Kepala kita hanya dilindungi
oleh
kerangka tulang batok yang rawan
benturan.
Ini menunjukkan bahwa meskipun kita
dapat menaklukan dunia
dengan kekuatan otak dan pikiran,
namun tetap saja sangat terbatas.
Rambut kita meskipun jumlah helainya
sangat banyak
namun tetap saja jika rontok kita
dapat melihatnya dan
menimbulkan kebotakan.
Ini juga menunjukkan keterbatasan
kita sebagai manusia.
Mata kita hanya berjumlah dua, namun
hebatnya bisa mengenali
dan membedakan ratusan jenis warna.
Bahkan mata merupakan salahsatu
panca indera yang
paling kompleks komponennya
dan
belum dapat ditandingi oleh
teknologi apapun juga.
Disisi lain, mata dapat rusak hanya
karena kebiasaan
kecil seperti melihat matahari,
fokus pada layar yang beradiasi,
atau hanya karena mengucek mata
dengan tangan kotor.
Ini jelas sekali menunjukkan
keterbatasan kita.
Tangan dan kaki berjumlah
masing-masing sepasang pada tubuh kita.
Tentu ada maksudnya dalam penciptaan
yang Tuhan lakukan.
Meski manusia dapat melatih organ
gerak dengan kuat dan sempurna,
namun karena tetap hanya dibalut
kulit serta terdiri dari
tulang dan otot yang rapuh maka
tangan dan kaki
sangatlah rawan akan benturan dan
penyakit.
Keterbatasan ini juga seharusnya
menyadarkan manusia.
Mulut kita adalah organ untuk
berbicara sekaligus
pintu masuk bagi sistem pencernaan
kita.
Mulut terdiri dari gigi, lidah,
gusi, serta bibir.
Masing-masing memilki fungsinya
namun pada saat salahsatu
mengalami sakit maka mulut kita merasakan
sakit yang menyeluruh.
Masih terbatas bukan?
Berbagai organ dalam seperti
paru-paru, ginjal, hati,
pankreas, usus, dan lainnya memiliki
komposisi yang
bahkan tak bisa ditandingi oleh
teknologi apapun juga.
Jika salahsatu organ dalam kita
rusak,
jalan keluarnya hanya transplantasi
dari manusia lainnya sebagai
pendonor.
Sudah sangat terbatas!
Terakhir, akal budi dan
perasaan.
Manusia adalah makhluk hidup yang
paling sempurna
dimana manusia memiliki kehendak
bebas yang didasarkan
pada akal budi dan perasaan yang tak
pernah dimiliki
oleh hewan dan tumbuhan.
Manusia dapat memanfaatkannya secara
positif atau negatif
bergantung pada tujuannya.
Namun satu hal yang pasti, akal budi
dan perasaan
tak pernah dapat menjadikan manusia
sebagai
Tuhan atas semesta alam yang
kuasaNya tak terbatas.
Jadi meskipun tubuh manusia
sangatlah terbatas,
namun Tuhan menciptakannya
dengan
sangat tak terbatas dan tak
tertandingi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi
takkan pernah dapat
menciptakan manusia seutuh seperti
yang Tuhan ciptakan.
Tubuh manusia terbatas agar kita
tetap terus bergantung
pada Kuasa Yang Maha Besar.
Saya manusia yang bertubuh sempurna,
sudah sepatutnya dan harus selalu
bersyukur.
Bandingkan dengan manusia yang
bertubuh kurang sempurna,
mereka saja masih tetap bisa
bersyukur dan
tetap berjuang untuk hidupnya.
Pada saat kita menghadapi masalah,
lihatlah pada tubuh kita sendiri
apakah kita masih bersyukur atau
tidak...
Hidup itu
memang ada batasnya,
namun
menjadi sangat tak ternilai
saat kita
menghargai keterbatasan dan bersyukur padaNYA.
No comments:
Post a Comment