Friday, December 30, 2016

Kumpulan Kata-Kata Pidi Baiq



Ayaaaaahhh!!! Beliau emang masih muda. Anak-anaknya lah yang bikin beliau jadi orangtua.
Pernah naik haji, tapi bukan ustadz. Bukan pula profesor atau bahkan filsuf. Hanya imigran dari surga yg diselundupkan ke bumi oleh ayah beliau yg tegang di kamar pengantin. Imam Besar The Panasdalam. Ketua Front Pembela Islam, Kristen, Hindu & Buddha. Seorang seniman. Sering dipanggil surayah oleh para pengikutnya. Sekarang lagi aktif berkicau di Twitter, menjawab semaunya beragam pertanyaan dan keluh kesah para pengikutnya. Penulis buku best-seller, salah beberapanya Tetralogi Drunken dan Dilan. Dialah dia, Pidi Baiq.
“Google Menjawab Semuanya Pidi Baiq Menjawab Semaunya”. Meski nyeleneh, tapi setiap ucapannya punya makna mendalam. Kadang reflektif, solutif, inspiratif, dan ga jarang bikin ketawa. Saking bernilainya setiap celetukannya di twitter, terbikinlah buku At-Twitter.

KETUHANAN

  • Kerajaan Tuhan tak akan runtuh, bahkan ketika semua memaki-Nya
  • Neraka adalah tempat yang disediakan untuk mereka yang lolos dari hukuman dunia
  • Setelah mati ternyata Tuhan yang kupercaya itu tak ada, ya sudah gak apa-apa. Tapi bagaimana kalau tuhan yang tidak kau percaya itu ternyata ada?

KEHIDUPAN

  • Di saat kunikmati, hidup ini indah. Dan langsung pusing ketika mulai kupikirkan.
  • Di atas kita kini langit, di atas kita nanti tanah.
  • Masa lalu adalah urusan perasaaan, masa depan adalah urusan pemikiran.
  • Bumi yang selama ini kau injak-injak, adalah bumi yang terus berputar, menunggu waktu yg tepat untuk menelanmu.
  • Manusia sempurna adalah justeru yang memiliki kekurangan dan kelebihan.
  • Kalau kau terlalu ambisius ingin berhasil, dengan sendirinya kau sedang menciptakan rasa takut mendapatkan kegagalan.
  • Kesenangan bukan dicari, tetapi diciptakan
  • Aku tahu aku tidak dapat mengubah kehidupan, tapi mungkin aku bisa mengubah cara pandangku terhadap kehidupan.
  • Kebahagiaan secara teknis adalah tujuan pencapaian, tetapi juga bisa menyebabkan kecemasan karena takut itu akan berakhir.
  • Aku tahu harta tak akan dibawa mati, tapi aku masih hidup, masih membutuhkannya.
  • Ikhlas membiarkan diri tenang, Pasrah membiarkan diri kalah.
  • Puisi Khairil Anwar mungkin bagus, tetapi ia ada di masa lalu, hari ini adalah milikmu.
  • Sahabat adalah dirimu yang kedua.
  • Aku harus pergi dulu dari rumah kalau aku ingin pulang ke rumah.
  • Ya Allah, mudah-mudahan sederhana, tetapkanlah pikiran kami selalu melangit. Dan, dengan hati yang terus membumi.
  • Kau tak akan bisa sampai ke sorga tanpa kehidupan dunia ini sebagai kendaraannya.

CINTA

  • Pada awalnya cinta itu bisa melihat, menjadi buta karena masuk ke dalam hati yang paling dalam.
  • Orang yang kau anggap istimewa, mungkin akan menjadi biasa saja setelah kau dapatkan.
  • Cinta lebih mudah dirasakan daripada harus dimengerti, itulah mungkin mengapa lebih butuh balasan daripada alasan.
  • Cinta kepada seseorang adalah urusan perasaan, jika engkau ingin mendapatkannya, segera menjadi urusan pemikiran.
  • Tujuan pacaran adalah untuk putus, bisa karena menikah, bisa karena berpisah.

KEGALAUAN

  • Yang membuat galau bukan dirinya, tetapi penilaianmu yang berlebihan tentang dirinya.
  • Kalau kamu galau, kamu sedang menikmati keresahanmu, bukan sedang menyelesaikannya.
  • Sakit hati sebetulnya adalah potensi kreativitas, setidaknya dengan itu kau bisa membuat puisi.

KREATIVITAS

  • Kebutuhan akan inspirasi adalah kebutuhan pelaku seni yang masih amatir
  • Ya itu dia, ketika kamu sibuk berpikir mencari inspirasi, orang lain justru sedang berkarya tanpa banyak pikiran.
  • Jika kau ingin sama dengan orang lain, tidakkah kamu merasa sedang menjalimi dirimu yang khas?
  • Aku sering harus seperti gila untuk menjadi nyaman berkarya.
  • Untuk berkembangnya sebuah kebudayan, dibutuhkan seorang pemberontak.
  • Hidup kami, mati kau, Plagiator!
  • Jika keberhasilan karyamu diukur dari banyaknya rating, maka kau bukan seniman, melainkan buruh seni.
  • Aku mungkin salah, tapi bahagia ketika berkarya dengan berusaha menjauh dari prinsip-prinsip umum yang sama sekali tidak mendasar.
  • Eksak, kau menjawab sama dengan umum, kau benar. Kreativitas, kau menjawab sama dengan umum, kau niru.

PENDIDIKAN

  • Bukan nama kampusnya yang harus kau junjung, tapi ilmu pengetahuannya yang harus kau sebarkan.
  • Sesungguhnya hidup ini adalah senda gurau, sekolah telah menyebabkannya menjadi serius.
  • Katanya perbedaan itu adalah rahmat, tetapi dia sendiri menyuruh siswa untuk seragam.
  • Murid yang nyontek mungkin disebabkan oleh karena mereka merasa dirinya bukan mesin yg bisa hafal semua.
  • Kalau tujuan kuliah adalah untuk bekerja, ya setuju, bekerja menyelesaikan tugas kuliah.
  • Dulu, nama besar kampus disebabkan oleh karena kehebatan mahasiswanya. Sekarang, mahasiswa ingin hebat karena nama besar kampusnya.
  • Wahai dikau yang oleh anak-anaku dipanggil Guru. Pengetahuan rumus Einstein yang engkau berikan kepada murid-muridmu adalah rumus dari seorang Einstein yang berkata: “Imaginasi lebih utama daripada pengetahuan” (Cokelat 16:7)

INSTROPEKSI & REFLEKSI DIRI

  • Kesalahanku adalah ketika aku merasa paling benar.
  • Santai di dalam pembawaan, serius di dalam pemikiran, ya itu sangat baik.
  • Kalau aku sudah pandai, aku tak akan rajin lagi, takut kembali ke awal proses untuk mencapai pangkal.
  • Bagi kami yang jelek, sudah siap kalau besok jadi cakep. Yang cakep, siap gak kalau besok jadi jelek? Enggak kan? Enggak kan? Payah!
  • Silahkan semua orang membenciku, aku masih punya diriku yg akan mencintaiku. Silahkan diriku membenciku, aku tetap tenang, karena itu tak mungkin.
  • Kalau kamu benar, jangan merasa paling benar. Aku pun kalau salah, tidak akan merasa paling salah.
  • Kukira, aku tidak akan pernah berada di masa depan, karena nyatanya, aku selalu berada di hari ini, yang harus lebih baik dari kemarin.
  • Tetap tenang, manusia adalah minitaur alam semesta, lebih luas dari cacian, lebih besar dari pujian.

RETORIS

  • Kalau kehidupan ini palsu, kenapa uangnya harus asli?
  • Mungkinkah Malin Kundang terkenal kalau tidak durhaka?


No comments:

Post a Comment