Aristoteles
juga menduga Bumi tetap di tempat dan benda-benda langit yang mengelilingi
Bumi, namun dia tidak memiliki landasan atas argumen tersebut. Sejak saat itu, bentuk bumi sudah jarang menjadi
perdebatan lagi di kalangan filsuf Yunani Kuno.
2.
Geosentris
vs Heliosentris
Diskusi tentang bentuk bumi di
kalangan para filsuf bisa dibilang sudah 'selesai' setelah Aristoteles
mengajukan pendapatnya di atas. Setelah itu, pertanyaan mulai beralih yaitu
tentang pusat alam semesta. Apakah bumi yang menjadi pusat (geosentris)?
Dalam arti, bumi adalah pusat semua benda di luar angkasa, dan matahari,
bulan, bintang bergerak mengelilingi bumi.
Claudius
Ptolemeus dari
Alexandria mencoba menjelaskan fenomena tersebut sekaligus melengkapi model
Aristoteles. Ptolemeus mengajukan model Bumi sebagai pusat tata surya seperti
model Aristoteles, namun dengan versi yang lebih kompleks, dengan
memperhitungkan posisi dari matahari, bulan dan planet-planet dari Bumi.
Untuk menjelaskan pergerakan planet yang meliuk-liuk (retrograde) tersebut, Ptolemeus menambahkan sub-orbit melingkar
di dalam sebuah orbit (epycicle).
Dengan model ini, Ptolemeus bisa meramalkan posisi benda-benda di langit
tersebut, tetapi tetap saja, model tersebut masih terlalu rumit dan tidak
sepenuhnya akurat.
Model matahari sebagai pusat tata surya
(heliosentris) diajukan oleh Nicolaus Copernicus dari Polandia pada
abad keenam belas masehi. Copernicus berusaha mendobrak pengetahuan (bahwa
matahari, bintang, bulan mengelilingi bumi) yang sudah bertahan selama kurang
lebih 1800 tahun. Walaupun begitu, Copernicus tidak mengungkapkan secara terang-terangan bilang tentang model yang dia
ajukan karena dia sendiri adalah seorang pendeta, sedangkan Gereja saat itu
menganut model Ptolomeus-Aristoteles (Bumi sebagai pusat benda-benda langit).
Copernicus awalnya menyebarkan
gagasannya sekitar tahun 1514 dalam sebuah naskah 40 halaman berjudul Commentariolus secara anonim ke
temen-temen deketnya aja. Model Copernicus langsung membuktikan diri
jauh lebih akurat daripada model Ptolomeus dan segera menyebar di kalangan
intelektual Eropa. Di tahun 1543, beberapa saat sebelum dia meninggal,
Copernicus pun berhasil menyelesaikan naskahnya secara lengkap dengan
judul On the Revolutions of the Heavenly
Spheres.
Di Italia, model Copernicus mendapat
dukungan dari Galileo Galilei yang saat itu lagi
sibuk mengembangkan teleskop. Pengembangan teleskop dan serentetan
penemuan ini membuat reputasi Galileo semakin dikenal di kalangan ilmuwan pada
masa itu. Namun demikian, dukungannya terhadap teori Copernicus (bahwa Bumi
bukan pusat Tata Surya) menyebabkan dia berhadapan dengan kalangan gereja yang
menentangnya. Dia pun dituduh “heretic”atau
murtad.
Biasanya, hukuman bagi mereka yang
dituduh murtad pada masa itu bisa sadis banget. Tapi untungnya karena faktor
usia dan banyak berjasa, Galileo
akhirnya "cuma" dijatuhi hukuman tahanan rumah dan pengucilan sampai dengan
akhir hidupnya, cukup enteng apabila dibandingkan dengan isu yang beredar kalo
dia dihukum mati. Hukuman lain terhadapnya cuma suatu permintaan
agar dia secara terbuka mencabut kembali pendapatnya bahwa bumi berputar mengelilingi
matahari.
Di saat hampir bersamaan,
Gagasan Copernicus tersebut diteliti dan dikembangkan oleh
matematikawan Jerman, Johannes Kepler. Berdasarkan data yang
Kepler dapatkan, dia menemukan bahwa pergerakan planet-planet
tidak melingkar sempurna mengelilingi matahari, seperti yang Copernicus
pikir, tetapi berbentuk elips dengan matahari berada di salah satu
fokusnya. Kepler menduga hal itu karena gaya magnetik, sebelum akhirnya
Isaac Newton menjelaskan bahwa hal itu disebabkan oleh gravitasi.
3.
Bukti bahwa Bumi itu Bulat
a.
Adanya Zona Waktu
Bagi
yang suka nonton Liga Champions, biasanya suka pasang alarm di jam 2:30
WIB dini hari. Padahal di Madrid, Milan, London atau bagian Eropa lainnya
masih jam 20:00 waktu Eropa. Kok bisa di Eropa masih jam 8 malem, tapi di
Indonesia udah jam setengah tiga pagi? Itu dikarenakan adanya perbedaan zona
waktu.
Zona
waktu terjadi sebagai akibat dari cahaya matahari yang menyinari sebagian bumi.
Karena bumi bentuknya bulat, maka matahari tidak bisa menyinari semua permukaan
bumi secara bersamaan, atau dengan kata lain, matahari bersinar secara bergantian.
Akibatnya setiap daerah punya waktu yang berbeda-beda di saat
yang bersamaan. Hal ini cuma bisa dijelaskan apabila bumi berbentuk bulat.
b.
Kisah Penjelajahan Manusia
Sudah
banyak kisah penjelajahan manusia mengelilingi bumi. Kisah yang
disebut-sebut paling berpengaruh terhadap sejarah dunia adalah
penjelajahan Christoper Colombus. Penjelajahan ini dipicu oleh jatuhnya
kota Konstantinopel oleh Kesultanan Ottoman, jalur perdagangan dari Eropa
- Asia ditutup. Padahal sebelumnya Konstantinopel merupakan salah
satu kota yang paling berpengaruh dan menjadi pusat perdagangan. Karena
kesulitan menempuh perjalanan darat maka perjalanan laut menjadi pilihan para
penjelajah Eropa termasuk Columbus.
Columbus
mencoba untuk menemukan rute laut paling singkat dari Eropa ke
Asia. Colombus sendiri sudah mengetahui bahwa Bumi ini bentuknya bulat,
tapi dalam bayangannya waktu itu, bulatnya relatif kecil, tidak sebesar seperti yang
kita ketahui sekarang (keliling khatulistiwa 40,075 km). Oleh karena itu,
dia memutuskan ke Asia melalui Samudera Atlantik karena dia berpikir bahwa rute
ini akan lebih dekat. Nah Ratu Isabella yg membiayai perjalanan Colombus saat
itu memberi saran agar Colombus pergi ke arah timur. Seperti yang sudah kita
baca dalam berbagai informasi sejarah, Colombus akhirnya memutuskan untuk pergi
ke arah barat dan sampai di benua Amerika. Karena mengira tiba di
Hindia (Asia), mereka menyebut penduduk Amerika tersebut dengan
sebutan "Indian".
Sedangkan orang
pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bumi adalah
Ferdinand Magellan. Penjelajahan ini disebut-sebut sama pentingnya dengan misi
pendaratan NASA di bulan. Saat itu Magellan dan kru-nya dengan total 243 orang
bertekad mengelilingi dunia dari Spanyol ke Barat sampai akhirnya tiba ke
Spanyol lagi. Dia mulai berlayar ke arah Amerika (menyeberangi Samudera
Atlantik), lalu menyeberangi Samudera Pasifik sampai akhirnya sampai di
Filipina. Dengan perbekalan yang terbatas, banyak awak kapal yang meninggal
karena lapar, sakit, ataupun perang dengan penduduk lokal. Magellan sendiri
tewas di Filipina dan awak kapal yang berhasil hidup sampai kembali ke Spanyol
hanya tersisa 18 orang. Untuk menghargai jasanya, nama Magellan diabadikan
dalam nama 2 galaksi tetangga Milkyway, Awan Magellan Besar (Large Magellanic Cloud) dan Awan
Magellan Kecil (Small Magellanic Cloud).
c. Gambaran Keyakinan
Orang-orang yang memercayai Bumi
datar intinya menolak semua perkembangan ilmu pengetahuan yang telah dicapai
berabad-abad. Mereka menganggap pendaratan Neil Armstrong di Bulan adalah hoax.
Mereka menganggap satelit sebenarnya tidak pernah ada. Mereka percaya bahwa
Matahari jaraknya hanya 4.000 kilometer. Alasannya? Tulisan VICE.com pada
2014 mengungkap, mereka yang meyakini bahwa Bumi datar percaya bahwa matahari
selalu berada di Tropic Cancer dan Capricorn, yang berarti jaraknya kurang
dari 5.000 kilometer dari Bumi. Mereka juga meyakini bahwa Bumi begitu spesial
sehingga walaupun banyak benda langit berbentuk bulat, Bumi berbentuk datar
layaknya piringan.
Bukti Bumi datar menurut
orang-orang yang meyakininya bisa diketahui saat terbang dengan pesawat. Penumpang
selalu diberitahu bahwa pesawat terbang dengan ketinggian tetap setelah stabil
di udara. Menurut pemercaya Bumi datar, jika Bumi bulat, seharusnya ketinggian
terbang tak pernah tetap.
d.
Pseudosains
Profesor astrofisika dan Kepala
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan bahwa pandangan Bumi
datar terlalu mengada-ada. "Itu pseudosains," katanya. "Orang-orang
awam memercayainya karena seolah-olah pandangan itu ilmiah padahal
sebenarnya tidak ada dasarnya sama sekali," imbuhnya ketika
dihubungi Kompas.com, Senin (11/7/2016).
Orang-orang yang percaya Bumi datar
meyakini bahwa Kutub Selatan adalah dinding yang tak mungkin ditembus. "Nyatanya,
pernah ada penerbangan yang melewati kutub selatan, dari Afrika Selatan ke
Selandia Baru. Kalau Kutub Selatan dinding yang tak bisa ditembus, tak mungkin
ada penerbangan itu," jelasnya. Penerbangan melewati kutub selatan kini
tak diminati sebab alasan teknis terkait suhu dingin.
Pandangan bahwa satelit adalah
kebohongan belaka juga kurang berdasar. Nyatanya, komunikasi manusia saat ini
berbasis satelit.
Demikian pula keyakinan bahwa
Matahari berjarak 4.000 kilometer dari Bumi. "Suhu Matahari mencapai 6.000
derajat celsius. Kalau jarak Matahari sedekat itu, maka kita akan tersiksa dan
terbakar oleh radiasi dan panas," ungkap Thomas.
Ketinggian terbang pesawat yang
tetap pun sebenarnya bisa dijelaskan. Ketinggian terbang pesawat diukur secara
relatif terhadap permukaan Bumi. Ukuran Bumi yang besar membuat kelengkungan
Bumi tidak begitu dirasakan. "Jika kita menjadi pilot, kita akan mampu
membuktikannya," kata Thomas. "Kalau Bumi datar, maka dari atas kita
bisa menatap daerah mana pun termasuk kutub selatan. Kenyataannya, pandangan
kita tetap terbatas."
e.
Senja Membuktikannya
Pembuktian bahwa Bumi bulat bisa dilakukan
dengan cara sederhana.
Banyak orang berburu pemandangan senja kala liburan. Pemandangan senja itu bisa menjadi bukti bahwa Bumi bulat.
Banyak orang berburu pemandangan senja kala liburan. Pemandangan senja itu bisa menjadi bukti bahwa Bumi bulat.
Saat menatap senja, manusia akan
melihat garis khayal yang membatasi pandangan. Matahari akan tenggelam di garis
yang disebut horison itu. Jika Bumi datar, garis yang seolah-olah mempertemukan
langit dan permukaan Bumi itu takkan ada.
Kalau ada kapal berlayar di lautan,
manusia takkan melihat kapal itu hilang perlahan dan per bagian ketika bergerak
menjauh jika saja Bumi datar. "Jika kapal itu mendekat, kita taakkan
menyaksikan asapnya dahulu, baru bagian kapal secara keseluruhan, tetapi
langsung semuanya," kata Thomas.
4.
Pernyataan Bumi Datar
a.
Modern Flat
Earth Society
Modern flat earth society ini di mulai dari abad 19
pencetusnya adalah Samuel Birley Rowbotham. Salah satu percobaan yang di
lakukan oleh Rowbotham adalah Bedford
Level Experiment di tahun 1838, Bedford adalah nama sebuah sungai di
Norfolk Inggris. Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan apakah bumi
benar-benar bulat seperti bola dan untuk menentukan dimana batas jarak
lengkungan bumi (curvature). Di
sungai Bedford terdapat saluran air yang sangat panjang dan lurus, tiap 6 mil
(9.7 km) terdapat jembatan. Jika Bumi bulat, maka perahu di salah
satu jembatan tidak akan terlihat di jembatan
satunya. Berdasarkan para ahli yang mengatakan bahwa total
keliling bumi adalah 25.000 mil, seharusnya dalam jarak 6 mil (9.7 km)
sudah ada lengkungan (curvature).
Robowtham
mencoba melihat kapal setinggi 5 kaki menggunakan teleskop setinggi 8 inch yang
diletakkan di atas air sungai Bedford. Setelah kapal
tersebut melewati jarak lebih dari 6 mil (9.7 km), ternyata kapal tersebut
masih bisa terlihat dengan jelas melalui teleskopnya. Seharusnya jika memang
benar bumi itu berbentuk bulat, tidak mungkin kapal yang sudah melewati jarak 6
mil masih bisa terlihat walaupun menggunakan teleskop karena sudah berada di
balik lengkungan bumi. Robowtham pun menerbitkan buku yang berjudul Zetetic Astronomy: Earth Not a Globe yang
menyatakan Bumi merupakan piringan datar yang berpusat di Kutub Utara
dan dibatasi sepanjang tepi selatannya oleh dinding es, Antartika, dengan
Matahari dan bulan berada 3.000 mil (4.800 km) di atas permukaan Bumi. Dia
juga menerbitkan selebaran berjudul "The inconsistency of Modern
Astronomy and its Opposition to the Scriptures!!", yang berpendapat
bahwa "Bible, alongside our senses, supported the idea that the earth
was flat and immovable and this essential truth should not be set aside for a
system based solely on human conjecture".
Tahun
1870, salah seorang pendukung fanatik Flat Earth, John Hampden, mengadakan
taruhan bagi siapa aja yang berhasil membuktikan bahwa bumi itu bulat
dan mematahkan hasil Bedford
Experiment, dengan iming-iming hadiah $500. Jika kita hitung
menggunakan inflation calculator. maka
uang $500 di tahun 1870 setara dengan uang $9.457 di tahun 2015. Uang $9.457 jika
di rupiahkan dengan asumsi kurs dollar Rp13.000 maka setara dengan
Rp122.941.000.
b.
Horizon
Bumi Datar Tidak Melengkung
Bila
memang bumi itu bulat, seharusnya bakal kelihatan melengkung saat dilihat dari
atas. Faktanya, orang-orang yang berkeyakinan bumi itu datar (disebut flatter
) sudah terbang setinggi mungkin untuk melihat bumi itu melengkung atau
tidak? bulat atau datar.
Kaum
Flatter (Penganut flat earth)
ingin membuktikan semua klaim foto NASA bahwa bumi itu terlihat
melengkung saat dilihat dari atas pada ketinggian tertentu.
Berikut
horizon bumi saat dilihat dari ketinggian tertentu. Bahkan klaim flatter,
mereka sudah terbang setinggi NASA dan bumi masih saja datar.
c.
Satelit
adalah Ilusi, Internet Terhubung Melalui Kabel Bukan Satelit.
Menurut
Flatter satelit itu hanya kebohongan NASA untuk uang. Faktanya, siaran TV, internet, telpon
dll terhubung menggunakan jaringan kabel bawah laut dan 7 menara utama di
dunia. Berikut ini peta jalur kabel data internet di bawah laut:
Dan
untuk diketahui, saat ini dunia mengakui bahwa kecepatan internet lebih optimal
melalui jaringan kabel fiber optik daripada sinyal satelit. Bahkan internet
melalui satelit masih sebatas wacana gagasan saja.
Lalu
bagaimana dengan cara kerja GoogleMaps atau game populer Pokemon Go? bukankah menggunakan
GPS? Ternyata semua itu bekerja berdasarkan BTS atau tower seluler terdekat
dari anda.
Lalu
bagaimana dengan Satelit BRI yang baru saja diluncurkan? tetap saja data BRI
terhubung melalui BTS terdekat lalu tersambung melalui kabel-kabel bawah
laut. Lalu, apakah satelit BRI itu bohong? disitulah inti bisnisnya.
Amerika mengeruk jutaan dollar dari
ilusi satelit.
Coba
saja bandingkan bentuk pesawat dan satelit. Satelit BRI bisa ngebut sampai 23 kecepatan suara,
tapi kenapa bentuknya sangat tidak aero dinamis? tidak seperti jet tempur
HTV-3 pesawat tercepat saat ini.
Tapi
kan di angkasa luar tidak ada angin, hampa udara, jadi satelit bisa ngebut. Oke
jika benar hampa udara, maka satelit memerlukan gaya dorong untuk bisa ngebut mengitari
bumi. Kira-kira knalpotnya satelit itu ada satu, atau ada dua ya? tenaga
dorongnya berapa kuda ya?
d.
Coba
Cek Jalur Penerbangan Ini
Pada
Oktober 2015 lalu, pada penerbangan Chine Airlines rute Bali – Los Angeles,
Amerika Serikat. Ada seorang wanita melahirkan pada ketinggian 30.000 kaki atau 9,2 KM. Pesawat terpaksa mendarat
darurat di Alaska. Sangat
mengherankan, bukan? Dari Bali ke LA, lewat Alaska? Tapi jika dilihat dengan
peta bumi datar, hal tersebut sangat masuk akal, sebagai berikut ini:
e.
Catatan
Perjalanan Captain CookCook
Capt.
James Cook menjelajahi Antartika selama 3 tahun 8 hari. Ia hanya menemukan
tembok es, tak ada jalan masuk. Selama 3 tahun 8 hari itu, tercatat Ia
menjelajahi kurang lebih sejauh 60.000 KM tembok es Antartika.
Menurut
peta globe, Antartika yang disebut benua ini memiliki keliling 19.300 KM.
Padahal Capt. Cook menjelajahi panjang es Antartika sepanjang 60.000
KM (sekali putar). Loh? Berikut ini rute perjalanan Captain Cook jika
digambar dengan peta bumi bulat:
menurut
Flatter, justru captain cook sedang mengelilingi dinding bumi:
f.
Bumi
Memiliki Kubah Langit Yang Tak Bisa Ditembus
Dalam
keyakinan flatter, Bumi memiliki kubah langit yang tidak bisa ditembus oleh
benda apapun. Termasuk roket? ya. Dokumen NATO dan Amerika Serikat menunjukkan
bahwa mereka pernah bereksperimen mencoba menghancurkan kubah langit ini dengan
bom atom.
Berikut
list data pengeboman kubah langit oleh USA dan Uni Sovyet dalam upaya mereka
memburu prestis ke luar angkasa pertama kali:
1)
USA – Hardtack I – Johnston
Atoll, Pacific Ocean
·
Yucca 28 April 1958, 1.7 kt, 26.2 km
·
Teak, 1 August 1958, 3.8 Mt,
76.8 km
·
Orange, 12 August 1958, 3.8 Mt, 43 km
2) USA – Argus – South Atlantic
Ocean
·
Argus
I, 27 August 1958, 1.7 kt,
200 km
·
Argus
II, 30 August 1958, 1.7 kt, 240 km
·
Argus
III, 6 September 1958, 1.7 kt,
540 km (The highest known man made nuclear explosion)
3) USSR – 1961 tests – Kapustin Yar
·
Test
#88, 6 September 1961, 10.5 kt, 22.7 km
·
Test
#115, 6 October 1961, 40 kt, 41.3 km
·
Test
#127, 27 October 1961, 1.2 kt, 150 km
·
Test
#128, 27 October 1961, 1.2. kt, 300 km
4) USA – Dominic I – (Operation
Fishbowl) – Johnston Atoll, Pacific Ocean
·
Bluegill, 3 June 1962, failed
·
Bluegill
Prime, 25 July
1962, failed
·
Bluegill
Double Prime,
15 October 1962, failed
·
Bluegill
Triple Prime,
26 October 1962, 410 kt, 50 km
·
Starfish, 20 June 1962, failed
·
Starfish
Prime, 9 July
1962, 1.4 Mt, 400 km (The largest man made nuclear explosion in outer
space)
·
Checkmate, 20 October 1962, 7 kt, 147 km
·
Kingfish, 1 November 1962, 410 kt,
97 km
5) USSR – Soviet Project K nuclear tests –
Kapustin Yar
·
Test
#184, 22 October 1962, 300 kt, 290 km
·
Test
#187, 28 October 1962, 300 kt, 150 km
·
Test
#195, 1 November 1962, 300 kt, 59 km
g.
Permukaan
Laut Ternyata Datar
Selama ini
kita dikenalkan bahwa bumi berbentuk bulat bola dan permukaan lautnya
melengkung. Sebagaimana ilustrasi gambar di bawah ini. Dimana makin jauh kita
pergi dari tepi pantai maka kita akan makin tak terlihat karena termakan
lengkungan bumi. Masih ingat kan? Lalu, apakah benar permukaan laut itu
melengkung? Jawabannya sama sekali tidak melengkung. Pernah dilakukan percobaan
dengan menggunakan sinar laser. Diketahui bahwa sinar laser dapat menempuh
jarak sampai 20 KM. Percobaan
dilakukan pada jarak 4 miles atau 6,4 KM. Berdasarkan data lengkungan bumi,
seharusnya pada jarak 6,4 KM, buminya lengkung 3,2 meter. Maka, dipancarkanlah
sinar laser sejauh 6,4 KM. Seharusnya, sinar laser tersebut melenceng sejauh
3,2 meter karena lengkungan bumi, namun ternyata tidak.
h.
Jika
menggunakan teori jarak antar planet NASA, maka gerhana gak bisa
diprediksi
Menurut
Flatter, Matahari dan bulan ukuranya lebih kecil dari bumi. Jaraknya pun sangat
dekat dengan Bumi, tidak sampai ratusan juga kilometer sebagaimana Klaim NASA.
Flatter mendasarkan teorinya ini pada perhitungan “Siklus Saros” yaitu teori
astronomi yang dibuat bangsa Babilonia.
Siklus
Saros dibuat berdasarkan perhitungan Matahari dan Bulan mengelilingi Bumi,
dalam siklus ini Gerhana pasti terjadi setiap 18 tahun 11 hari dan 8 jam.
Ukuran Matahari dan Bulan sama, diameter 51 km dan jaraknya hanya 4000 KM
dari permukaan bumi.
Ilmuwan
NASA tidak bodoh sehingga tidak bisa menghitung Gerhana dan Matahari jika
menggunakan asumsi bumi bulat dan jarak yang mereka miliki. Tapi mereka tahu
bahwa asumsi teorinya sudah salah makanya menggunakan Siklus Saros saja biar
mudah.
Asumsi
dasar NASA tentang perhitungan jarak Matahari, Bulan dan Bumi. NASA menggunakan
teori Aristarchus of Samos untuk
menghitung jarak Matahari dan Bulan dari Bumi. Aristarchus yang hidup 310 SM–210
SM, menghitung jarak bulan sewaktu terjadi gerhana bulan dengan rumus
Trigonometri dengan asumsi bahwa gerhana terjadi akibat bulan masuk dalam
bayang bayang Bumi. Dengan menggunakan perhitungan Aristarchus, maka di dapat
angka-angka ukuran dan jarak yang seperti dibawah ini:
Lalu
kenapa NASA masih menggunakan siklus Saros? karena jika menggunakan angka-angka
di atas, gerhana tentu tidak akan bisa diprediksi.
5. Bagaimana
dengan Pendapat Al-Qur’an?
a.
Klaim
ijma bumi itu bulat
Perlu
diketahui bahwa ada klaim ijma’ dari sebagian ulama bahwa bumi itu
bulat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Telah
berkata Imam Abul Husain Ibnul Munadi rahimahullah termasuk ulama
terkenal dalam pengetahuannya terhadap atsar-atsar dan kitab-kitab besar pada
cabang-cabang ilmu agama, yang termasuk dalam thabaqah/tingkatan kedua ulama
dari pengikut imam Ahmad: “Tidak ada perselisihan di antara para ulama
bahwa langit itu seperti bola”. Beliau juga berkata: “Demikian pula mereka
telah bersepakat bahwa bumi ini dengan seluruh pergerakannya baik itu di
daratan maupun lautan, seperti bola”. Beliau berkata lagi: “Dalilnya
adalah matahari , bulan dan bintang-bintang tidak terbit dan tenggelam pada
semua penjuru bumi dalam satu waktu, akan tetapi terbit di timur dahulu sebelum
terbit di barat”.
Demikian
juga Ibnu Hazm rahimahullah berkata, “Para Imam kaum muslimin yang
berhak mendapar gelar imam radhiallahu anhum tidak mengingkari bahwa bumi itu
bulat. Tidak pula diketahui dari mereka yang membantah sama sekali, bahkan
bukti-bukti dari Al-Quran dan Sunnah membuktikan bahwa bumi itu bulat”.
Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata, “Bahkan alam semesta dan bumi
betuknya adalah bola, demikian juga penjelasan bahwa cahaya bulan berasal dari
pantulan sinar matahari dan gerhana bulan terjadi karena cahaya bulan terhalang
oleh bumi yang terletak antara bulan dan matahari”.
Demikian
juga pendapat bahwa beberapa ulama kontemporer seperti Syaikh Abdul Aziz bin
Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dan ulama lainnya.
b.
Batalnya klaim Ijma’
Perlu
diketahui juga bawa ada beberapa ulama ada yang menafikan bahwa bumi itu bulat
seperti Al-Qahthaniy Al-Andalusy dalam kitab Nuniyah-nya, “Telah
berbohong ilmuan dan astronom yang semisal … mereka mengklaim atas ilmu Allah”.
“Bumi menurut mereka bulat … mereka bergandengan dengan pendapat ini”. “Bumi
menurut ahli ilmu agama adalah datar … dengan dalil yang jelas dari Al-Quran”. Demikian juga dalam Tafsir Jalalain,
ketika menafsirkan ayat:
وَإِلَى
الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
“Dan
bumi bagaimana ia dihamparkan?” (Al-Ghaasyiyah: 20).
Dijelaskan
bahwa dzahir ayat bumi itu (سُطِحَتْ) “sutihat” menunjukkan bumi itu
(سطحية) “sathiyyah” yaitu datar.
Demikian
juga Al-Qurthubi dalam tafsirnya, membantah bahwa bumi bulat, ketika
menafsirkan ayat,
وَالْأَرْضَ
مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ
شَيْءٍ مَوْزُونٍ
“Dan
Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran” (Al-Hijr: 19).
c. Dalil-dalil yang digunakan kedua
pendapat, dari Al-Quran dan As Sunnah
Masing-masing
pendapat yang ada berdalil dengan Al Quran dan Sunnah dan saling membantah.
Jika membahas dalil-dalil mereka maka cukup panjang, maka kita beri beberapa
contoh saja:
1)
Dalil
bahwa bumi itu bulat menurut pro bumi bulat, surat Az Zumar:5
Allah
berfirman,
يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ
وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ
“Dia menutupkan/menggilirkan
(takwrir) malam atas siang dan menutupkan/menggilirkan siang atas malam”
(Az-Zumar : 5).
Pro bumi
bulat berkata bahwa takwir itu bermakna lingkaran atau melingkari,
misalnya melingkari penutup kepala imamah, karenanya bumi itu bulat-bola
bergantian siang dan malam.
Pro bumi datar membantah bahwa
justru itu dalil bahwa bumi itu datar dan berbentuk lingkaran (piring bulat),
matahari dan bulan berputar melingkar di atas bumi dan menggantikan siang dan
malam.
2) Dalil bumi itu datar menurut pro
bumi datar, surat At Thur ayat 6
Yaitu posisi baitul makmur (ka’bah penduduk langit)
yang berada tepat sejajar di atas ka’bah dunia di Mekkah
وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِْ
وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِْ . وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ
“dan demi Baitul Ma’mur , dan
atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api,”
(QS. At-Thur: 4-6)
Pro bumi
datar berkata: “Bagaimana mungkin bumi bulat-bola dan berputar kemudian baitul
makmur sejajar dengan baitullah di Mekkah, bagaimana bisa sejajar kalau
bumi-bulat berputar? berarti baitul makmur mutar-mutar di atas langit ikut
bumi? Ini tidak masuk akal. Kalau bumi datar maka masuk akal jika sejajar”.
Pro bumi bulat membantah: “bisa
jadi, ini hal ghaib yang tidak bisa masuk akal manusia, banyak hal ghaib yang
tidak masuk akal kita sekarang, seperti di hari kiamat ada yang berjalan dengan
wajahnya dalam Al-Quran. Orang dahulu tidak masuk akal jika ada yang bisa pergi
ke tempat yang jauh dalam semalam saja, di zaman sekarang bisa saja dengan
pesawat super cepat”.
3) Dalil bumi datar menurut pro bumi
datar, surat Al Ghasyiyah ayat 20
Ayat yang menjelaskan bahwa bumi itu dihamparkan. Allah
berfirman,
وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
“Dan (apakah manusia tidak mau
memikirkan) bagaimana bumi itu dihamparkan?” (Al-Ghasyiyah: 20).
Pro-datar
berkata: “ini sangat jelas mengatakan bumi dihamparkan, menghamparkan permadani
misalnya, tentu pada benda yang datar”.
Pro-bulat membantah: “silahkan lihat
penjelasan ulama semisal syaikh Al-Utsaimin dan fatwa Al-Lajnah
Ad-Daimah yang menjelaskan bahwa bumi itu datar bagi pandangan manusia
dari bumi, sedangkan bentuk sebenarnya adalah bulat-bola”.
4) Dalil bumi bulat menurut pro bumi
bulat, klaim ijma’ dari Syaikhul Islam, Ibnu Hazm dan beberapa ulama lain.
Namun klaim ijma’ ini perlu dikritik karena adanya
pendapat lain dari ulama terdahulu seperti Al Qurthuby dan penulis Tafsir
Jalalain.
d.
Tidak
ada dalil yang tegas menyatakan bahwa bumi bulat atau datar
Setelah kita melihat pendalilan dua kelompok yang berbeda
pendapat, maka kita dapatkan dalam satu dalil yang sama, bisa mereka gunakan
untuk mendukung pendapat mereka masing-masing yang bertentangan padahal
dalilnya sama. Memang dalam Al-Quran dan Sunnah tidak didapatkan dalil yang
tegas dan jelas mengenai hal ini yang menyebut dengan tegas “bumi bulat-bola”
atau “bumi datar”.
Kita bisa lihat yang pro-bulat menggunakan penjelasan syaikh
Al-‘Utsaimin mengatakan bahwa bumi itu bulat dengan dalil dan penjelasan oleh
Syaikh. Akan tetapi di sisi lain, Syaikh Al-Ustaimin dan juga Syaikh Bin Baz
berpendapat bahwa bumi adalah pusat tata surya dan tidak berputar sedangkan
matahari yang mengelilingi bumi. Tentu ini bertentangan dengan sebagian orang
yang pro bumi bulat, yang mereka menyakini bahwa bumi itu bulat dan
mengelilingi matahari.
Tentunya Syaikh Al-‘Utsaimin dan Syaikh Bin Baz berpendapat
bahwa matahari mengelilingi bumi dengan penjelasan dalil dalam Al-Quran dan
Sunnah. Syaikh Utsaimin menjelaskan, “Pendapat kami, matahari yang
mengelilingi bumi sehingga terjadi pergantian siang dan malam, kami berpegang
teguh dengan dzahir Al-Quran dan Sunnah bahwa matahari itu yang benar-benar
mengelilingi bumi”.
Syaikh Bin Baz juga menafikan bahwa bumi berputar (berarti
matahari yang berputar mengelilingi agar terjadi siang dan malam), beliau
berkata,
أما دورانها فقد أنكرته وبيَّنتُ
الأدلة على بطلانه
“Adapun perputaran bumi maka aku ingkari dan aku telah
jelaskan dalil tidak benarnya”.
Dalil yang
mereka gunakan untuk pernyataan “matahari mengelilingi bumi” juga banyak, salah
satunya yang menurut mereka cukup jelas bahwa matahari bergerak mengelilingi
bumi, yaitu hadits riwayat Bukhari dan Muslim bahwa matahari bergerak di
peredarannya dan tatkala sampai di bawah Arsy maka matahari bersujud.
Dari Abu
Dzar bahwa pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah bersabda, “Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi?” Mereka
berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya
matahari ini berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy,
lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya:
‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan
terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai ke tempat
peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu
sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau
datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian
berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya aneh sedikitpun darinya sehingga
sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dikatakan padanya:
‘Bangunlah, terbitlah dari arah barat’, maka dia pun terbit dari barat.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),
“Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat
lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu atau
dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya”.
Akan
tetapi yang mengatakan bahwa “bumi mengelilingi matahari” bisa membantah juga:
matahari itu memang bergerak dan mengelilingi pusat tata surya.
e.
Yang
benar adalah sesuai dengan penelitian dan fakta ilmiah ilmu dunia
Patut direnungi oleh sebagian kecil saudara kita muslim yang
mungkin saling berdebat apakah bumi itu bulat atau datar sampai tahap mencela,
menyindir dan sampai bermusuhan dalam masalah ini, padahal mereka bersaudara
dalam Islam dan yang lebih penting hal ini bukanlah permasalahan aqidah.
·
Tidak
ada dalil yang tegas dalam Al-Quran dan Sunnah yang menyatakan bahawa bumi itu
bulat atau datar, sedangkan klaim ijma yang ada perlu dipertanyakan
validitasnya, karena diketahui ternyata ada beberapa ulama yang menyelisihi
klaim ijma’ tersebut
·
Permasalahan
apakah bumi bulan atau datar bukanlah permasalahan aqidah.
·
Jika
memang bukan permasalahan aqidah terutama, tidak layak bagi kaum muslimin
berpecah belah dalam hal ini, saling mencela, menyindir dan bermusuhan dalam
rangka mendukung pendapatnya.
·
Karena
bukan masalah aqidah maka tidak bisa menyebabkan seseorang menjadi kafir hanya
karena keyakinan apakah bumi bulat atau datar.
·
Apakah
bumi itu bulat atau datar maka dikembalikan kepada penelitian dan fakta ilmiah
dan tentunya oleh para ahlinya dalam masalah ini. Allah berfirman,
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ
كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada orang
yang mempunyai ilmu jika kamu tidak mengetahui” (An-Nahl:43).
·
Dalil
Al-Quran dan Sunnah yang sudah pasti dan tegas (dalil qath’i) tidak akan
bertentangan dengan fakta ilmiah dan akal manusia yang sehat.
·
Yang
lebih penting adalah dari “bumi datar atau bulat” adalah kita hidup di atas
bumi, akan meninggalkan bumi menuju kampung akhirat yang kekal serta bagaimana
agar bumi sebagai tempat mencari bekal untuk pulang ke kampung akhirat yaitu
bekal iman, takwa, amal kebaikan yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk di
muka bumi.
Daftar Pustaka dan Referensi:
- Buku: Flat Earth the History of an Infamous Idea, Christine Garwood
- https://people.sc.fsu.edu/~dduke/models
- http://www.cloudynights.com/topic/306344-animated-gifs-for-ptolemaic-and-copernican-models/
- http://www.popsci.com/10-ways-you-can-prove-earth-is-round
- https://www.zenius.net/blog/12699/bumi-bulat-datar-flat-earth
- http://roda2blog.com/2016/07/31/7-fakta-logis-bentuk-bumi-datar-bukan-bulat/
·
Lihat Majmu’ Fatawa: 25/ 195
·
Fashl fil Milal
2/78, Maktabah Al-Kaniwy, Koiro, Syamilah
·
Miftah Daris Sa’adah
2/212, Darul Kutub Ilmiyah, Koiro, Syamilah
·
Nuniyyah Al-Qahthani,
Maktabah As-Sudaniy, Jeddah, Syamilah
·
Tafsir Jalalain
1/805, Darul Hadits, Koiro, Syamilah
·
Tafsir Al-Qurthubi
10/13, Darul Kutub Al-Mishriyyah, Koiro, 1384 H, Syamilah
·
Ma’alimut Tanzil 7/382, Darut Thayyibah,
cet. IV, 1414 H, syamilah.
·
Lihat Majmu’ Fatawa wa Rasail 8/664
·
Fatwa Al-Lanah Ad-Daimah 26/414
·
Majmu’ Fatawa wa Rasail
1/71, Darul Wathan, 1413 H, syamilah
·
Majmu Fatawa
Syaikh Bin Baz 9/228, bisa di akses di link ini juga: http://www.binbaz.org.sa/article/472
·
HR. Bukhari dan Muslim
·
Silsilah Huda wan Nur,
kaset nomor 1/497. Simak juga penjelasan beliau di sini: https://www.youtube.com/watch?v=PdBDFXtYKhU
·
Silsilah Huda wan Nur, kaset nomor
1/436
·
Silsilah Huda wan Nur, kaset nomor
1/436
·
Majmu Fatawa syaikh Bin Baz 9/228,
bisa diakses juga di link: http://www.binbaz.org.sa/article/472
·
Dar’ut Ta’arudh 1/80
No comments:
Post a Comment