Tuesday, December 27, 2016

Landasan Pendidikan



Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu tumbuh dan berkembang. Dalam setiap perkembangannya manusia selalu ingin mencapai tujuan-tujuan yang optimal. Manusia selalu berusaha meningkatkan kualitas hidupnya dengan mengembangkan ilmu pengetahuan. Untuk meningkatkan pengetahuan, kepribadian, serta keterampilannya manusia tak lepas dari yang namanya belajar.
Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam membentuk perubahan-perubahan yang positif untuk memajukan suatu bangsa selalu mengacu pada sebuah landasan dan asas-asas tertentu. Seluruh Negara Berkembang mulai menerapkan pendidikan dasar (basic education) yamg diwujudkan dalam wajib belajar, seperti yang ada di Indonesia yaitu wajib belajar 9 tahun. Setiap Negara mempunyai tujuan pendidikan yang berbeda, antara Negara maju dan berkembang akan memiliki tujuan dan sistem yang berbeda dalam penyelenggaraan pendidikan.

Landasan Pendidikan
Ada beberapa landasan yang berperan sangat penting dalam tujuan pendidikan yaitu; filosofis, sosiologis, dankultural. Selanjutnyalandasanilmiah dan teknologi yang akan mendorong pendidikan itu untuk menjemput masa depan.
A.       Landasan filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti; apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjdi tujuan, dan sebagainya. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat.
Konsepsi-konsepsi filosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu;
(i)                 Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
(ii)               Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran
Tujuan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berfikir bebas serta merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu.Penggunaan istilah filsafat dapat dalam dua pendekatan, yakni; yang pertama filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu. Yang kedua filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika, epistemology (tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang indah dan jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada”, termasuk akal itu sendiri), serta social dan politik  (filsafat pemerintahan).
a.       Pengertian tentang landasan filosofis
Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra itu.

Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian antara lain:
1.    Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini, seperti yang disimpulkan sebagai zoon polaticon, homo sapiens, animal educandum, dan sebagainya.
2.    Masyarakat dan kebudayaan
3.    Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantangan, dan
4.    Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan.
Secara historis terdapat dua aliran yang  saling bertentangan yakni idealism dan naturalism (positivisme), dengansegala variasinya masing-masing (Abu hanifah, 1950). Di samping kedua aliran tersebut ,telah bekembang  pula beberapa aliran lain, sehingga terdapat aliran-aliran filsafat materi, filsafat cita, filsafat hidup, filsafat hakikat, filsafat eksistensi, dan filsafat wujud.
a.                   Pancasila sebagai landasan filosofis system pendidikan Nasional
Pasal 2 UU-RI No. 2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan Nasional berdasarkan pancasila danUndang-Undang Dasar 1945. Tentang hal ituter cantum dalam penjelasan UU-RI No. 2 Tahun 1989, yang menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk di bidang pendidikan, adalah pengenalan Pancasila, dan untuk itu pendidikan nasional mengusahakan antara lain; “pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri”

B.                 Landasan Sosiologis
a.       Pengertian tentang landasan sosiologis
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang di pelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi  empat bidang yaitu;
1.    Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain
2.    Hubungan kemanusiaan di sekolah
3.    Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, dan
4.    Sekolah dalam komunitas yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
5.    Masyarakat Indonesia sebagai landasan sosiologis sistem pendidikan nasional.
                  Masyarakat mencakup sekelompok orang yang berinteraksi  antas sesamanya, saling tergantung, dan terikat oleh nilai dan norma yang di patuhi bersama.
Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri-ciri utama antara lain;
1.    Ada interaksi antara warga-warganya
2.    Pola tingkah laku warganya diatur oleh  adat istiasdat, norma-norma , hukum, dan aturan-aturan yang khas
3.    Ada rasa identitas kuat yang mengikat pada warganya.
                  Dari dulu hingga kini, cirri yang menonjol dari masyarakat Indonesia adalah sebagai masyarakat majemuk (dari segi suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan, agama, dan lain-lain) yang tersebar di ribuan pulau di nusantara. Melalui perjalanan yang panjang, masyarakat yang bhinneka tersebut akhirnya mencapai satu kesatuan politik untukmendirikan satu Negara serta mewujudkan satu masyarakat  Indonesia sebagai masyarakat yang bhinneka tunggal ika.
C.  Landasan kultural 
                  Dalam UU-RI No. 2 Tahun 1989 pasal 1 ayat 2 di tegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan sistem pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945.
a.         Pengertian tentang landasan kultural
      Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan dalam arti luas tersebut dapat berwujud;
(i)        Ideal seperti ide, gagasan, nilai, dan sebagainya.
(ii)     Kelekuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan
(iii)   Fisik yakni benda hasil karya manusia.
                  Kebudayaan dapat dibentuk, diselaraskan, atau di kembangkan karena dan melalui pendidikan. Baik kebudayaan yang berwujud ideal, atau kelakuan dan teknologi, dapat diwujudkan melalui proses pendidikan.
b.    Kebudayaan Nasional sebagai landasan sistem pendidikan Nasional
                  Sistem pendidikan Nasional (SISDIKNAS) adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia. Karena masyarakat Indonesia sebagai pendukung kebudayaan itu adalah masyarakat yang majemuk, maka kebudayaan bangsa Indonesia tersebut lebih tepat disebut sebagai kebudayaan nusantara yang beragam.
D.  Landasan psikologis
                  Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan fisikologis merupakan salah satu landasan yang penting  dalam bidang pendidikan.
a.         Pengertian tentang landasan psikologis
      Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaa, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh sebab itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidag pendidikan, umpama pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan, dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya.
b.     Perkembangan peserta didik sebagai landasan psikologis
      Peserta didik selalu berada dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan maupun karena perkembangan. Pertumbuhan terutama karena pengaruh faktor internal sebagai akibat kematangan  dan proses pedewasaan.
Salah satu aspek dari pengembangan dari manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan kepribadian , utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan mandiri, meskipun terdapat variasi pedapat, namun dapat di kemukakan  beberapa prinsip  umum perkembanagan kepribadian.

Di sebut sebagai prinsip-prinsip umum karena:
1.    Prinsip itu mungkin dirumuskan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori kepribadian.
2.    Prinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab kepribadian itu unik).
                  Salah satu prinsip perkembangan kepribadian ialah bahwa perkembangan kepribadian mencakup aspek behavioral maupun aspek motivasional. Prinsip kedua dari perkembangan kepribadiaa adalah bahwa kepribadian mengalami perkembangan  yang menerus dan tidak terputus-putus, meskipun pada suatu periode tertentu akan mengalami perkembangan yang cepat di banding dengan periode lainnya.
E.       Landasan ilmiah dan teknologi
                  Pendidikan serta ilmu pengetahuan(iptek) mempunyai kaitan yang erat. Seperti diketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran; dengan kata lain, pendidikan  berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek. Dari sisi lain, setiap perkembangan iptek harus segera diakomudasi oleh pendidikan yakni dengan segera memasukkan hasil pengembangan iptek itu  ke dalam isi bahan ajaran.
a.    Pengertian tentang ilmu pengetahuan dan teknologi
         Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu.
b.    Perkembangan iptek sebagai landasan ilmiah
         Iptek merupakan salah satu dari hasil usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang  lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan  kehidupan manusia. Bukti historis menunjukkan  bahwa usah mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh bangsa mesir purba dimana banjir tahunan sungai nil menyebabkan berkembangnya sistem almanac geometri, dan kegiatan survie.

Asas-Asas Pokok Pendidikan
            Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar  atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan yaitu asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hayat, dan asas kemandirian dalam belajar.

A.   Asas tut wuri handayani
      Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Depdikbud, pada awalnya merupakan salah satu dari “asas 1922” yakni tujuh buah asa dari perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 juli 1922). Adapun ketujuh asas tersebut berbunyi sebagai berikut :
a. Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat tertibnya persatuan  dalam perikehidupan banyak
b.  Bahwa pengajaran harus member pengajaran yang berfaedah ,yangdalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
c.  Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
d. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat
e. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh-penuhnya lahir maupun batin hendaklah di usahakan dengan kekuatan sendiri dan menolak bantuan apapun dan  dari siapapun yang mengikat, baik ikatan batin maupun ikatan lahir.
f. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus  membelanjai sendiri segala usaha yang silakukan.
g. Bahwa dalam mendidik anak –anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingn pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.

                  Asas ataupun semboyan tut wuri handayani yang di kumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara itu mendapat tanggapan positif dari  Drs. R.M.P. Sostrokartono (filsuf ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan untuk melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Kars Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatuh menjadi satu kesatuan asas, yakni;
a.       Ing ngarsa sung tulada (jika di depan, menjadi contoh)
b.      Ing madya mangan karsa (jika di tengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi), dan
c.       Tut wuri handayani (jika di belakang, mengikuti dengan awas)

B.  Asas Belajar Sepanjang Hayat
                  Asas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup. UNESCO institute for education (UIE Hambung) menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus;
1)   Meliputi seluruh hidup setiap individu.
2)   Mengarah kepada pembentukan, pembaruan, pemingkatan, dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
3)   Tujuan akhir adalah mengembangkan  penyadaran diri setiap individu.
4)   Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar sendiri.
5)   Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan  yang mungkin terjadi, termasuk yang formal,  non-formal, dan informal.
C.  Asas Kemandirian dalam Belajar
                  Asas belajar sepanjang hayat hanya dapat terwujudkan apabila didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, Karena tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru ataupun orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan  guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivato, di samping peran-peran lain : informator, organisator, dan sebagainya.



Daftar Pustaka

1. Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta : Teras
2. Tirtoraharjo,Umar, S.L. La Sulo Drs 2005. Pengantar Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta

No comments:

Post a Comment