Wednesday, May 17, 2017

Untukmu, Raksasaku.


                               Image result for shadow couple 
Sayang,
Tak ada yang berkata bahwa hubungan dua manusia bisa berjalan begitu mudahnya. Sebaliknya, ada dua isi kepala berbeda dan dua masa depan yang harus disatukan, dan proses ini bisa saja menyakitkan. Cinta memang membahagiakan, namun tak lantas mencegah perbedaan pendapat dan perselisihan.
Hubungan yang sudah berjalan lama akan memberi tantangan yang lebih besar lagi. Pasalnya, hubungan yang sudah sekian lama memang termasuk masa-masa rawan. Dalam “masa-masa rawan” ini, semua pasangan tak boleh sekali-kali lengah jika tak mau berhenti melangkah.
Begitu juga dengan kita. Aku di sini ingin berjuang agar hubungan kita bisa tetap memiliki masa depan. Semoga, kamu juga berpikiran sama.

Sayang,
Aku juga ingin kau percaya bahwa selalu ada alasan kenapa kita dipertemukan. Tentu ini bukanlah suatu kebetulan. Semesta memang sudah mengatur dengan rapi bagaimana kita bisa bertemu. Pertemuan singkat itu pun menorehkan guratan istimewa.
Ah, aku yakin kau juga mengalami degup jantung yang bertalu-talu tiap kali bersamaku. Aku bahkan mulai hafal pada titik-titik keringat di keningmu, tanda bahwa kau begitu salah tingkah di pertemuan kita yang selanjutnya. Yang kemudian berganti menjadi semburat merah jambu di pipi ketika kau melontarkan ajakan untuk menjalin hubungan denganku.
Aku berani bersumpah, jantungku sempat kehilangan beberapa ketuk iramanya. Sebaliknya, paru-paruku lega luar biasa. Walau campur aduk rasanya, aku tahu aku bahagia.
Jika hitam memiliki putih, hujan memiliki kemarau, untuk sepatu bayi dari kain ada kaos kaki putih berenda lembut. Aku selalu membayangkan manusia seperti mereka: yang satu diciptakan untuk yang lainnya.

Sayang,
Aku tahu, ini bukan saat-saat paling menyenangkan. Belakangan ini, kita berdua kerap terantuk kerikil yang tak berhenti datang menghujani. Tentu aku pun pernah bertanya satu-dua kali: masih harus dilanjutkankah cerita yang kita bangun selama ini?
Namun aku tak percaya pada kebetulan. Kita pernah direstui oleh Tuhan, dan itu cukup meyakinkanku untuk bertahan.
Walaupun saat kita bertengkar hebat, kita lupa bahwa kita adalah sepasang kekasih. Ego yang begitu pekat pernah menutup mata dan menyumbat telinga. Melarang kita untuk mendengar. Kita hanya bisa mengencangkan otot leher demi berteriak dan berlomba-lomba untuk bertingkah keras kepala demi mengutarakan pendapat. Namun, kita tak memiliki keinginan sedikitpun untuk membalikkan badan dan pergi demi mencari sosok pengganti. Aku sudah terlalu nyaman berada di dalam rengkuhmu, begitu juga kau yang tak beranjak melepaskan diri dariku. Tanpa disadari kita telah saling mengisi. Pertengkaran, harus diakui, merupakan salah satu senyawanya.
Coba tengok betapa bedanya aku dan kamu yang dulu dengan yang sekarang. Kita tentunya menjadi pribadi yang lebih matang dan dewasa berkat masalah yang selalu menyelinap masuk di dalam hubungan. Lain kali ketika masalah masih ada (dan bisa kupastikan dia pasti akan selalu ada) maukah kau tetap berjuang dan bertahan dalam hubungan?
Sungguh, aku lelah jika harus mengurai jalinan ini dan harus menambatkannya ke dermaga yang lainnya. Aku tak sanggup lagi jika harus mencari penggantimu dan memulai hubungan cinta yang baru. Sayang, sungguh kita tak boleh lelah berusaha. Kita tak boleh memilih menyerah, karena itu sungguh terlalu mudah.

Sayang,
Kau tak perlu mempertanyakan atau bahkan menimbang seberapa berat rasa cinta yang menggantung di rongga hatiku. Namamu sudah tergurat begitu rapi dan sempurna di sana, tak ada yang bisa menghapus maupun menggantikan, kau tak usah cemas akan itu.


Cilegon, 17 Mei 2017
Your “Hobbit”

Saturday, May 6, 2017

Surat Terbuka Untuk (Calon) Anakku di Masa Depan






Cilegon, 06 Mei 2017

Hai, nak…
Apa kabarmu di atas langit sana? mama harap kabarmu baik. 
Saat ini mama tengah di sibukkan dengan urusan pendidikan mama, nak. Mama akan berusaha menuntut pendidikan setinggi mungkin, karena mama tahu kamu berhak terlahir dari rahim wanita yang cerdas. 

Nak…
Kelak nanti mama memang bukan wanita terbaik di dunia, tapi mama akan berusaha menjadi Ibu terbaik untukmu.

Nak…
Di sini mama merindukanmu, namun mama juga tak ingin kau hadir terlalu cepat. Mama tak ingin kau hadir saat mama belum memiliki persiapan apapun untuk menyambutmu, karena mama ingin kau hadir kala mama dan calon papa-mu nanti telah siap menyambutmu. Mama ingin kau hadir dengan cara yang suci juga benar, saat mama dan papa-mu telah terikat tali suci pernikahan. 

Nak…
Saat ini mama tengah berusaha keras untuk menuntut pendidikan, menyelesaikan gelar sarjana tepat waktu. Dengan harap berbekal pendidikan yang mama miliki, mama dapat mengenalkan kamu pada dunia, karena mama ingin mengenalkanmu pada dunia, dunia yang akan jadi tempat bernaungmu untuk sementara.

Nak…
Kelak kau akan meminta sesuatu dari mama, dan mungkin mama tidak akan memenuhi semua pintamu. Tapi itu bukan karena mama tak sayang padamu, bukan karena mama tak ingin memenuhi pintamu, juga bukan karena mama tak sanggup memenuhi pintamu. Tapi karena mama ingin kau tahu bila tak semua yang kamu inginkan bisa kamu dapatkan, mama tidak ingin kau tumbuh menjadi anak egois. 

Nak…
Kelak kau akan menghadapi dunia yang lebih kejam dari masaku saat ini, karena zamanku dan zamanmu berbeda. Namun jangan takut nak, karena kamu punya kami, yakni mama dan papa-mu. Kami berjanji akan mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, kami akan berusaha membekali pengetahuanmu, dan kami akan berusaha yang sebaik mungkin untukmu.

Anakku sayang…
Mungkin keras dan kejamnya dunia tak akan dapat kamu hindari. Mama harap dengan bekal yang akan mama dan papa-mu persiapkan, kamu dapat menghadapi semua dengan baik dan dengan bijaksana.

Nak…
Saat ini mama dan mungkin calon papa-mu sedang berusaha mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, guna masa depan kita. Bersabarlah sayang, jika tiba waktunya nanti, mama dan papa pasti akan mengambilmu dari atas langit sana. Nanti kala kami telah memiliki persiapan yang matang, kala kami telah siap untuk terikat tali suci pernikahan. 

Nak…
Mama dan papa-mu memang mungkin bukan manusia terbaik di dunia. 
Tapi kami akan berusaha menjadi orang tua terbaik untukmu, kami akan usahakan segala yang terbaik untukmu. Semua itu karena kami menyayangimu, kami mencintaimu dan kami ingin selalu yang terbaik untukmu.


Salam Rindu,
Dariku Calon Ibumu.