Salah satu yang paling menarik adalah melihat
bagaimana kisah ular besar yang mengganti kulitnya.
Hal paling menderita yang dilakukannya adalah membuat dirinya melewati
semak-semak berduri dan membiarkan durinya menusuk tubuhnya lantas menarik
lapisan kulit lamanya. Tak jarang, yang lepas bukan hanya kulitnya saja, tetapi
sebagian tubuhnya pun terluka penuh baret karena duri-duri tajam tersebut. Dan
hal ini berulang kali dilakukannya, hingga akhirnya kulitnya lepas sama sekali,
dari sinilah saya melihat bahwa ada pelajaran
kehidupan yang sebenarnya bisa kita petik.
Pertama-tama adalah soal
melepaskan kulit lama kita. Kadang-kadang kita terjebak dengan posisi, situasi
ataupun kebiasaan lama. Akibatnya, sangatlah sulit bagi kita untuk
melepaskannya serta keluar dari kondisi tersebut. Misalkan saja, ketika seorang
karyawan memutuskan untuk menjadi seorang pebisnis. Ataupun, katakanlah yang
lebih mudah yakni ketika seseorang yang lajang memutuskan ‘ganti kulit’ menjadi
berstatus menikah. Semuanya tidak gampang, dan dibutuhkan keberanian serta
pengorbanan untuk mengganti kulit itu. Karena itulah, mirip dengan kondisi
tersebut, maka ularpun ‘mencemplungkan’ dirinya agar proses pergantian kulit
itu terjadi. Dan disitulah proses rasa sakitnya dimulai. Seperti itu pula saat
kita memasuki sesuatu yang baru, fase baru, situasi baru ataupun kebiasaan
baru. Ada rasa tidak menyenangkan, rasa sakit, benturan dan gesekan, tetapi
semuanya dibutuhkan sebagai bagian dari proses pendewasaan kita menjadi yang
baru.
Janganlah
melihat halangan serta rintangan sebagai sesuatu yang membuat kita frustrasi.
Mirip seperti ular dalam contoh kita yang nekat melewati semak berduri itu,
seharusnya semangat itu menjadi bagian dari kehidupan kita. Masalahnya, di
ujung sebelah sana, setelah melewati semak berduri tersebut, si ular tahu bahwa
ia akan memiliki kulit yang baru. Dan betul juga kan dalam kehidupan kita?
Setelah melewati berbagai kesulitan bertubi-tubi dan tantangan, kitapun menjadi
manusia baru yang ototnya jauh lebih kuat.
Pembelajaran terpenting
kedua yang bisa dipetik dari ular adalah soal gerakannya. Bagaimana ular yang
tanpa kaki itu bergerak. Ular bergerak dengan dua proses penting, merilekskan
lantas mengkontraksikan (menegangkan) ototnya. Ternyata, gerakan inilah yang
memungkinkan ular bergerak maju.
Nah, saya rasa filofosi itu
pula yang perlu menjadi pembelajaran dalam kehidupan kita untuk maju! Rileks
melulu, terlalu santai, tidak membuat kita maju kemana-mana. Tetapi, teralalu
tegang dan stresspun tidak membuat kita bergerak. Demikianlah, gerakan ular ini
memberikan kita inpsirasi bahwa kemajuan hanya terjadi ketika kita sanggup
memadukan rileks dan stress kita.
No comments:
Post a Comment