Wednesday, December 28, 2016

Filosofi Api

Suatu hari ketika masih sekolah menengah di pulau seribu ekor kuda (menurut Chairil Anwar) alias pulau Sumba, guru bahasa latin memberikan nasihat bijak berupa pepatah yang masih segar dalam ingatan saya hingga saat ini; Non secum agit aeger, medicum qui heredem facit-Orang yang tidak meniup api dengan baik akan mengunyah tepung dimulutnya. Sebuah gambaran hidup dengan analogi tiup api. Api adalah energi yang mengubah bahan mentah menjadi masakan enak. Api itulah yang mengubah tepung menjadi roti. Dari api, segala sesuatu dapat terhidang di meja makan. Singkatnya, untuk menikmati masakan yang enak atau roti yang matang maka harus meniup api agar tetap menyala. Bisa dibayangkan bagaimana menghasilkan masakan tanpa api. Analogi ini kalau ditarik dalam konteks mahasiswa maka api anda adalah semangat untuk belajar, waktu untuk membaca, berdiskusi atau mengerjakan tugas. Karena dengan ini anda akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan dan kelak akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Atau dalam konteks pekerjaan apapun, anda harus menjaga api semangat untuk tetap menyala. Api ibarat bahan bakar yang menggerakan roda kehidupan kita untuk mencapai tujuan, cita-cita maupun kesuksesan kita. Don Gabor, seorang pakar komunikasi pernah berkata bahwa banyak hal-hal besar terjadi kalau anda melakukan hal-hal kecildengan benar. Gabor memberikan rumus untuk mencapai impian sebagai berikut; Komitmen +Perencanaan+Tindakkan+Kegigihan = Mencapai impian anda. Rumusan Gabor ini ibarat api yang membakar semangat kita untuk berjuang meraih impian kita. Marilah kita jaga api semangat kita untuk tetap menyala agar tidak menguyah tepung melainkan kesuksesan yang dapat kita raih.

No comments:

Post a Comment