Manusia merupakan makhluk hidup yang
selalu tumbuh dan berkembang. Dalam setiap perkembangannya manusia selalu ingin
mencapai tujuan-tujuan yang optimal. Manusia selalu berusaha meningkatkan
kualitas hidupnya dengan mengembangkan ilmu pengetahuan. Untuk meningkatkan
pengetahuan, kepribadian, serta keterampilannya manusia tak lepas dari yang
namanya belajar.
Pendidikan
merupakan faktor terpenting dalam membentuk perubahan-perubahan yang positif
untuk memajukan suatu bangsa selalu mengacu pada sebuah landasan dan asas-asas
tertentu. Seluruh Negara Berkembang mulai menerapkan pendidikan dasar (basic
education) yamg diwujudkan dalam wajib belajar, seperti yang ada di Indonesia
yaitu wajib belajar 9 tahun. Setiap Negara mempunyai tujuan pendidikan yang
berbeda, antara Negara maju dan berkembang akan memiliki tujuan dan sistem yang
berbeda dalam penyelenggaraan pendidikan.
Landasan
Pendidikan
Ada beberapa
landasan yang berperan sangat penting dalam tujuan pendidikan yaitu; filosofis,
sosiologis, dankultural. Selanjutnyalandasanilmiah dan teknologi yang akan
mendorong pendidikan itu untuk menjemput masa depan.
A. Landasan filosofis
Landasan filosofis merupakan
landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan, yang berusaha
menelaah masalah-masalah pokok seperti; apakah pendidikan itu, mengapa
pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjdi tujuan, dan sebagainya.
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat.
Konsepsi-konsepsi filosofis tentang
kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu;
(i)
Religi dan etika yang bertumpu pada
keyakinan
(ii)
Ilmu pengetahuan yang mengandalkan
penalaran
Tujuan
filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berfikir bebas serta
merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu.Penggunaan istilah
filsafat dapat dalam dua pendekatan, yakni; yang pertama filsafat sebagai
kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh setiap orang serta
sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu. Yang
kedua filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika,
epistemology (tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk),
estetika (tentang indah dan jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada”,
termasuk akal itu sendiri), serta social dan politik (filsafat pemerintahan).
a. Pengertian
tentang landasan filosofis
Terdapat kaitan yang erat antara
pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang
manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra itu.
Peranan filsafat dalam bidang
pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian antara lain:
1. Keberadaan
dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini, seperti yang disimpulkan
sebagai zoon polaticon, homo sapiens,
animal educandum, dan sebagainya.
2. Masyarakat
dan kebudayaan
3. Keterbatasan
manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantangan, dan
4. Perlunya
landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan.
Secara
historis terdapat dua aliran yang saling
bertentangan yakni idealism dan naturalism (positivisme), dengansegala
variasinya masing-masing (Abu hanifah, 1950). Di samping kedua aliran tersebut
,telah bekembang pula beberapa aliran
lain, sehingga terdapat aliran-aliran filsafat materi, filsafat cita, filsafat
hidup, filsafat hakikat, filsafat eksistensi, dan filsafat
wujud.
a.
Pancasila sebagai landasan filosofis
system pendidikan Nasional
Pasal 2 UU-RI No. 2 Tahun 1989
menetapkan bahwa pendidikan Nasional berdasarkan pancasila danUndang-Undang
Dasar 1945. Tentang hal ituter cantum dalam penjelasan UU-RI No. 2 Tahun 1989,
yang menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk di bidang pendidikan,
adalah pengenalan Pancasila, dan untuk itu pendidikan nasional mengusahakan
antara lain; “pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang
tinggi kualitasnya dan mampu mandiri”
B.
Landasan
Sosiologis
a. Pengertian
tentang landasan sosiologis
Sosiologi
pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang di pelajari
oleh sosiologi pendidikan meliputi empat
bidang yaitu;
1. Hubungan
sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain
2. Hubungan
kemanusiaan di sekolah
3. Pengaruh
sekolah pada perilaku anggotanya, dan
4. Sekolah
dalam komunitas yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok
sosial lain di dalam komunitasnya.
5. Masyarakat
Indonesia sebagai landasan sosiologis sistem pendidikan nasional.
Masyarakat
mencakup sekelompok orang yang berinteraksi
antas sesamanya, saling tergantung, dan terikat oleh nilai dan norma
yang di patuhi bersama.
Masyarakat
sebagai kesatuan hidup memiliki ciri-ciri utama antara lain;
1. Ada
interaksi antara warga-warganya
2.
Pola tingkah laku warganya diatur
oleh adat istiasdat, norma-norma ,
hukum, dan aturan-aturan yang khas
3.
Ada rasa identitas kuat yang mengikat
pada warganya.
Dari
dulu hingga kini, cirri yang menonjol dari masyarakat Indonesia adalah sebagai
masyarakat majemuk (dari segi suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan, agama,
dan lain-lain) yang tersebar di ribuan pulau di nusantara. Melalui perjalanan
yang panjang, masyarakat yang bhinneka tersebut akhirnya mencapai satu kesatuan
politik untukmendirikan satu Negara serta mewujudkan satu masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang bhinneka
tunggal ika.
C. Landasan kultural
Dalam
UU-RI No. 2 Tahun 1989 pasal 1 ayat 2 di tegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan
sistem pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan
bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945.
a.
Pengertian tentang landasan kultural
Kebudayaan
sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu
terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan dalam arti luas
tersebut dapat berwujud;
(i)
Ideal seperti ide, gagasan, nilai, dan
sebagainya.
(ii)
Kelekuan berpola dari
manusia dalam masyarakat, dan
(iii)
Fisik yakni benda hasil karya manusia.
Kebudayaan
dapat dibentuk, diselaraskan, atau di kembangkan karena dan melalui pendidikan.
Baik kebudayaan yang berwujud ideal, atau kelakuan dan teknologi, dapat
diwujudkan melalui proses pendidikan.
b.
Kebudayaan Nasional sebagai landasan
sistem pendidikan Nasional
Sistem
pendidikan Nasional (SISDIKNAS)
adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia. Karena
masyarakat Indonesia sebagai pendukung kebudayaan itu adalah masyarakat yang
majemuk, maka kebudayaan bangsa Indonesia tersebut lebih tepat disebut sebagai
kebudayaan nusantara yang beragam.
D. Landasan psikologis
Pendidikan
selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan fisikologis
merupakan salah satu landasan yang penting
dalam bidang pendidikan.
a.
Pengertian tentang landasan psikologis
Pemahaman
peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaa, merupakan salah
satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh sebab itu, hasil kajian dan penemuan
psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidag pendidikan, umpama
pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan, dan ciri-ciri pertumbuhan
setiap aspek, dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya.
b.
Perkembangan peserta
didik sebagai landasan psikologis
Peserta
didik selalu berada dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan maupun
karena perkembangan. Pertumbuhan terutama karena pengaruh faktor internal
sebagai akibat kematangan dan proses
pedewasaan.
Salah satu aspek
dari pengembangan dari manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan
kepribadian , utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan
mandiri, meskipun terdapat variasi pedapat, namun dapat di kemukakan beberapa prinsip umum perkembanagan kepribadian.
Di sebut sebagai prinsip-prinsip umum karena:
1.
Prinsip itu mungkin dirumuskan dengan
variasi tertentu dalam berbagai teori kepribadian.
2.
Prinsip itu akan tampak bervariasi pada
kepribadian manusia tertentu (sebab kepribadian itu unik).
Salah
satu prinsip perkembangan kepribadian ialah bahwa perkembangan kepribadian
mencakup aspek behavioral maupun aspek motivasional. Prinsip kedua dari
perkembangan kepribadiaa adalah bahwa kepribadian mengalami perkembangan yang menerus dan tidak terputus-putus,
meskipun pada suatu periode tertentu akan mengalami perkembangan yang cepat di
banding dengan periode lainnya.
E.
Landasan
ilmiah dan teknologi
Pendidikan
serta ilmu pengetahuan(iptek) mempunyai kaitan yang erat. Seperti diketahui,
iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran; dengan kata lain,
pendidikan berperan sangat penting dalam
pewarisan dan pengembangan iptek. Dari sisi lain, setiap perkembangan iptek
harus segera diakomudasi oleh pendidikan yakni dengan segera memasukkan hasil
pengembangan iptek itu ke dalam isi
bahan ajaran.
a.
Pengertian tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi
Pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap
fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu.
b.
Perkembangan iptek sebagai landasan
ilmiah
Iptek
merupakan salah satu dari hasil usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada
permulaan kehidupan manusia. Bukti
historis menunjukkan bahwa usah mula
bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh bangsa mesir purba dimana banjir
tahunan sungai nil menyebabkan berkembangnya sistem almanac geometri, dan
kegiatan survie.
Asas-Asas Pokok Pendidikan
Asas
pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap
perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Khusus untuk
pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan yaitu asas tut wuri handayani, asas
belajar sepanjang hayat, dan asas kemandirian dalam belajar.
A. Asas tut wuri handayani
Asas
tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Depdikbud, pada awalnya
merupakan salah satu dari “asas 1922” yakni tujuh buah asa dari perguruan Nasional
Taman Siswa (didirikan 3
juli 1922). Adapun ketujuh asas tersebut berbunyi sebagai berikut :
a. Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk
mengatur dirinya sendiri dengan mengingat tertibnya persatuan dalam perikehidupan banyak
b. Bahwa pengajaran harus member pengajaran yang
berfaedah ,yangdalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
c. Bahwa pengajaran harus berdasar pada
kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
d. Bahwa pengajaran harus tersebar luas
sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat
e. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup
yang sepenuh-penuhnya lahir maupun batin hendaklah di usahakan dengan kekuatan
sendiri dan menolak bantuan apapun dan
dari siapapun yang mengikat, baik ikatan batin maupun ikatan lahir.
f. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan
kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang silakukan.
g. Bahwa dalam mendidik anak –anak perlu
adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingn pribadi
demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Asas
ataupun semboyan tut wuri
handayani yang di kumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara itu mendapat tanggapan
positif dari Drs. R.M.P. Sostrokartono
(filsuf ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan untuk melengkapinya, yakni
Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Kars Kini ketiga semboyan tersebut
telah menyatuh menjadi satu kesatuan asas, yakni;
a. Ing
ngarsa sung tulada (jika di depan, menjadi contoh)
b. Ing
madya mangan karsa (jika di tengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat atau
motivasi), dan
c. Tut
wuri handayani (jika di belakang, mengikuti dengan awas)
B.
Asas
Belajar Sepanjang Hayat
Asas
belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap
pendidikan seumur hidup. UNESCO institute for education (UIE Hambung)
menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan
yang harus;
1)
Meliputi seluruh hidup setiap individu.
2)
Mengarah kepada pembentukan, pembaruan,
pemingkatan, dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
3)
Tujuan akhir adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.
4)
Meningkatkan kemampuan dan motivasi
untuk belajar sendiri.
5)
Mengakui kontribusi dari semua pengaruh
pendidikan yang mungkin terjadi,
termasuk yang formal, non-formal, dan
informal.
C.
Asas
Kemandirian dalam Belajar
Asas
belajar sepanjang hayat hanya dapat terwujudkan apabila didasarkan pada asumsi
bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, Karena tidak mungkin
seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan
guru ataupun orang lain.
Perwujudan asas
kemandirian dalam belajar akan menempatkan
guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivato, di samping
peran-peran lain : informator, organisator, dan sebagainya.
Daftar Pustaka
1. Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta : Teras
2. Tirtoraharjo,Umar, S.L. La Sulo
Drs 2005. Pengantar Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta
No comments:
Post a Comment