Menerangi orang lain walau
dengan segala keterbatasannya, ya dia LENTERA. Lentera itu bukan seperti lampu
yang terang. Cahaya yang dimilikinya redup, bahkan remang tapi tetap mampu
untuk menerangi orang lain. Lentera itu tidak seperti lampu yang menyala terang
dengan hanya menekan tombol. Banyak proses yang harus dilaluinya untuk dapat
memberi cahaya pada orang lain. Banyak yang ia butuhkan, ia membutuhkan minyak,
sumbu, dan api tentunya, semua itu dibutuhkan lentera untuk dapat memberi
cahaya yang bahkan tidak begitu terang seperti lampu. Tapi itulah lentera, ia
tetap menyala walau redup. Ia tetap mampu untuk menerangi orang yang
membutuhkannya walau dengan segala keterbatasan.
Bagaimana jika kita membandingkannya
dengan lilin? Disaat keadaan memaksa untuk memilih. Lilin juga memiliki arti
yang luar biasa, artinya kita mampu bersikap seperti lilin. Barani bekorban
untuk orang lain, walau kita yang akan habis meleleh karna apinya.
Bersikap seperti lentera,
yang mampu menerangi orang lain lebih lama daripada sang lilin yang sudah
bekorban itu tidak mudah. Bisa jadi mudah, asalkan lentera itu selalu terisi
dengan minyaknya, dia akan selalu dapat menerangi dalam keterbatasan cahayanya
itu. Minyak yang ada dalam lentera itu ibarat motivasi dalam diri. Motivasi
atau keinginan dalam diri itulah yang akan menghidupkan cahaya pada diri
seseorang. Motivasi agar berguna untuk orang lain. Saat motivasi atau
keinginanmu hilang, maka cahaya pada dirimu akan padam. Jadi, selalu tanamkan
motivasi dalam dirimu. Selalu isi lentera dengan minyak, agar ia selalu
menyala.
Jika kamu belum mampu untuk
menerangi orang lain, maka terangi dirimu sendiri, supaya kamu tau mana jalan
yang benar untuk kamu lalui. Karena banyak pilihan jalan yang dapat menjebak
kita ditengah gemerlap dunia yang fana ini.
No comments:
Post a Comment