Saturday, December 31, 2016

Filosofi Lentera



Menerangi orang lain walau dengan segala keterbatasannya, ya dia LENTERA. Lentera itu bukan seperti lampu yang terang. Cahaya yang dimilikinya redup, bahkan remang tapi tetap mampu untuk menerangi orang lain. Lentera itu tidak seperti lampu yang menyala terang dengan hanya menekan tombol. Banyak proses yang harus dilaluinya untuk dapat memberi cahaya pada orang lain. Banyak yang ia butuhkan, ia membutuhkan minyak, sumbu, dan api tentunya, semua itu  dibutuhkan lentera untuk dapat memberi cahaya yang bahkan tidak begitu terang seperti lampu. Tapi itulah lentera, ia tetap menyala walau redup. Ia tetap mampu untuk menerangi orang yang membutuhkannya walau dengan segala keterbatasan.
Bagaimana jika kita membandingkannya dengan lilin? Disaat keadaan memaksa untuk memilih. Lilin juga memiliki arti yang luar biasa, artinya kita mampu bersikap seperti lilin. Barani bekorban untuk orang lain, walau kita yang akan habis meleleh karna apinya.
Bersikap seperti lentera, yang mampu menerangi orang lain lebih lama daripada sang lilin yang sudah bekorban itu tidak mudah. Bisa jadi mudah, asalkan lentera itu selalu terisi dengan minyaknya, dia akan selalu dapat menerangi dalam keterbatasan cahayanya itu. Minyak yang ada dalam lentera itu ibarat motivasi dalam diri. Motivasi atau keinginan dalam diri itulah yang akan menghidupkan cahaya pada diri seseorang. Motivasi agar berguna untuk orang lain. Saat motivasi atau keinginanmu hilang, maka cahaya pada dirimu akan padam. Jadi, selalu tanamkan motivasi dalam dirimu. Selalu isi lentera dengan minyak, agar ia selalu menyala.
Jika kamu belum mampu untuk menerangi orang lain, maka terangi dirimu sendiri, supaya kamu tau mana jalan yang benar untuk kamu lalui. Karena banyak pilihan jalan yang dapat menjebak kita ditengah gemerlap dunia yang fana ini.



No comments:

Post a Comment