Tuesday, December 27, 2016

Penerapan Metode Pembelajaran Inquiri pada Aljabar



Pembangunan Nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Sistem pendidikan nasional diselenggarakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah, dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap manusia, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan terbelakang. Dalam pendidikan, perkembangan kurikulum menuntut siswa untuk selalu aktif, kreatif, dan inovatif dalam menanggapi setiap mata pelajaran yang diajarkan. Sikap aktif, kreatif, dan inovatif dapat terwujud dengan menempatkan siswa sebagai objek pendidikan. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber belajar yang paling benar.
Seorang guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan keahlian di depan kelas. Salah satu komponen keahlian itu adalah kemampuan untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa.

Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengenal berbagai jenis metode pembelajaran sehingga dapat memilih metode pembelajaran manakah yang paling tepat untuk suatu bidang pengajaran.
Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang dianggap mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Hal ini terjadi karena penerapan model pembelajaran inkuiri memungkinkan siswa mencari dan menemukan sendiri pola dan struktur matematika melalui pengalaman belajar yang menyenangkan dan menantang. Rencana pembelajaran dengan model pembelajaran ini hendaknya disusun sebaik mungkin agar siswa aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai model pembelajaran matematika terbaru harus mampu membuat siswa nyaman dalam kegiatan pembelajaran.
A.  Dasar Teori
a.  Belajar Mandiri
Belajar merupakan suatu hal yang sangat mendasar bagi manusia. Belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Apakah belajar itu? Yusuf Hadi Miarso (1986) dalam Thomas Suharmanto (2006 : 13), menyatakan  bahwa belajar adalah proses komunikasi. Sedangkan menurut konstruktivis, belajar adalah proses pengolahan informasi (Haris Mudjiman, 2006 : 28). Siswa yang sedang belajar berarti terlibat komunikasi dengan berbagai hal, baik hal-hal yang pernah dialami maupun hal-hal yang bersifat baru (informasi baru).
Belajar aktif memiliki ciri keaktifan siswa, persistensi, keterarahan dan kreativitas untuk mencapai tujuan atau mendapatkan serangkaian kompetensi. Seseorang  yang sedang menjalankan kegiatan belajar mandiri lebih ditandai dan ditentukan  oleh motif yang mendorongnya belajar, bukan oleh kenampakan fisik kegiatan belajarnya. Kegiatan belajar secara fisik bisa berupa belajar sendiri dan belajar kelompok. Dengan demikian, bila motif yang mendorong kegiatan belajarnya adalah motif untuk menguasai sesuatu kompetensi yang diinginkan, maka ia dikatakan sedang belajar mandiri.

b.  Teori Belajar 
1. Teori Belajar Piaget
    Jean Piaget ialah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme dalam proses belajar. Teori yang dikemukakan oleh Piaget adalah teori perkembangan mental atau intelektual atau kognitif. Piaget menekankan aktivitas individual dalam pembentukan pengetahuan. Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Ratna Wilis Dahar, 1989 :159) menegaskan bahwa  pengetahuan dibangun dalam pikiran siswa melalui proses asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Proses asimilasi adalah proses penyatuan atau pengintegrasian informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki. Proses akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Sedangkan, proses ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

B.     Pembelajaran
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar.Menurut Knowles pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan menurut Slavin
pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman dalam pengetahuan dan tingkah laku.
Menurut Crow & Crow pembelajaran adalah pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap. Menurut Rahil Mahyuddin pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek. Menurut Achjar Chalil pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Corey pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus. Menurut G. A. Kimble pembelajaran merupakan perubahan kekal secara relatif dalam keupayaan kelakuan akibat latihan yang diperkukuh. Menurut Munif Chatib pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi
Berdasarkan pengertian dari pra ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses pengorganisasian serta hasil dari interasi untuk mencapai tujuan tertentu serta menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif dan kekal.

C.    Metode Pembelajaran
Model pembelajaran adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa model pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan.

Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai model pembelajaran.
Dapat pula dikatakan bahwa m
odel pembelajaran adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran, selain model pembelajaran tentu metode pembelajaran juga dapat digunakan. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

D.    Model Pembelajaran Inquiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu Inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis.
  
Secara umum inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lainh secara kritis,merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterupsi data serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilny.
Pengertian Inkuiri menurut para ahli
a)    Menurut Piaget dan Trowbridge, 1973
Inkuiri merupakan pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri, dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari pertanyaan atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan oran lain.
b)   Kuslan Stone (Dahar, 1991)
Inkuiri merupakan pengajaran dimana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.
c)    Hamalik, 1991
Pengajaran secara inkuiri adalh suatu strategi yang berpusat pada siswa yang dimana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap petanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
d)   Model pembelajaran  inkuiri adalah model mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah (Sujana, 2005 : 154) Model ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulasi yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar, dengan demikian siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru.
e)        Model pembelajaran  inkuiri merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide atau gagasan lewat proses menemukan Hudoyo  (1990 : 124).  Peserta didik menemukan sendiri pola-pola dan struktur matematika melalui serentetan pengalaman belajar yang lampau. Siswa memerlukan waktu dan bantuan untuk mengembangkan kemampuan memahami ide atau gagasan baru. Beberapa petunjuk atau instruksi perlu diberikan kepada peserta didik, apabila mereka belum menunjukkan kemampuan untuk menemukan ide atau gagasan yang dimaksud. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar dengan model inquiry ini, seutuhnya melibatkan siswa maupun guru. Diharapkan jika siswa terlibat dalam menemukan pola dan struktur matematika itu ia akan memahami konsep dan teorema lebih baik, ingat lebih lama dan mampu mengaplikasikan kesituasi yang lain.
 Inkuiri merupakan seni dan sains tentang mengajukan dan menjawab pertayaan-pertanyaan yang menghendaki pengamatan dan pengukuran, pengajuan hipotesis dan penafsiran, pembangunan dan pengujian model melalui eksperimen, refleksi dan pengakuan atas kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari model penyelidikan yang digunakan. Selama inkuiri, guru dapat mengajukan suatu pertanyaan atau mendorong siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, yang dapat bersifat open-ended, memberi peluang siswa untuk mengarahkan penyelidikan mereka sendiri dan menemukan jawaban-jawaban yang mungkin dari mereka sendiri, dan mengantar pada lebih banyak pertanyaan lain.
   Strategi inkuiri banayak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut alairan ini, belajar pada hakekatnya adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal. Belajar sekedar dari proses menghafal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tapi bagaimana pengetahuan yang diperoleh itu bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir.
Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa.
Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlikan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi. Selama inkuiri, guru dapat mengajukan pertanyaan atau mendorong siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, memberi peluang siswa untuk mengarahkan peyelidikan mereka sendiri dan menemukan jawaban-jawaban yang mungkin dari mereka sendiri dan mengantar pada lebih banyak pertanyaan lain. Salah satu pendekatan pembelajaran dalam bidang Sains, yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai model yang cukup efektif adalah pendekatan inkuiri. Langkah pembelajaran inkuri, merupakan suatu siklus yang dimulai dari:
1.        Observasi atau pengamatan terhadap berbagai fenomena alam
2.        Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi
3.        Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban
4.        Mengumpulkan data yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan.
Agar penerapan strategi inkuiri dapat berhasil dengan baik maka guru perlu memahami beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam merancang inkuiri seperti disarankan oleh Keffer (2000) antara lain sebagai berikut:
a)         Siswa harus dihadapkan dengan masalah-masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan sumbernya bisa dari siswa sendiri maupun dari guru.
b)        Siswa harus diberi keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan masalahnya dan guru harus dapat menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa.
c)         Siswa harus memiliki informasi awal tentang masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, guru harus berperan dalam memberikan informasi pendukung baik dengan cara melibatkan siswa bekerja bersama guru atau diberikan saran tentang sumber-sumber dan wujud informasi yang dibutuhkan dan dapat dicari dan diperolehnya sendiri.
d)        Siswa harus diberikan kesempatan melakukan dan mengevaluasi hasil kegiatannya. Guru memberi bantuan jika siswa betul-betul sudah tidak mampu memecahkan masalahnya.
   Siswa diberiakan waktu cukup untuk bekerja bedasarkan pendekatan baru secara individual maupun berkelompok dan perlu diberikan contoh yang tepat dan agar dapat membedakan contoh salah yang berkaitan dengan masalah.

E.       Materasi Pada Bentuk Aljabar
Soal-soal cerita yang akan dibahas pada sub bab menyelesaikan soal cerita adalah soal-soal yang behubungan dengan sistem persamaan linier dua variabel.
Contoh soal
Harga 2 baju dan 3 celana adalah Rp85.000,00 sedangkan harga 3 baju dan 1 celana adalah Rp75.000,00. Tentukan harga baju dan celana!

Langkah penyelesaian:
a.    Menentukan dua buah variabel dan membuat tabel.
b.    Menyatakan setiap bilangan yang ada dalam masalah dengan variabel yang ditentukan atau jika tidak, menuliskan bilangan itu sebagai konstanta.
c.    Menyatakan relasi antara bilangan-bilangan dan variabel yang telah diperoleh sehingga tersusun kalimat terbuka.
d.   Menyelesaikan kalimat terbukanya.
e.    Memeriksa kembali jawaban ke masalahnya.
f.     Menyatakan jawaban sesuai yang ditanyakan pada masalah itu dalam bentuk verbal.

F.       Penerapan Model Pembelajaran Inquiri Materi Menyelesaikan Soal Cerita pada Bentuk Aljabar
1.      Stimulation (Stimulisi / pemberian rangsangan) yakni melalui kegiatan PBM dengan mengajuka pertanyaan – pertanyaan, anjuran membaca buku sehingga mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
2.      Problem statement (pernyataan / identifikasi masalah) yakni memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda – agenda masalah  yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban semetara atas pernyataan masalah).
3.      Data collection (pengumpulan data ) yakni memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar salahnya hipotesis.
4.      Data processing (pengolahan data), yakni mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa.
5.      Verification yakni melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan.
6.      Generalization (generalisasi) yakni menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah  yang sama dengan memperhatikan hasil verifikasi.


DAFTAR PUSTAKA
1.      Dahar, Ratna Wilis. ( 1996 ). Teori – Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
2.      Depdiknas. ( 2002 ). Pembelajaran Kontekstual. Jakarta : Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Departeman Pendidikan Nasional.
3.      Depdiknas.( 2003 ). Pendekatan Kontekstual; Contextual Teaching and Learning  ( CTL ). Jakarta : Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Departeman Pendidikan Nasional.
Hamalik Oemar. ( 2002 ). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

No comments:

Post a Comment