Tuesday, December 27, 2016

Teknik Lalu Lintas (Survey)



Tujuan survey
Tujuan survey harus sesuai dengan tujuan studi transportasi dan harus dinyatakan dengan jelas karena berkaitan dengan metode survey. Misalnya bila tujuan studi transportasi adalah untuk menyusun rencana pengembanganjaringan jalan jangka panjang suatu kota maka salah satu tujuan survey yang harus tercapai adalah mengetahui pola-asal tujuan perjalanan di kota tersebut
Metode survey
Metode survey harus sesuai dengan tujuan survey serta memungkinkan untuk dilaksanakan baik ditinjau dari aspek legal, ketersediaan teknologi, kondisi lokasi, dll.
Surveyor
Untuk mendapatkan hasil survey lalu-lintas yang akurat,dibutuhkan surveyor dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
·         Kualifikasinya (usia,jenis kelamin,dll)harus sesuai dengan karakteristik survey
·         jumlahnya cukup
·         Penempatannya tepat
·         Tidak menyulitkan mobilisasi
Peralatan
Agar dapat mendukung surveyor dalam melaksanakan tugasnya, terdapat beberapa hal yang  harus di pertimbangkan yaitu:
·         kemampuan mengukur
·         teknik pencatatan
·         periode pencatatan
·         kemungkinan untuk digunakan (instalasi/pertimbangan kondisi lingkungan).

Persiapan survey lalu lintas
Sebelum survey lalu-lintas dimulai terdapat beberapa hal yang dipersiapkan antara lain:
·         mempelajari hasil survey dan metodenya terlebih dahulu
·         melaksanakan survey pendahuluan
·         melaksanakan rekrutmen dan pelatihan surveyor
·         menyiapkan peralatan dan formulir survey

Beberapa contoh metode survey lalu lintas
·         arus dan kapasitas ruang
·         arus dan kapasitas simpang bersinyal
·         durasi parkir
·         kecepatan setempat
·         arus jenuh di simpang bersinyal.
·         survey kecepatan perjalanan dan kecepatan gerak
Penjelasan survey kecepatan perjalanan dan kecepatan gerak adalah untuk menjelaskan kecepatan perjalanan,perhatikanlah beberaparumus dan definisi sederhana berikut ini:
Vp = 3600*l/wp
Vg =(3600*l)/(wp-t)
Dengan
Vp=kecepatan perjalanan (km/jam)
Vg=kecepatan gerak (km/jam)
L=panjang rute (km)
Wp= lama perjalanan
T=tundaan (detik)
Kecepatan adalah jarak dibagi waktu. waktu ada dua jenis, yaitu waktu perjalanan dan waktu gerak.            waktu gerak adalah waktu perjalanan dikurangi lamanya tundaan.karena dalam kecepatan biasanya waktu diukur dalam detik dan jarak ukur dengan km maka untuk mendapatkan hasil kecepatan yang lazimnya dinyatakan dalam km/jam perlu perumusan seperti diatas.

Manajemen lalu-lintas
Manajemen lalu lintas dapat di definisikan sebagai suatu proses pengaturan pasokan (supply) dan kebutuhan (demand) sistem jalan raya dengan tujuan untuk memenuhi suatu tujuan tertentu tanpa penambahan prasarana baru.secara garis besar terdapat dua kelompok upaya manajemen lalu lintas,yaitu:
·         optimasi pasokan
·         pengendalian kebutuhan

Optimasi pasokan
Upaya manajemen lalu lintas yang termasuk dalam kategori ini ditujukan memanfaatkan ruang lalu-lintas yang ada secara lebih efisien guna meningkatkan kinerja lalu-lintas.terdapat beberapa contoh upaya manajemen lalu-lintas dalam kelompok ini,diantaranya adalah:
·         pelarangan parkir di tepi jalan selama jam puncak
Sangat mudah dipahami bahwa parkir di tepi jalan akan sangat mengurangi lebar efektif jalan akibatnya adalah berkurangnya kapasitas jalan sehingga reduksi pemarkiran pinggir jalan harus dilakukan
·         lokasi perkir khususuntuk parkir jangka pendek
Prasarana parkir harus dipisahkan untuk parkir jangka panjang dan pendek,hal ini dilakukan agar pencampuran sirkulasi kendaraan yang memiliki sirkulasi waktu pemarkiran dapat dipisahkan
·         jalan satu arah
·         penggunaan kapasitas sisa pada lajur arah lawan (eversible lane)

Pengendalian kebutuhan
Upaya manajemen lalu-lintas yang termasuk dalam kategori ini ditujukan untuk mengendaliakn atau mengatur lalu-lintas yang tidak efisien.terdapat beberapa contoh upaya manajemen lalu-lintas dalam kelompok ini diantaranya adalah:
·         waktu kerja fleksibel
·         penyesuaian tarif tol pada jam sibuk
·         park and ride sepanjang jalur angkutan umum
·         peningkatan tarif
·         carpool matching program
·         congestion charging
·         bus ulang-alik

Pelanggaran Parkir Di Tepi Jalan Puncak
Oleh sebab itu reduksi kapasitas dalam bentuk apapun termasuk akibat parkir di tepi jalan harus dihilangkan khususnya pada saat jam puncak.

Keselamatan Lalu – Lintas
Makhlup hidup termasuk manusia memiliki naluri untuk menjaga keselamatan dirinya. Demikian pula halnya dalam berlalu – lintas. sayangnya naluri ini sering kali tidak ditingkatkan menjadi ssebuah kesadaran yang terstruktur dalam serangkaian tindakan yang dapat menjamin kesalamatan lalu lintas bagi si pengguna jalan apalagi bagi pengguna jalan lainnya. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai keselamatan lalu – lintas ini menjadi penting. Dalam tataran perencanaan, perancangan dan evaluasi di bidang rekayasa lalu – lintas sejumlah upaya dapat dilakukan.

Tingkat Keselamatan Lalu-Lintas Jalan
Sesuatu yang jarang terjadi cenderung menjadi objek liputan media secara besar – besaran. Hal ini mengingat peristiwa semacam inilah yang menarik perhatian pembaca, pendengar atau pemirsa. Itu sebabnya kecelakaan pesawat udara dengan jumlah korban dan kejadian per tahunya yang jauh lebih sedikit dari kecelakann moda angkutan darat akan menjadi pembicaraan.
Dan terlihat bahwa moda pesawat terbang adalah moda angkutan yang tingkat fatalitasnya paling rendah. Hal ini disebabkan prosedur keselamatan yang demikian tinggi dalam pengoperasian pesawat udara. Pilot merupakan pendidikan yang paling teratas dibandingkan pengemudi moda angkutan lain. Penumpang dan barang harus menjalani serangkaian perawatan rutin maupun berkala yang di monitori secara ketat.
Moda dengan tingkat fatalitas yang paling tinggi adalah sepeda motor. Makin muda usia dan makin rendah tingkat pendidikan pengemudi sepeda motor makin tinggi kecenderungan untuk berperilaku membahayakan dalam penggunaan sepeda motor. Hal ini diperoleh dari analisis terhadap jawaban 75 responden mahasiswa, dosen, dan karyawan.

KATEGORI KECELAKAAN
Kategori kecelekaan dapat dibedakan berdasarkan jenisnya, tingkat parah korban, faktor penyebab yang berkontribusi, keadaan lingkungan, waktu. Masing – masing akan dirinci pada bagian berikut ini.  Jenis kecelakaan dapat dibagi menjadi kecelakaan  :
·         Belok kanan, depan – depan (right – turn ,head on )
·         Gesek samping (sidewipe)
·         Depan – belakang (rear – end)
·         Terkait dengan pejalan kaki
·         Terkait dengan kemiringan jalan
·         Menabrak objek tetap
·         Terkait dengan parkir mobil
·         Dll
Tingkat parah korban dibedakan menjadi :
·         Fatal
·         Luka prah
·         Luka ringan
·         Kerusakan kendaraan
Kecelakaan lalu – lintas umumnya tidak terjadi akibat penyebab tunggal. Terdapat sejumlah hal yang secara simultan dapat berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan. Beberapa di antaranya dapat didaftar berikut in :
·         Mengemudi dalam pengaruh alkohol atau obat obatan
·         Mengemudi secara ceroboh
·         Sakit atau lelah
·         Mengemudi tanpa surat izin mengemudi yang tidak syah
·         Pandangan terhalang
·         Kerusakan bagian dari kendaraan
·         Kehilangan kendali akibat pergeseran muatan atau tekana agin
Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan merupakan dokumen yang berisi garis besar rencana keselamatan jalan yang disusun berdasarkan amanat Pasal 203 Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009, yang bersifat jangka panjang (25 tahun ). Sehingga dapat dikatan bahwa RUNK  Jalan ini adalah wujud tanggung jawab Pemerintah dalam menjamin keselamatan lalu lintas jalan.
            Penyusunan RUNK Jalan ini menggunakan pendekatan 5 (lima) pilar keselamatan jalan yang meliputi :
1.    Pilar – 1 : Manajemen Keselamatan Jalan
2.    Pilar – 2 : Jalan yang Berkeselamatan
3.    Pilar – 3 : Kendaraan yang Berkeselamatan
4.    Pilar – 4 : Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan
5.    Pilar – 5 : Penanganan Korban Pasca Kecelakaan

No comments:

Post a Comment