LAPORAN
PRAKTIKUM IPA SD
Disusun oleh:
Kelompok 6
1.
Ayu
Adha Apriyati (2227150121)
2.
Arina
Faza Zulfa (2227150135)
3.
Farid
Herdyawan (2227150125)
4.
Irda
Kusmiah (2227150118)
5.
Novia
Indriani (2227150092)
6.
Sepriyanti (2227150119)
7.
Siti
Fathiroh (2227150087)
Kelas :II/C
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
2016
DASAR TEORI
Charles du
Fay (antara 1698-1739) berkebangsaan
Perancis, ia mengetahui bahwa elektrik itu terdiri dari negatif (-) dan positif
(+). Sejauh itu banyak sekali penelitian tentang listrik dan pada tahun 1800
barulah manusia bisa menikmati gunanya listrik. Pada tahun 1800 Alessandro
Volta berpendapat bahwa listrik itu seperti air dan berarti listrik itu sangat
berguna karena mempunyai tenaga, dan dari hasil kerja kerasnya ia pun berhasil
membuat baterai dan kita tahu bahwa baterai adalah sumber listrik.
Baterai
adalah alat listrik kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya
dalam bentuk listrik. Terdapat 2 proses kimia listrik pada baterai yaitu, proses pengisian dan
proses pengosongan, dimana pada saat pengisian/charge energi listrik diubah menjadi energi kimia dan saat pengosongan/discharge energi kimia diubah menjadi
energi listrik.
Baterai
terdiri atas beberapa sel listrik, sel listrik tersebut menjadi penyimpan
energi listrik dalam bentuk energi kimia. Sel baterai tersebut dinamakan
elektroda-elektroda. Elektroda negatif (katoda), berfungsi sebagai pemberi
elektron (penghantar). Elektroda positif (anoda) yang terbuat dari batang
karbon berfungsi sebagai penerima elektron. Antara anoda dan katoda akan
mengalir arus yaitu dari kutub positif (anoda) ke kutub negatif (katoda).
Sedangkan elektron akan mengalir dari katoda menuju anoda.
Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh
mengalirnya muatan listrik di dalam sebuah rangkaian. Suatu energi listrik
harus memiliki arus listrik yang berfungsi sebagai penghantar aliran muatan
listrik, arus listrik mengalir karena adanya beda potensial listrik atau
tegangan listrik. Dalam arus listrik arah muatan negatif (elektron) berlawanan
arah dengan muatan positif (proton). Kuat arus listrik dapat di ukur
menggunakan Amperemeter yang di ukur dalam rangkaian seri, sedangkan
tegangannya dapat diukur dengan Voltmeter (Alfatah dan yusuf, 2008: 149).
Energi listrik selain dapat diperoleh
dari bahan nonorganik, juga dapat diperoleh dari bahan organik, seperti buah. Kita dapat
menggunakan buah jeruk
nipis sebagai sumber listrik pengganti
baterai. Jeruk nipis seperti halnya sebuah baterai mengandung asam yang bersifat
elektrolit yang dapat menghasilkan energi listrik. Ketika reaksi kimia antara
asam pada jeruk nipis dan lempengan-lempengan berlangsung, pada saat itulah
energi listrik dapat dihasilkan. Lempengan-lempengan yang digunakan berfungsi
sebagai elektroda negatif (paku yang terbuat dari besi) dan elektroda positif
(uang logam dari tembaga).
BATERAI JERUK
a. Tujuan
Menguji kemampuan buah jeruk dalam menghasilkan arus listrik
b. Alat dan bahan
1. Jeruk nipis 5 biji
2. Lempeng seng ukuran 5 cm x 0,5 cm
sebanyak 5 lembar (paku)
3. Lempeng tembaga 5 batang ukuran 5 cm
x 0,5 cm (kabel tembaga)
4. Kabel halus
5. Lampu LED
c. Cara kerja
Percobaan 1 (1 buah jeruk)
1. Tancapkan 1 lembar pelat tembaga dan
1 lembar pelat seng ke 1 buah jeruk dengan jarak antar pelat sekitar 5 cm.
2. Hubungkan kabel halus lampu LED,
yang merupakan kutub negatif, ke pelat tembaga. Lalu hubungkan kabel halus
lampu LED, yang merupakan kutub positif, ke pelat seng.
3. Ukur tegangan (voltase) dan kuat
arus dengan menggunakan multimeter.
4. Amati lampu LED apakah menyala atau
tidak.
Percobaan 2 (2 buah jeruk)
1. Tancapkan 1 lembar pelat tembaga dan
1 lembar pelat seng ke 1 buah jeruk dengan jarak antar pelat sekitar 5 cm.
Lakukan juga pada jeruk kedua, jeruk ketiga, dan jeruk keempat.
2. Hubungkan kabel halus pada jeruk
yang satu dengan jeruk yang lain. (pelat tembaga pada satu jeruk dihubungkan
dengan pelat seng pada jeruk kedua menggunakan kabel halus).
3. Ukur tegangan (voltase) dan kuat
arus dengan menggunakan multimeter.
4. Amati lampu LED apakah menyala atau
tidak.
Percobaan 3 (4 buah jeruk)
1. Tancapkan 1 lembar pelat tembaga dan
1 lembar pelat seng ke 1 buah jeruk dengan jarak antar pelat sekitar 5 cm.
Lakukan juga pada jeruk yang lain.
2. Hubungkan kabel halus pada jeruk
yang satu dengan jeruk yang lain. (pelat tembaga pada satu jeruk dihubungkan
dengan pelat seng pada jeruk yang lain menggunakan kabel halus).
3. Ukur tegangan (voltase) dan kuat
arus dengan menggunakan multimeter.
4. Amati lampu LED apakah menyala atau
tidak.
Percobaan 4 (6 buah jeruk)
1. Tancapkan 1 lembar pelat tembaga dan
1 lembar pelat seng ke 1 buah jeruk dengan jarak antar pelat sekitar 5 cm.
Lakukan juga pada jeruk yang lain.
2. Hubungkan kabel halus pada jeruk
yang satu dengan jeruk yang lain. (pelat tembaga pada satu jeruk dihubungkan
dengan pelat seng pada jeruk yang lain menggunakan kabel halus).
3. Ukur tegangan (voltase) dan kuat
arus dengan menggunakan multimeter.
4. Amati lampu LED apakah menyala atau
tidak.
Percobaan 5 (8 buah jeruk)
1. Tancapkan 1 lembar pelat tembaga dan
1 lembar pelat seng ke 1 buah jeruk dengan jarak antar pelat sekitar 5 cm.
Lakukan juga pada jeruk yang lain.
2. Hubungkan kabel halus pada jeruk
yang satu dengan jeruk yang lain. (pelat tembaga pada satu jeruk dihubungkan
dengan pelat seng pada jeruk yang lain menggunakan kabel halus).
3. Ukur tegangan (voltase) dan kuat
arus dengan menggunakan multimeter.
4. Amati lampu LED apakah menyala atau
tidak.
TABEL PENGAMATAN
NO.
|
PERCOBAAN
|
TEGANGAN
(VOLT)
|
KUAT
ARUS
|
LED
|
1
|
1
buah Jeruk nipis
|
0,56
volt
|
0,3
MA
|
Tidak
menyala
|
2
|
2
buah Jeruk nipis
|
1,05
volt
|
0,3
MA
|
Tidak
menyala
|
3
|
4
buah Jeruk nipis
|
2,09
volt
|
0,3
MA
|
Tidak
menyala
|
4
|
6
buah Jeruk nipis
|
Tidak
terukur
|
Tidak
terukur
|
Menyala
|
5
|
8
buah Jeruk nipis
|
1,65
volt
|
-
|
Menyala
|
6
|
5
belimbing
|
-
|
-
|
Menyala
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
No comments:
Post a Comment