1.
Niat
Niat yang berarti mempersiapkan hati untuk
berkonsentrasi.
2.
Takbir al-Ihram
Adalah sebuah pengakuan akan kebesaran
Allah. Menggambarkan pengumuman ke”sholat”an kita. Visualisasinya seperti
ketika ada orang lemah dianiaya dengan cara disiksa atau dipukuli oleh orang kuat
maka si lemah mengangkat tangannya menutupi kepala dengan kedua tangannya
sambil berkata ”ampun..ampun...ampuun. Ini menunjukkan bahwa : Pertama,
mengangkat tangan ketika takbiratul ihram adalah merupakan simbol atau isyarat
untuk memohon ampun dari segala dosa dan kesalahan manusia yang lemah kepada
Allah Swt yang Maha Besar sambil membaca doa iftitah, terus fatihah dan
dilanjutkan dengan membaca salah satu surat dalam al-qur’an yang dianggap
mudah. Kedua, mengangkat tangan juga merupakan kunci pembuka hubungan manusia
dengan Allah sebagai Khaliq (Tawajjuh) dan menutup hubungan manusia dengan
sesama manusia (Mu‟amalah=sosial), terbukti bahwa setelah takbiratulihram dan
kedua tangan disimpan di atas dada, maka orang yang sedang sholat tidak boleh
berkata-kata, tidak boleh meludah, tidak boleh tengok kanan atau tengok kiri
dan lain sebagainya. Inilah substansi takbir al ihram (takbir yang
mengharamkan) artinya setelah takbir ihram tersebut kita diharamkan berbicara,
makan, minum dan lain sebagainya karena akan membatalkan sholat itu sendiri.
3.
Meletakkan kedua
tangan di atas dada dalam keadaan berdiri
Tangan kiri dipegang oleh tangan kanan.
Gerakan ini merupakan isyarat atau simbol dari : Pertama, bahwa posisi kiri
merupakan simbol dari kejelekan atau kejahatan (Ahli syimal=Neraka). Sedangkan
posisi kanan merupakan simbol dari kebaikan (Ahli Yamin=Syurga). Keadaan
seperti ini mengandung makna bahwa kuasailah potensi kejahatan (Al-Fujur) dalam
diri kita oleh potensi kebaikan atau ketaqwaan (Al-Taqwa) sehingga menjadi
manusia yang tidak lupa kepada Allah SWT.dan menjadi manusia yang berbahagia
dunia dan akhirat (QS. Al-Syamsyi : 8-10). Kedua, Posisi berdiri mengandung
makna perjalanan hidup (Subul Al-hayat) manusia sejak lahir sampai meninggal
dunia. Oleh karena itu hiduplah di jalan kebenaran secara konsekuen dan
istiqomah dan jangan hidup di jalan kejahatan atau kesesatan yang hina.(QS. al-
Mulk : 2).
4.
Pandangan selalu
menunduk ke tempat sujud
Gerakan tersebut mengandung makna bahwa
dalam perjalanan hidup di dunia manusia harus senantiasa ingat akan tanah
tempat sujud artinya kematian, sebab kematian merupakan nasihat yang paling
efektif bagi manusia yang berakal. Dunia merupakan satu-satunya tempat untuk
menebar benih kebaikan. Dan dunia merupakan jembatan untuk menuju akhirat kelak
(al-Dunya Majrah al-Akhirah). Walaupun kematian sesuatu yang sangat dibenci dan
tidak diinginkan kedatangannya oleh manusia tetapi kematian tetap akan
menemuinya jika sudah tiba saatnya.(QS. al-Jum’ah : 8). Kematian datangnya
tiba-tiba dan tidak pernah bisa dihalangi dengan apapun juga. Oleh karena itu
management kematian mesti diperhitungkan oleh orang yang beriman dan bertaqwa.
Orang yang bertaqwa akan menemui
kematian dalam keadaan baik (Toyyibiin) sehingga para malaikat pun berkata :
silahkan masuk ke dalam syurga dengan sejahtera. Selain itu orang yang jiwanya
tenang (Mutmainnah) rohnya akan dipanggil keluar dari jasadnya dengan santun
dan penuh kasih sayang serta akan dikumpulkan di syurga dengan roh- roh orang
yang sholeh.(QS. al- Fajr : 27-30). Kondisi demikian dilakukan pada posisi
berdiri. Berdiri bermakna bahwa otak yang merepresentasikan ego berada di atas
hati yang merepresentasikan nurani. Ini adalah fase dimana ego lebih
mengendalikan nurani. Contoh hidup manusia pada fase ini adalah fase anak-anak.
Diberi gambaran bahwa betapa sulitnya anak kecil berbagi pada sesamanya adalah
gambaran betapa anak kecil masih didominasi kesadaran ego dibandingkan
kesadaran nurani. Sering ditemui anak kecil yang tidak mau berbagi permen yang
dimilikinya pada adiknya sekalipun. Karena takut jatahnya berkurang. Ini adalah
fase dimana ego masih berada di atas nurani.
5.
Gerakan berikutnya
adalah ruku’
Adalah gerakan yang menggambarkan bahwa
ego dan nurani berada dalam posisi yang sama, sejajar. Fase ini menggambarkan
fase kehidupan manusia sebagai seorang remaja. Terkadang antara nurani dan
egonya bertentangan. Pernahkah anda merasakan betapa enggannya kita berbagi
tempat duduk di bis kota pada seorang ibu tua? Atau enggannya berbagi uang
jajan kepada seorang peminta-minta di lampu merah? Dalam hati ada pertentangan.
Jika diberi uang kita habis, kalau tidak diberi kok kasihan. Inilah fase yang
digambarkan oleh gerakan ruku’. Seringkali pertentangan itu kemudian
dimenangkan oleh ego kita. Ketidakstabilan fase ini ditegaskan lagi adanya
gerakan berdiri sebelum sujud. Ini menandakan betapa seringkali pertentangan
batin ini dimenangkan oleh ego.
6.
Gerakan sujud
Adalah gerakan yang menggambarkan bahwa
kini ego berada di bawah nurani. Adalah penggambaran fase kehidupan manusia
berada di fase pencerahan. Fase kedewasaan. Cerita hikayat tentang Syaidina Ali
bin Abi Thalib. Suatu hari beliau harus membelanjakan uang sebesar 6 dirham ke
pasar untuk membeli roti bagi anak-anak beliau. Namun ditengah jalan, beliau
bertemu dengan seorang fakir yang sungguh perlu dibantu. Jika beliau masih
berada di fase ruku’, tentu bisa dibayangkan apa yang akan dilakukan beliau.
Namun beliau memberikan semua uang itu kepada fakir tersebut dengan ikhlas.
“Semoga Allah memberikan balasan setimpal kepadamu.” Demikian doa dari sang
fakir tersebut. Saat beliau dalam perjalanan pulang, beliau bertemu dengan
seorang sahabat yang sedang berlebihan makanan. Dan beliau kemudian dibagi yang
jumlahnya lebih dari jumlah yang bisa dibeli dengan uang 6 dirham. Itulah
gambaran fase sujud dari seorang Ali bin Abi Thalib.
7.
Gerakan duduk
Adalah penggambaran dari kepasrahan.
Pasrah dan tawakal atas semua keputusan Allah akan dirinya. Betapa bahwa
manusia itu sudah dijamin semua kebutuhan hidupnya di dunia.
8.
Dan ucapan salam
ke kanan dan ke kiri
Adalah penggambaran betapa kita kelak akan
meninggalkan dunia dengan berpamitan kepada orang-orang terdekat kita. Baik
yang di kanan, maupun kiri. Dan memberikan doa, semoga engkau diberi
keselamatan. Selain itu ucapan salam ini merupakan simbol kembalinya dibuka
hubungan manusia dengan manusia yang telah ditutup dengan gerakan
takbiratulihram tadi terbukti setelah kita mengucapkan salam kita diperbolehkan
berkomunikasi kembali dengan sesama manusia. Ttetapi tidak menutup hubungan
manusia dengan Allah Swt sebab seluruh gerakan dalam sholat tadi setelah
diketahui filosofinya harus diwujudkan dalam kontek kehidupan sosial (Innaa
sholata tanha ‟anil fakhsyai wal munkari).
Dari pembahasan
diatas, penulis tarik benang merahnya. Maka tujuan sholat adalah:
- Supaya manusia menyembah, tunduk dan patuh hanya kepada Allah Swt saja. (Laa Ilaaha illa anaa fa‟budnii = Toha : 14)
- Supaya manusia senantiasa ingat kepada Allah Swt yang memberi hidup dan kehidupan. (Wa aqiimishsholata lidzikri = Toha : 14).
- Supaya manusia terhindar dari perbuatan keji dan munkar. (Innashsholata tanha anilfakhsya wal munkar = Al-ankabut : 15).
- Supaya agama dan kalimah- kalimah Allah tetap tegak dan hidup di muka bumi ini. (Ashsholatu ”Imaduddin = al- Hadits).
- Pembeda antara seorang Muslim dan seorang kafir (Alfarqu bainal muslimi wal kaafiri tarkushsholati = al-Hadits, Man taroqashsholata zihaaroon faqod kafaro = al-Hadits)
Oleh
karena itu, kita harus menjadikan sholat dan doa sebagai senjata. Ada sebuah
kepasrahan yang kurang bisa kita maknai pada sholat kita. Dalam ibadah kita.
Dan dalam keseharian kita. Terkadang sholat kita tidak berdasarkan kesadaran
dan kepasrahan kepada Allah Swt. akan tetapi terkadang seolah ada keterpaksaan
dalam melaksanakan sholat, bahkan yang lebih ironisnya seolah ada keterpaksaan
oleh situasi dan kondisi yang yang dianggap menekannya, contoh bila di rumah
seolah ada keterpaksaan dari orang tua nya (bisa kita rasakan sewaktu kita
kecil), bila di kantor seolah- olah ada keterpaksaan dari pimpinannya. Padahal
justru sholat merupakan kebutuhan pokok bagi kita dan kemestian bagi kita,
tidak lagi merupakan kewajiban yang terkadang dibayangi oleh keterpaksaan.
Pasrah pada keputusan-Nya. Dan percaya bahwa Ia tidak akan memberikan kejadian
yang hanya akan menyulitkan kita. Karena hanya Dia yang paling mengerti kita
sebagai pencipta kita. Dan hanya Dia yang sudah menyiapkan penyelesaian terbaik
untuk kita. Kita pun berpasrah diri pada-Mu. Hanya kepadamu kami mohon
pertolongan. Hanya kepadamu kami bermunajat. Dan hanya kepadamu kami minta
perlindungan.
Ya
Allah. Kami mengadu kepada-Mu. Kami bersujud di hadap-Mu. Dengan segala
kesalahan dan dosa kami. Kami mohon ampun kepadaMu
No comments:
Post a Comment