Sunday, October 23, 2016

Tujuan dan kegunaan filsafat


Ada yang memandang filsafat sebagai sumber segala kebenaran dan jawaban atas segala pertanyaan-pertanyaan. Akan tetapi ada pula yang menganggap bahwa filsafat tidak lain dari pada “Obrolan Belaka”,”Omong Kosong” yang sama sekali tak ada artinya bagi kehidupan sehari-hari. Yang meragukan banyak orang ialah banyaknya pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, pendapat-pendapat dan aliran – aliran yang sering banyak bertentangan satu sama lain. Inilah sebabnya maka menurut pendapat kami pengantar filsafat yang melulu melalui “Historis” itu biasanya menimbulkan banyak salah paham dan mengecewakan. Dari uraian diatas jelaslah bahwa betapa besar kepentingan filasafat bagi perwujudan dan pembangunan hidup kita dan harus kita akui tentang terbatasnya kemampuan budi manusia dalam usahanya untuk memecahkan soal-soal tentang “Ada”, tentang manusia dan dunia, tentang hidup dan Tuhan.
Mempelajari filsafat bisa membeningkan cara pandang, dimulai dengan pengakuan akan kebebalan seperti dikemukakan Socrates “saya tahu bahwa saya tidak tahu apa-apa”. Lewat kesadaran inilah kemudian kita berusaha untuk memahami kata-kata, memahami kembali peristiwa-peristiwa dan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dianggap lazim. Pengakuan akan kebebalan secara otomatis akan menggiring kita kepada kesadaran cinta pada kearifan.
Siapapun yang dengan perhatian secara terbuka tanpa prasangka dalam melihat segala sesuatu akan mengalami kemunculan rasa heran. Rasa heran menyebabkan orang tersentak bangun dan mulai memeriksa kembali apa yang sebelumnya dianggap biasa-biasa saja. Rasa heran itu kemudian melahirkan pertanyaan-pertanyaan yang diikuti dengan usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul sehingga mengetahui dan memahaminya.
Tetapi apakah setelah mengetahui dan memahami maka rasa heran akan menjadi musnah. Dalam kegiatan bertanya-tanya rasa heran terus memuncak-muncak. Setiap dapat satu jawaban, jawaban itu menjadi objek rasa heran yang baru.Mempelajari filsafat bisa mengeluarkan manusia dari rutinitas yang membosankan menuju rutinitas yang mengasyikkan. Rutinitas adalah jebakan kebiasaan. Dengan rutinitas manusia melewatkan segala kejadian dengan biasa-biasa saja. Namun begitu kita mau berhenti sejenak untuk memperhatikan gejala-gejala benda-benda dan diri orang lain, kita akan menemukan sesuatu yang aneh. Dan mulai mencari jawaban atas keanehan tersebut.

Pendapat Filosof Tentang Kegunaan dan Tujuan Filsafat
1.      Plato. Beliau berpendapat bahwa “berpikir dan memikirkan itu sebagai suatu nikmat yang luar biasa sehingga filsafat diberi predikat sebagai keinginan yang maha berharga”.
2.      Maurice Marleau Ponty, Beliau berpendapat bahwa “Jasa dari filsafat baru ialah terletak dalam sumber penyelidikannya, sumber itu adalah eksistensi dan dengan sumber itu kita bisa berpikir tentang manusia”.
3.      Alfred North Whitehead. Beliau berpendapat bahwa “filsafat itu adalah keinsyafan dan pandangan jauh kedepan dan suatu kesadaran akan hidup pendeknya, kesadaran akan kepentingan yang memberi semangat seluruh usaha peradaban”.
4.      Rene Descartes mengemukakan “Cogito Ergo Sum” (Karena berpikir maka saya ada). tokoh ini yang menyangsikan segala-galanya, tetapi dalam serba sangsi itu ada satu hal yang pasti, ialah bahwa aku bersangsi dan bersangsi berarti berpikir, karena berpikir maka aku ada. Itulah landasan dari filsafatnya.berfilsafat berarti berpangkalan kepada sesuatu kebenarang yang Fundamental atau pengalaman yang asasi.
5.      Dr.Oemar A. Hoesin mengatakan “filsafat itu memberikan kepuasan kepada keinginan menusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran.
6.      Prof. S. takdir Ali Sahbana. Beliau mengatakan bahwa “ bagi manusia seorang berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsyaf-insyafnya dan sesentral-sentralnya dengan perasaan bertanggung jawab”. Bertanggung jawab kepada pokok, kepada dasar hidup yang sedalam-dalamnya baik dinamakan Tuhan atau alam atau kebenaran. Bagi suatu masyarakat atau bangsa filsafat itu tak kurang pentingnya sebab yang menjadi intisari atau jiwa sesuatu kebudayaan pada suatu tempat dan masa itu tidak lain daripada pikiran-pikiran ahli pikir bangsa itu pada tempat dan masa itu.
7.      Gabriel Marcell. Beliau mengatakan bahwa “ Hakikat manusia itu terletak dalam hasratnya untuk berkomunikasi untuk bersatu dengan person atau pribadi lain dengan percaya. Dan itu hanya mungkin karena hasrat manusia untuk percaya kepada “Toi absolu”, kepada dikau yang mutlak, ialah Tuhan sendiri”.

Kegunaan dan Tujuan Filsafat Secara Praktis
Daya upaya manusia untuk memikirkan seluruh kenyataan dengan sedalam-dalamnya itu tak dapat tiada pasti berpengaruh atas kehidupannya. Hingga dengan sendirinya bagian filsafat yang teoritis akan bermuara pada kehendak dan perbuatan yang praktis. Seseorang menginginkan pengertian agar dapat berbuat menurut pengetahuan yang kita peroleh itu.
Perbedaan pendapat antara orang yang berfilsafat dan orang yang tidak berfilsafat boleh dikatakan terletak dalam sikap mereka terhadap hidup manusia. “ Hidup’’ disini meliputi segala sesuatu yang dialami dan dirasakan manusia dalam dirinya sendiri sekaligus yang dirasakan, dialami atau diderita pula oleh orang lain. Filsafat mengajarkan kita hidup lebih sadar dan bijak, Memberikan pandangan tentang manusia dan hidupnya yang menerobos sampai inti sarinya, Sehingga kita dengan lebih tegas dapat melihat baik keunggulannya, kebesarannya maupun kelemahannya dan keterbatasannya.dari pengetahuan ini dapatlah kita peroleh perhatian bagi sifat kepribadian yang menyendirikan setiap orang. Dan hati kita terbuka buat “Rahasia” yang menjelma dalam setiap perseorangan yang akhirnya berarti hati kita tetbuka bagi sumber segala rahasia ialah Tuhan.
Seorang yang bijaksana akan memiliki kemugkinan yang paling tepat dalam usahanya mencapai “Kesejahteraan hidup” karena ia mempunyai wawasan yang tepat dan mendalam. Dia berusaha mengerti apa artinya hidup dan dirinya dengan segala maslah yang muncul dan yang ia hadapi. Disamping itu filsafat memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran supaya kita dapat menyerasikan antara logika, rasa, rasio, pengalaman dan agama didalam usaha manusia mencapai pemenuhan kebutuhannya dalam usaha yang lebih lanjut yaitu “mencapai hidu yang sejahtera”.
Dalam hal ini manusia tidak dengan begitu saja menceburkan diri kedalam salah satu perbuatan atau situasi, karena ia selalu sadar, bahwa ia berbuat tentang suatu atau tidak berbuat tentang suatu itu. Disini peranan filsafat ialah secara kritis menyerasikan kehidupan manusia, sehingga tampak hidup manusia serta arah yang mendasarinya didalam usaha mereka mencapai kesejahteraan hidup tadi.

Kegunaan dan Tujuan Filsafat Secara Umum
1.      Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia lebih mendidik dan membangun diri sendiri. Sifat yang khusus bagi seorang filsuf ialah bahwa sesadar-sadarnya apa saja yang termasuk dalam kehidupan manusia, Tetapi dalam pada itu juga mengatasi dunia itu, Sanggup melepaskan diri, menjauhkan diri sebentar dari keramaian hidup dan kepentingan-kepentingan subyektif untuk menjadikan hidupnya sendiri itu obyek peyelidikannya. Dan justru kepentingan-kepentingan dan keinginan-keinginan subyektif itu maka ia mencapai keobyektifan dan kebebasan hati, Yang perlu buat pengetahuan dan penilaian yang obyektif dan benar tentang manusia dan dunia. Dan sifat ini, sifat mengatasi kesubyektifan belaka, Sifat melepaskan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan sendiri,
2.      Berusaha mempertahankan sikap yang obyektif mengenai intisari dan sifat-sifat objek-objek itu sendiri. Bila seseorang semakin pantas di sebut “berkepribadian”, semakin mendekati kesempurnaan kemanusiaan, Semakin memiliki “kebijaksanaan”.
3.      Mengajar dan melatih kita memandang dengan luas dan menyembuhkan kita dari sifat Akuisme dan Aku sentrimisme. Ini berhubungan erat pula dengan “Spesialisasi” dalam ilmu pengetahuan yang membatasi lapangan penyelidikan orang sampai satu aspek tertentu dari pada keseluruhan itu. Hal inilah dalam ilmu pengetahuan memang perlu akan tetapi sering membawa kita kepada kepicikan dalam pandangan, Sehingga melupakan apa saja yang tidak termasuk lapangan penyelidikan itu sendiri, Sifat ini sangat merugikan perkembangan manusia sebagai keutuhan maka obatnya yang paling manjur ialah “pelajaran filsafat”
4.      Agar menjadi orang yang dapat berpikir sendiri. Dengan latihan akal yang di berikan dalam filsafat kita harus menjadi orang yang sungguh-sungguh “berdiri sendiri” atau mandiri terutama dalam lapangan kerohanian, mempunyai pendapat sendiri. Jika perlu dapat dipertahankan pula menyempurnakan ara kita berpikir, hingga dapat bersikap kritis, melainkan mencari kebenaran dalam apa yang dikatakan orang baik dalam buku-buku maupun dalam surat – surat kabar dan lain –lain.


Kesimpulan
Filsafat dan mempelajari filsafat sangat penting untuk mengukur suatu kebenaran,dan penghayatan akan kebenaran dalam kehidupan manusia. Cuma manusia yang bisa berpikir dan bersama filsafat kemudian kita dihadapkan pada kedalaman akan arti realitas, relitas kenyataan, realitas fungsi, Jika dikatakan bahwa filsafat bagian eksistensial kesadaran manusia maka filsafat selalu diuji untuk menjawab persoalan kehidupan manusia baik itu praktis kehidupan sehari-hari dan memberi penjelasan praktis dan tentu saja akan mengarah pada hakikat sesuatu.
Dalam pengkajian suatu pengetahuan akan dicari fungsi praktisnya, Pembahasan tentang pengetahuan filsafat sangat luas dan memiliki bagian utama pembahasan,misal tentang ontologi, epistemologi, Etika, Estetika, Filsafat juga masuk ke wilayah yang lebih khusus misal filsafat manusia, filsafat politik, filsfat agama, filsafat social, filsafat administrasi, filsafat teknologi. Segala yang melatarbelakangi tindakan manusia tentu ada sistem pemikiran, logika pemikiran, dan keyakinan akan pemikiran yang mendorong pada tindakan praktis, misal melakukan ritus agama, ikut aktivitas politik, memilih pekerjaan, berbisnis, memlih pasangan hidup. Dalam kehidupan praktis kita juga menemukan sesuatu yang negatif misal perang, pembunuhan manusia, perusakan alam. Tentu semua memliki system pemikiran. Tugas filsafat tentu memikirkan semua tindakan manusia, fenomena alam, kemudian mendialogkan dengan akal sehat, merefleksikan pikiran secara intensif dan ekstensif, Lalu apa ukuran dari kebenaran suatu tindakan? Lalu apakah ada kearifan dalam tindakan itu? Misal juga kenapa orang beragama dan mengapa orang bertindak atas nama doktrin agama? Apa fungsi Negara bagi kesadaran manusia? Apa dampak negative teknologi pada kehidupan praktis manusia? Kenapa indeks pembangunaan manusia suatu Negara status kualitas rendah? Kenapa biaya rumah sakit mahal? Kenapa biaya pendidikan mahal? Kenapa lembaga pedidikan seperti penjara? Semua pemkiran ilmu memiliki dasar kegelisahan atau rumusan masalah yang tentu saja berasal dari realitas, Pemikiran filsafat pun adalah analisa dan refleksi dari realitas hidup, karena filsafat adalah bagian hidup manusia, Sehingga bicara fungsi filsafat sebagai alat bantu memahami hidup praktis sungguh penting.



Referensi:

No comments:

Post a Comment