Ada yang memandang filsafat sebagai
sumber segala kebenaran dan jawaban atas segala pertanyaan-pertanyaan. Akan
tetapi ada pula yang menganggap bahwa filsafat tidak lain dari pada “Obrolan
Belaka”,”Omong Kosong” yang sama sekali tak ada artinya bagi kehidupan
sehari-hari. Yang meragukan banyak orang ialah banyaknya pendapat-pendapat yang
dikemukakan oleh para ahli, pendapat-pendapat dan aliran – aliran yang sering
banyak bertentangan satu sama lain. Inilah sebabnya maka menurut pendapat kami
pengantar filsafat yang melulu melalui “Historis” itu biasanya menimbulkan
banyak salah paham dan mengecewakan. Dari uraian diatas jelaslah bahwa betapa
besar kepentingan filasafat bagi perwujudan dan pembangunan hidup kita dan
harus kita akui tentang terbatasnya kemampuan budi manusia dalam usahanya untuk
memecahkan soal-soal tentang “Ada”, tentang manusia dan dunia, tentang hidup
dan Tuhan.
Mempelajari
filsafat bisa membeningkan cara pandang, dimulai dengan pengakuan akan
kebebalan seperti dikemukakan Socrates “saya tahu bahwa saya tidak tahu
apa-apa”. Lewat kesadaran inilah kemudian kita berusaha untuk memahami
kata-kata, memahami kembali peristiwa-peristiwa dan kebiasaan-kebiasaan yang
sudah dianggap lazim. Pengakuan akan kebebalan secara otomatis akan menggiring
kita kepada kesadaran cinta pada kearifan.
Siapapun
yang dengan perhatian secara terbuka tanpa prasangka dalam melihat segala
sesuatu akan mengalami kemunculan rasa heran. Rasa heran menyebabkan orang
tersentak bangun dan mulai memeriksa kembali apa yang sebelumnya dianggap
biasa-biasa saja. Rasa heran itu kemudian melahirkan pertanyaan-pertanyaan yang
diikuti dengan usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul sehingga
mengetahui dan memahaminya.
Tetapi
apakah setelah mengetahui dan memahami maka rasa heran akan menjadi musnah.
Dalam kegiatan bertanya-tanya rasa heran terus memuncak-muncak. Setiap dapat
satu jawaban, jawaban itu menjadi objek rasa heran yang baru.Mempelajari
filsafat bisa mengeluarkan manusia dari rutinitas yang membosankan menuju
rutinitas yang mengasyikkan. Rutinitas adalah jebakan kebiasaan. Dengan
rutinitas manusia melewatkan segala kejadian dengan biasa-biasa saja. Namun
begitu kita mau berhenti sejenak untuk memperhatikan gejala-gejala benda-benda
dan diri orang lain, kita akan menemukan sesuatu yang aneh. Dan mulai mencari
jawaban atas keanehan tersebut.
Pendapat Filosof Tentang Kegunaan
dan Tujuan Filsafat
1. Plato. Beliau berpendapat bahwa “berpikir
dan memikirkan itu sebagai suatu nikmat yang luar biasa sehingga filsafat
diberi predikat sebagai keinginan yang maha berharga”.
2. Maurice
Marleau Ponty,
Beliau berpendapat bahwa “Jasa dari filsafat baru ialah terletak dalam sumber
penyelidikannya, sumber itu adalah eksistensi dan dengan sumber itu kita bisa
berpikir tentang manusia”.
3. Alfred
North Whitehead.
Beliau berpendapat bahwa “filsafat itu adalah keinsyafan dan pandangan jauh
kedepan dan suatu kesadaran akan hidup pendeknya, kesadaran akan kepentingan
yang memberi semangat seluruh usaha peradaban”.
4. Rene Descartes
mengemukakan “Cogito Ergo Sum”
(Karena berpikir maka saya ada). tokoh ini yang menyangsikan segala-galanya,
tetapi dalam serba sangsi itu ada satu hal yang pasti, ialah bahwa aku
bersangsi dan bersangsi berarti berpikir, karena berpikir maka aku ada. Itulah
landasan dari filsafatnya.berfilsafat berarti berpangkalan kepada sesuatu
kebenarang yang Fundamental atau pengalaman yang asasi.
5. Dr.Oemar A. Hoesin
mengatakan “filsafat itu memberikan kepuasan kepada keinginan menusia akan
pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran.
6. Prof. S. takdir Ali Sahbana.
Beliau mengatakan bahwa “ bagi manusia seorang berfilsafat itu berarti mengatur
hidupnya seinsyaf-insyafnya dan sesentral-sentralnya dengan perasaan
bertanggung jawab”. Bertanggung jawab kepada pokok, kepada dasar hidup yang sedalam-dalamnya
baik dinamakan Tuhan atau alam atau kebenaran. Bagi
suatu masyarakat atau bangsa filsafat itu tak kurang pentingnya sebab yang
menjadi intisari atau jiwa sesuatu kebudayaan pada suatu tempat dan masa itu
tidak lain daripada pikiran-pikiran ahli pikir bangsa itu pada tempat dan masa
itu.
7. Gabriel Marcell.
Beliau mengatakan bahwa “ Hakikat manusia itu terletak dalam hasratnya untuk
berkomunikasi untuk bersatu dengan person atau pribadi lain dengan percaya. Dan
itu hanya mungkin karena hasrat manusia untuk percaya kepada “Toi absolu”, kepada
dikau yang mutlak, ialah Tuhan sendiri”.
Kegunaan dan Tujuan Filsafat Secara
Praktis
Daya upaya manusia untuk memikirkan
seluruh kenyataan dengan sedalam-dalamnya itu tak dapat tiada pasti berpengaruh
atas kehidupannya. Hingga dengan sendirinya bagian filsafat yang teoritis akan
bermuara pada kehendak dan perbuatan yang praktis. Seseorang menginginkan
pengertian agar dapat berbuat menurut pengetahuan yang kita peroleh itu.
Perbedaan pendapat antara orang yang
berfilsafat dan orang yang tidak berfilsafat boleh dikatakan terletak dalam
sikap mereka terhadap hidup manusia. “ Hidup’’ disini meliputi segala sesuatu
yang dialami dan dirasakan manusia dalam dirinya sendiri sekaligus yang
dirasakan, dialami atau diderita pula oleh orang lain. Filsafat mengajarkan
kita hidup lebih sadar dan bijak, Memberikan pandangan tentang manusia dan
hidupnya yang menerobos sampai inti sarinya, Sehingga kita dengan lebih tegas
dapat melihat baik keunggulannya, kebesarannya maupun kelemahannya dan
keterbatasannya.dari pengetahuan ini dapatlah kita peroleh perhatian bagi sifat
kepribadian yang menyendirikan setiap orang. Dan hati kita terbuka buat
“Rahasia” yang menjelma dalam setiap perseorangan yang akhirnya berarti hati
kita tetbuka bagi sumber segala rahasia ialah Tuhan.
Seorang yang bijaksana akan memiliki
kemugkinan yang paling tepat dalam usahanya mencapai “Kesejahteraan hidup”
karena ia mempunyai wawasan yang tepat dan mendalam. Dia berusaha mengerti apa
artinya hidup dan dirinya dengan segala maslah yang muncul dan yang ia hadapi.
Disamping itu filsafat memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif
dan penelitian penalaran supaya kita dapat menyerasikan antara logika, rasa, rasio,
pengalaman dan agama didalam usaha manusia mencapai pemenuhan kebutuhannya
dalam usaha yang lebih lanjut yaitu “mencapai hidu yang sejahtera”.
Dalam hal ini manusia tidak dengan
begitu saja menceburkan diri kedalam salah satu perbuatan atau situasi, karena
ia selalu sadar, bahwa ia berbuat tentang suatu atau tidak berbuat tentang
suatu itu. Disini peranan filsafat ialah secara kritis menyerasikan kehidupan
manusia, sehingga tampak hidup manusia serta arah yang mendasarinya didalam usaha
mereka mencapai kesejahteraan hidup tadi.
Kegunaan dan Tujuan Filsafat Secara
Umum
1. Dengan berfilsafat kita lebih
menjadi manusia lebih mendidik dan membangun diri sendiri. Sifat yang khusus
bagi seorang filsuf ialah bahwa sesadar-sadarnya apa saja yang termasuk dalam
kehidupan manusia, Tetapi dalam pada itu juga mengatasi dunia itu, Sanggup
melepaskan diri, menjauhkan diri sebentar dari keramaian hidup dan
kepentingan-kepentingan subyektif untuk menjadikan hidupnya sendiri itu obyek
peyelidikannya. Dan justru kepentingan-kepentingan dan keinginan-keinginan
subyektif itu maka ia mencapai keobyektifan dan kebebasan hati, Yang perlu buat
pengetahuan dan penilaian yang obyektif dan benar tentang manusia dan dunia.
Dan sifat ini, sifat mengatasi kesubyektifan belaka, Sifat melepaskan
kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan sendiri,
2. Berusaha mempertahankan sikap yang
obyektif mengenai intisari dan sifat-sifat objek-objek itu sendiri. Bila
seseorang semakin pantas di sebut “berkepribadian”, semakin mendekati
kesempurnaan kemanusiaan, Semakin memiliki “kebijaksanaan”.
3. Mengajar dan melatih kita memandang
dengan luas dan menyembuhkan kita dari sifat Akuisme dan Aku sentrimisme. Ini
berhubungan erat pula dengan “Spesialisasi” dalam ilmu pengetahuan yang membatasi
lapangan penyelidikan orang sampai satu aspek tertentu dari pada keseluruhan
itu. Hal inilah dalam ilmu pengetahuan memang perlu akan tetapi sering membawa
kita kepada kepicikan dalam pandangan, Sehingga melupakan apa saja yang tidak
termasuk lapangan penyelidikan itu sendiri, Sifat ini sangat merugikan
perkembangan manusia sebagai keutuhan maka obatnya yang paling manjur ialah
“pelajaran filsafat”
4. Agar menjadi orang yang dapat
berpikir sendiri. Dengan latihan akal yang di berikan dalam filsafat kita harus
menjadi orang yang sungguh-sungguh “berdiri sendiri” atau mandiri terutama
dalam lapangan kerohanian, mempunyai pendapat sendiri. Jika perlu dapat
dipertahankan pula menyempurnakan ara kita berpikir, hingga dapat bersikap
kritis, melainkan mencari kebenaran dalam apa yang dikatakan orang baik dalam
buku-buku maupun dalam surat – surat kabar dan lain –lain.
Kesimpulan
Filsafat
dan mempelajari filsafat sangat penting untuk mengukur suatu kebenaran,dan
penghayatan akan kebenaran dalam kehidupan manusia. Cuma manusia yang bisa
berpikir dan bersama filsafat kemudian kita dihadapkan pada kedalaman akan arti
realitas, relitas kenyataan, realitas fungsi, Jika dikatakan bahwa filsafat
bagian eksistensial kesadaran manusia maka filsafat selalu diuji untuk menjawab
persoalan kehidupan manusia baik itu praktis kehidupan sehari-hari dan memberi
penjelasan praktis dan tentu saja akan mengarah pada hakikat sesuatu.
Dalam
pengkajian suatu pengetahuan akan dicari fungsi praktisnya, Pembahasan tentang
pengetahuan filsafat sangat luas dan memiliki bagian utama pembahasan,misal
tentang ontologi, epistemologi, Etika, Estetika, Filsafat juga masuk ke wilayah
yang lebih khusus misal filsafat manusia, filsafat politik, filsfat agama,
filsafat social, filsafat administrasi, filsafat teknologi. Segala yang
melatarbelakangi tindakan manusia tentu ada sistem pemikiran, logika pemikiran,
dan keyakinan akan pemikiran yang mendorong pada tindakan praktis, misal
melakukan ritus agama, ikut aktivitas politik, memilih pekerjaan, berbisnis,
memlih pasangan hidup. Dalam kehidupan praktis kita juga menemukan sesuatu yang
negatif misal perang, pembunuhan manusia, perusakan alam. Tentu semua memliki
system pemikiran. Tugas filsafat tentu memikirkan semua tindakan manusia,
fenomena alam, kemudian mendialogkan dengan akal sehat, merefleksikan pikiran
secara intensif dan ekstensif, Lalu apa ukuran dari kebenaran suatu tindakan?
Lalu apakah ada kearifan dalam tindakan itu? Misal juga kenapa orang beragama
dan mengapa orang bertindak atas nama doktrin agama? Apa fungsi Negara bagi
kesadaran manusia? Apa dampak negative teknologi pada kehidupan praktis
manusia? Kenapa indeks pembangunaan manusia suatu Negara status kualitas
rendah? Kenapa biaya rumah sakit mahal? Kenapa biaya pendidikan mahal? Kenapa
lembaga pedidikan seperti penjara? Semua pemkiran ilmu memiliki dasar
kegelisahan atau rumusan masalah yang tentu saja berasal dari realitas,
Pemikiran filsafat pun adalah analisa dan refleksi dari realitas hidup, karena
filsafat adalah bagian hidup manusia, Sehingga bicara fungsi filsafat sebagai
alat bantu memahami hidup praktis sungguh penting.
Referensi:
No comments:
Post a Comment