Rasanya agak durhaka
kalau kita tinggal di tempat yang tidak kita tahu sejarahnya bagaimana. Maka dari
itu, di tulisan saya kali ini, saya akan mengulas tentang sejarah Banten. Kerajaan
Banten awalnya berada dibawah kekuasaan Kerajaan Demak. Namun, Banten berhasil
melepaskan diri ketika mundurnya Kerajaan Demak. Pemimpin Kerajaan Banten
pertama adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah pada tahun 1522-1570. Sultan
Hasanuddin berhasil membuat Banten sebagai pusat perdagangan dengan memperluas
sampai ke daerah Lampung, penghasil lada di Sumatera Selatan. Tahun 1570 Sultan
Hasanuddin meninggal kemudian dilanjutkan anaknya, Maulana Yusuf (1570-1580)
yang berhasil menakhlukkan Kerajaan Pajajaran pada tahun 1579. Setelah itu,
dilanjutkan oleh Maulana Muhammad (1585-1596) yang meninggal pada penakhlukkan
Palembang sehingga tidak berhasil mempersempit gerakan Portugal di Nusantara.
Kerajaan Banten
mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682).
Dimana, Banten membangun armada dengan contoh Eropa serta memberi upah kepada
pekerja Eropa. Namun, Sultan Ageng Tirtayasa sangat menentang Belanda yang
terbentuk dalam VOC dan berusaha keluar dari tekanan VOC yang telah memblokade
kapal dagang menuju Banten. Selain itu, Banten juga melakukan monopoli Lada di
Lampung yang menjadi perantara perdagangan dengan negara-negara lain sehingga
Banten menjadi wilayah yang multi etnis dan perdagangannya berkembang dengan
pesat.
Kerajaan Banten
mengalami kemunduruan berawal dari perselisihan antara Sultan Ageng dengan
putranya, Sultan Haji atas dasar perebutan kekuasaan. Situasi ini dimanfaatkan
oleh VOC dengan memihak kepada Sultan Haji. Kemudian Sultan Ageng bersama dua
putranya yang lain bernama Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf terpaksa mundur dan
pergi ke arah pedalaman Sunda. Namun, pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng berhasil
ditangkap dan ditahan di Batavia. Dilanjutkan pada 14 Desember 1683, Syekh
Yusuf juga berhasil ditawan oleh VOC dan Pangeran purbaya akhirnya menyerahkan
diri.
Atas kemenangannya itu,
Sultan Haji memberikan balasan kepada VOC berupa penyerahan Lampung pada tahun
1682. Kemudian pada 22 Agustus 1682 terdapat surat perjanjian bahwa Hak
monopoli perdagangan lada Lampung jatuh ketangan VOC. Sultan Haji meninggal
pada tahun 1687. Setelah itu, VOC menguasai Banten sehingga pengangkatan Sultan
Banten harus mendapat persetujuan Gubernur Jendral Hindian Belanda di Batavia.
Terpilihlah Sultan Abu
Fadhl Muhammad Yahya sebagai pengganti Sultan Haji kemudian digantikan oleh
Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Aabidin. Pada tahun 1808-1810, Gubernur
Hindia Jenderal Belanda menyerang Banten pada masa pemerintahan Sultan Muhammad
bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin.
Penyerangan tersebut
akibat Sultan menolak permintaan Hindia Belanda untuk memindahkan ibu kota
Banten ke Anyer. Pada akhirnya, tahun 1813 Banten telah runtuh ditangan
Inggris.
Referensi:
ijin share ya kak makasih
ReplyDeletedigital media agency