Saat kita melakukan sebuah kebaikan, justru tidak menemukan penghargaan
dari orang. Kebaikan yang diupayakan dengan susah payah, selanjutnya tidak
dihargai. Karena konsep angin memang ia tidak akan bisa terlihat dengan mata.Hanya
manusia yang mengizinkan semua inderanya merasakan hembusan angin disetiap
pori-porinya, yang akan bisa ‘melihat’ angin tersebut. Sedangkan sebagian yang
lain yang memilih yang lain, akan berkeyakinan bahwa hanya yang bisa terlihat
saja yang layak untuk dihargai.
Angin itu bisa memiliki energi menghidupkan. Sekaligus ia juga memiliki
kekuatan menghancurkan. Dari sini, saya lebih menujukan energi menghidupkan dan
menghancurkan pada sisi kemungkinan positif yang bisa ditransformasikan kedalam
berbagai bentuk daya lainnya.
Menghidupkan bisa ditetaskan lagi sebagai kreatifitas, sebagai daya
inovasi. Sedangkan Menghancurkan bisa dibentuk sebagai energi penyelesaian /
hancurnya sebuah permasalan, menjadi buldoser untuk menghilangkan berbagai
problematika yang ada di tengah dunia, dari skala besar hingga juga ke
tingkatan yang paling kecil, ego, personal.
Sebuah titian yang sering diistilahkan dengan transformasi. Sebuah model
merubah suatu bentuk ke bentuk lain. Yang dirubah disini adalah energi
menghidupkan dengan bentuk yang lebih “memanusia”, sebut saja kreatifitas,
inovasi, transfer energi dan sejenisnya.
Sepintas tidak adanya relevansi dan keterkaitan. Tapi jika saya
berbicara seperti layaknya angin. Seperti inilah angin. Terlihat tidak memiliki
arah yang jelas.
Tapi sebenarnya ia malah justru : menjadi simbol, dan memiliki "mata angin" yang menjadi "patron", menjadi "rel" untuk banyak kereta api dalam perjalanannya.
Tapi sebenarnya ia malah justru : menjadi simbol, dan memiliki "mata angin" yang menjadi "patron", menjadi "rel" untuk banyak kereta api dalam perjalanannya.
No comments:
Post a Comment